Dalam bidang ilmu material, memahami sifat elektronik material sangat penting untuk memajukan teknologi. Seiring dengan peningkatan daya komputasi, teori fungsi kerapatan (DFT) semakin menjadi alat penting untuk memprediksi perilaku zat padat dan molekul. Aproksimasi kerapatan lokal (LDA), yang diusulkan oleh Walter Kohn dan Lu Jeu Sham pada tahun 1965, menyederhanakan ekspresi fungsi energi korelasi-pertukaran dengan memperlakukan kerapatan elektron sebagai satu-satunya variabel. Inovasi ini tidak hanya memengaruhi penelitian fisika teoretis, tetapi juga berdampak besar pada penerapan teknologi selanjutnya.
Munculnya LDA memungkinkan para ilmuwan untuk memprediksi struktur elektronik material menggunakan metode yang relatif sederhana, yang sebelumnya tidak dapat dicapai dengan mudah.
Banyak perkiraan lokal didasarkan pada model gas elektron homogen (HEG), yang merupakan terobosan dan menyediakan dasar teoritis untuk memahami perilaku elektron dalam sistem nyata seperti molekul dan padatan. Penerapan LDA memungkinkan penghitungan level Fermi dan struktur pita material, dan telah digunakan secara luas dalam studi material semikonduktor, termasuk oksida semikonduktor dan spintronik.
"LDA menyediakan dukungan teoritis penting untuk membahas konduktivitas yang disebabkan oleh pengotor dan magnetisme yang dimediasi spin dalam semikonduktor."
Perhitungan menunjukkan bahwa meskipun LDA efektif dalam memprediksi perilaku sebagian besar material, ia cenderung meremehkan nilai celah pita, yang dapat menyebabkan prediksi konduktivitas atau magnetisme yang salah. Sejak 1998, penerapan teorema Rayleigh telah meningkatkan akurasi perhitungan LDA, yang memungkinkan para ilmuwan memperoleh celah pita material yang lebih akurat.
Meskipun demikian, LDA dan aproksimasi gradien umum (GGA) yang diturunkannya gagal menjelaskan perilaku material secara menyeluruh dalam beberapa kasus, terutama dalam kasus variasi ekstrem dalam kerapatan elektron. Oleh karena itu, para ilmuwan masih perlu terus melakukan penelitian dan inovasi karena mereka berusaha untuk membangun fungsi korelasi-pertukaran yang lebih lengkap dan dapat diterapkan secara luas.
Selain menjelaskan teori dasar tentang struktur elektronik material, pengembangan LDA juga meletakkan dasar bagi kemajuan komputasi kuantum dan teknologi canggih lainnya. Seiring para ilmuwan lebih jauh mengeksplorasi aplikasi LDA, studi-studi ini secara bertahap beralih ke dunia industri, terutama dalam aplikasi praktis seperti katalis, teknologi baterai, dan pengembangan material baru.
“LDA tidak hanya mengubah pemahaman komunitas akademis tentang perilaku material, tetapi juga mendorong terwujudnya material baru di masa mendatang.”
Namun, tidak peduli seberapa cepat LDA berkembang, masih banyak tantangan. Dengan pesatnya perkembangan ilmu material, permintaan akan model yang lebih akurat terus meningkat. Upaya penelitian saat ini tidak hanya untuk menguasai penerapan LDA, tetapi juga untuk mengembangkan teori dan metode baru guna mengatasi keterbatasan model yang ada. Oleh karena itu, berbagai tantangan baru dalam ilmu material di masa mendatang akan menguji kebijaksanaan dan kemampuan inovasi para ilmuwan.
Ketika kita berpikir mendalam tentang teori dan aplikasi praktis di balik LDA, ada pertanyaan yang patut direnungkan: Bagaimana ilmu material masa depan akan menanggapi tantangan ilmiah dan teknologi global melalui evolusi teori-teori ini?