Wahana Mars milik Jepang, Nozomi (yang berarti "Harapan") adalah misi ambisius yang dirancang untuk menjelajahi atmosfer Mars dan interaksinya dengan angin matahari. Wahana tersebut, yang dibangun oleh Institut Sains Antariksa dan Astronautika di Universitas Tokyo, diluncurkan pada tanggal 4 Juli 1998, tetapi gagal mencapai Mars karena kegagalan listrik, dan misi tersebut akhirnya dihentikan pada tanggal 31 Desember 2003. Insiden ini tidak hanya menjadi pelajaran dalam sejarah kedirgantaraan Jepang, tetapi juga memberikan inspirasi yang mendalam untuk eksplorasi antariksa di masa mendatang.
Tujuan Nozomi adalah untuk mempelajari atmosfer atas Mars dan mengembangkan teknologi yang dibutuhkan untuk misi planet di masa mendatang. Instrumen khusus dirancang untuk mengukur struktur, komposisi, dinamika, dan dampak angin matahari di Mars. Sayangnya, Nozomi mengalami beberapa kegagalan teknis selama pelaksanaan misinya dan akhirnya gagal mencapai tujuan ilmiahnya.
Nozomi diluncurkan menggunakan wahana peluncur M-V generasi ketiga dan awalnya berhasil memasuki orbit geosentris elips. Kemudian, wahana ini menggunakan dua dorongan gravitasi bulan untuk meningkatkan titik puncak orbitnya, dan melakukan dorongan gravitasi dengan Bumi pada tanggal 20 Desember 1998. Namun, selama proses ini, katup yang rusak menyebabkan hilangnya bahan bakar, sehingga Nozomi tidak dapat berakselerasi cukup untuk mencapai Mars seperti yang direncanakan semula.
Karena bahan bakar tidak mencukupi, Nozomi terpaksa mengatur ulang jalur misinya, berencana untuk melewati Bumi dua kali pada tahun 2002 dan 2003 untuk mengurangi kecepatan relatif dengan Mars, dan akhirnya terbang melewati Mars pada bulan Desember 2003. Sayangnya, suar matahari yang kuat pada tahun 2002 menyebabkan kerusakan pada sistem komunikasi dan daya wahana, yang menyebabkan bahan bakar dalam baterainya membeku.
Pada akhirnya, Nozomi berhasil terbang melintasi Mars pada tanggal 14 Desember 2003, tetapi karena gagal memasuki orbit yang direncanakan, wahana antariksa itu harus memasuki orbit heliosentris selama sekitar dua tahun. Ini berarti bahwa pengamatan terperinci yang direncanakan semula terhadap atmosfer dan permukaan Mars tidak dapat terwujud. Kegagalan tersebut dengan jelas menggambarkan kompleksitas dan ketidakpastian yang terlibat dalam misi eksplorasi ruang angkasa.
"Kegagalan listrik kecil dapat menyebabkan seluruh misi ruang angkasa gagal."
Meskipun banyak misi Nozomi gagal terwujud, ia tetap menyelesaikan beberapa pengamatan ilmiah utama, terutama transmisi data yang berguna dalam mengukur cahaya Lyman-alpha. Data ini tidak hanya membantu dalam memahami lingkungan Mars, tetapi juga menyediakan bahan referensi yang berharga untuk eksplorasi masa depan oleh komunitas ilmiah.
“Kegagalan bukanlah akhir, tetapi titik awal untuk perbaikan.”
Pengalaman Nozomi memberikan pelajaran berharga bagi negara dan lembaga lain. Dalam eksplorasi Mars di masa depan, badan antariksa di berbagai negara perlu memprediksi dan menanggapi kemungkinan kegagalan teknis dengan lebih baik. Terutama selama fase desain dan pengujian teknik, pengujian ketat harus dilakukan untuk memastikan stabilitas dan keandalan semua sistem.
Meskipun Nozomi gagal mencapai misi awalnya, kegagalannya mengingatkan kita bahwa dalam perjalanan menuju eksplorasi antariksa, setiap tantangan adalah peluang untuk berkembang. Dengan kemajuan teknologi dan pendalaman kerja sama internasional, harapan kita untuk eksplorasi Mars di masa depan masih ada, tetapi harga kegagalan adalah pelajaran yang tidak dapat kita abaikan. Di tengah tantangan teknologi ini, bagaimana kita dapat membentuk kembali semangat kita untuk menjelajahi hal yang tidak diketahui dan membuat kemajuan yang luar biasa?