Credit default swap (CDS) adalah kontrak derivatif keuangan di mana penjual akan mengganti rugi pembeli jika terjadi wanprestasi peminjam atau peristiwa kredit lainnya. Ini berarti bahwa penjual CDS menyediakan pengaturan asuransi kepada pembeli terhadap aset atau instrumen keuangan tertentu. Bagi raksasa keuangan, CDS bukan hanya alat manajemen risiko, tetapi juga alat strategis untuk investasi pasar dan penghindaran risiko.
Menurut beberapa laporan, hingga Juni 2018, masih ada nilai nominal CDS sebesar $8 triliun di pasar.
Sejak awal 1990-an, CDS telah dengan cepat memperoleh aplikasi yang luas di pasar keuangan karena fleksibilitas dan kemampuan lindung nilai. Selama ledakan keuangan tahun 2000-an, penggunaan CDS mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jumlahnya turun dari US$62,2 triliun pada akhir tahun 2007 menjadi US$26,3 triliun pada tahun 2010, dan kemudian tetap pada US$25,5 triliun, yang menunjukkan penyesuaian pasar setelah krisis keuangan.
Sifat kontrak CDS yang terdesentralisasi menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar tentang transparansi dan risiko sistemik di pasar keuangan.
Kontrak CDS melibatkan dua pihak utama: pembeli dan penjual. Pembeli membayar premi berkala, dan penjual membayar pembayaran kompensasi yang disepakati jika terjadi wanprestasi oleh entitas acuan (biasanya perusahaan atau pemerintah). Perlu dicatat bahwa pembeli CDS tidak perlu benar-benar memegang aset dasar, yang telah menyebabkan munculnya "naked CDS". Kontrak semacam itu mencakup 80% hingga 90% pasar.
Di pasar CDS, "naked CDS" dikritik karena dianggap seperti mengasuransikan aset orang lain dan dapat menyebabkan ketidakstabilan pasar, mirip dengan membeli asuransi kebakaran untuk rumah tetangga.
Penggunaan CDS cukup fleksibel, termasuk untuk melindungi risiko, mencapai arbitrase, dan spekulasi. Dalam hal melindungi risiko, investor dapat menggunakan CDS untuk mentransfer risiko, sementara dalam hal arbitrase, mereka dapat memperoleh laba dengan berdagang di berbagai pasar. Pada saat yang sama, CDS juga memberi investor kesempatan untuk berspekulasi tanpa benar-benar memegang instrumen utang.
Seiring berkembangnya pasar, persyaratan untuk transparansi di pasar CDS terus meningkat. Beberapa regulator keuangan telah mulai memerlukan data transaksi yang lebih terperinci, tetapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Antusiasme para raksasa keuangan terhadap CDS dapat menandai perubahan mendasar dalam struktur pasar di masa mendatang - pergeseran dari sifat tertutup di masa lalu ke transparansi dan pengawasan pasar yang lebih besar.
Ukuran dan kompleksitas pasar keuangan menjadikan CDS sebagai barometer kesehatan pasar dan alat penting bagi investor dan regulator untuk memantau risiko kredit.
Dengan kemajuan teknologi dan perubahan dalam lingkungan keuangan, bagaimana perkembangan CDS di masa mendatang akan memengaruhi pasar modal global dan konsep manajemen risiko?