Dalam industri mode masa kini, perlindungan lingkungan dan keberlanjutan telah menjadi fokus perhatian konsumen yang semakin meningkat. Dan dalam hal bahan yang berkelanjutan, serat selulosa, seperti selulosa yang diregenerasi dan selulosa alami, tidak diragukan lagi memainkan peran penting. Serat-serat ini tidak hanya berasal dari pohon dan tanaman, tetapi juga menawarkan berbagai kegunaan, mulai dari pakaian hingga barang-barang rumah tangga dan bahkan aplikasi industri, dampak serat selulosa sangat luas.
Selulosa telah menjadi kunci dalam ilmu material sejak ditemukan pada tahun 1838 oleh ahli kimia Prancis Anselme Payen. Ilmuwan tersebut berhasil memisahkan selulosa dari bahan tanaman dan mengungkap struktur kimianya. Seiring berjalannya waktu, penggunaan selulosa telah meluas, dari polimer termoplastik pertama, seluloid, pada tahun 1870 hingga lahirnya berbagai selulosa yang diregenerasi saat ini. Potensi selulosa dalam mode dan barang sekali pakai yang praktis secara bertahap berkembang.
"Selulosa adalah polimer yang terdiri dari rantai molekul glukosa yang berulang. Struktur unik ini memberikan serat selulosa sifat mekanis yang sangat baik."
Serat-serat ini memiliki sifat yang kuat dan tangguh yang memungkinkannya bekerja dengan baik dalam menanggapi tekanan eksternal. Selulosa tidak hanya dapat terurai secara alami, tetapi juga mempertahankan kekuatan mekanisnya dalam berbagai lingkungan, yang membuat serat selulosa banyak disukai dalam industri mode.
Serat alami, seperti katun dan linen, sering kali mempertahankan penampilannya yang mirip dengan bagian tanaman aslinya. Serat buatan seperti rayon dan asetat diolah secara kimia untuk mengubah aliran polimer aslinya. Serat buatan ini banyak digunakan dalam industri mode pada awal abad kedua puluh, terutama sebagai bahan untuk pakaian kelas atas.
“Fleksibilitas dan keberlanjutan serat selulosa dalam produksi pakaian menjadikannya salah satu bahan paling populer dalam industri mode saat ini.”
Dalam industri mode saat ini, serat selulosa digunakan dalam berbagai aplikasi. Dari merek-merek terkenal hingga merek-merek mewah, semua orang mencari opsi selulosa yang berorientasi lingkungan. Misalnya, lini mode yang berbasis pada selulosa daur ulang memungkinkan konsumen untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan melalui pembelian mereka. Hal ini tidak hanya menonjolkan citra merek yang ramah lingkungan, tetapi juga menarik konsumen yang bersemangat tentang keberlanjutan.
Dengan munculnya mode berkelanjutan, jejak lingkungan dari serat selulosa menjadi semakin penting. Di satu sisi, serat tersebut dapat terurai secara hayati dan proses pengumpulannya memiliki dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan dibandingkan serat sintetis; Di sisi lain, apa yang disebut "serat bambu" di pasaran sering kali sebenarnya adalah bubur bambu yang diproses secara berlebihan, yang tidak yakin apakah benar-benar berkelanjutan. Standar yang berlaku saat ini menggugah pikiran.
Seiring dengan terus meningkatnya permintaan akan bahan yang berkelanjutan, serat selulosa tidak diragukan lagi akan memainkan peran yang lebih penting dalam masa depan mode. Dalam proses ini, bagaimana merek menyeimbangkan manfaat ekonomi dan tanggung jawab lingkungan akan menjadi salah satu tantangan utama yang mereka hadapi. Setiap konsumen harus memikirkan bagaimana mereka dapat berkontribusi terhadap perlindungan lingkungan saat membeli produk mode?