Jamur tinta berbulu (Coprinus comatus), juga dikenal sebagai jamur pengacara atau jamur berbulu, adalah jamur umum yang ditemukan di halaman rumput, jalan berkerikil, dan area terlantar. Buah muda jamur ini awalnya berbentuk silinder putih, sebelum tutupnya yang berbentuk lonceng mengembang. Tutup ini berwarna putih dan tertutup sisik, dari situlah nama umumnya berasal.
"Jamur ini berubah menjadi hitam dan larut sendiri dalam beberapa jam setelah dipetik, yang merupakan sifat uniknya."
Di bawah tutupnya, insang berubah dari putih menjadi merah muda, lalu berubah menjadi hitam dan dengan cepat meleleh menjadi cairan hitam berisi spora, dari situlah jamur ini mendapatkan namanya "jamur tinta." Jamur ini menjadi jamur lezat yang dapat dimakan saat muda, asalkan dimakan segera setelah dipetik, karena jamur ini akan cepat rusak karena pencernaannya sendiri. Jika perlu disimpan dalam waktu lama, jamur dapat dipanaskan dalam microwave, ditumis, atau direbus hingga lunak untuk memperpanjang masa simpan. Menempatkan jamur dalam air es juga menunda laju pembusukannya, sehingga Anda memiliki lebih banyak waktu untuk memasukkannya ke dalam makanan.
Jamur tinta berbulu pertama kali dideskripsikan sebagai Agaricus comatus oleh naturalis Denmark Otto Friedrich Müller pada tahun 1780, sebelum diubah namanya menjadi nama saat ini oleh Christian Hendrik Persson pada tahun 1797. Nama ilmiahnya. Nama spesifiknya berasal dari bahasa Latin "coma" yang berarti "rambut", jadi comatus berarti "berbulu" atau "bulu". Jamur ini merupakan spesies khas dari genus Coprinus.
"Tutup tinta berbulu memiliki bentuk yang unik, hampir silindris, dengan tutup asli menutupi hampir seluruh batang."
Mudah dikenali dari tutup tinta berbulunya, bagian atas tutupnya berbentuk silindris dan awalnya menutupi hampir seluruh batang. Lebar tutupnya berkisar antara 4 hingga 8 sentimeter, dan tingginya berkisar antara 6 hingga 20 sentimeter. Tutupnya sebagian besar berwarna putih, ditutupi sisik seperti kumis, dan berwarna cokelat muda di bagian atas. Insang yang bebas dengan cepat berubah dari putih menjadi merah muda dan kemudian menjadi hitam. Rimpang jamur ini berwarna lebih putih dan lebih mudah dikenali dari ketebalannya, biasanya tingginya 6 hingga 40 sentimeter dan lebarnya 1 hingga 2,5 sentimeter. Dagingnya berwarna putih dan memiliki rasa yang ringan.
Jamur tinta berbulu terkadang menyerupai jamur beracun tertentu, seperti jamur murai. Di Amerika Serikat, jamur 'muntah' biasa (Chlorophyllum molybdites) bertanggung jawab atas banyak kasus keracunan karena kemiripannya dengan jamur surai berbulu dan jamur lain yang dapat dimakan. Selain itu, Coprinopsis atramentaria (jamur tinta biasa) serupa tetapi dapat menyebabkan keracunan setelah dikonsumsi, terutama jika dikonsumsi dengan alkohol.
Kelompok jamur tinta berbulu tumbuh di tempat-tempat yang tidak terduga, seperti lapangan terbuka kota. Jamur ini tersebar luas di padang rumput dan padang rumput di Eropa dan Amerika Utara, biasanya muncul dari bulan Juni hingga November. Spesies ini tampaknya telah diperkenalkan ke Australia, Selandia Baru, dan Islandia. Di Australia, jamur ini cukup umum hingga ditampilkan pada prangko tahun 1981. Jamur ini merupakan jamur penangkap serangga yang menangkap dan mencerna beberapa spesies nematoda.
Jamur tinta berbulu muda merupakan jamur yang dapat dimakan sebelum insangnya mulai menghitam, tetapi harus dimasak sesegera mungkin setelah dipetik karena bagian yang hitam akan cepat menjadi pahit. Jamur ini memiliki rasa yang lembut dan mengeluarkan banyak cairan saat dimasak, sehingga dapat dipadukan dengan bahan lain, seperti menggunakannya dalam sup jamur atau dituang di atas nasi berbumbu Italia. Berhati-hatilah saat mengonsumsinya agar tidak tertukar dengan spesies yang dapat menyebabkan keracunan.
"Setelah dimakan, jamur tinta berbulu memberikan pengalaman rasa yang luar biasa, tetapi bagaimana cara menikmati jamur misterius ini dengan aman merupakan tantangan yang lebih besar?"