Tokek adalah reptil yang menarik yang dikenal karena kemampuan memanjatnya yang unik. Makhluk ini mampu berjalan di hampir semua permukaan, termasuk jendela dan dinding, yang memberi mereka keuntungan saat berburu makanan dan melarikan diri dari predator. Jadi, bagaimana mereka mencapai kemampuan luar biasa ini?
Tokek termasuk dalam famili Gekkonidae dan sebagian besar ditemukan di daerah beriklim sedang dan tropis. Ada lebih dari seribu spesies tokek di seluruh dunia, dan makhluk ini hadir dalam berbagai bentuk, warna, dan pola. Sebagai hewan omnivora, tokek memiliki berbagai macam sumber makanan, terutama serangga dan cacing. Sebagian besar spesies tokek, seperti tokek ekor mahkota (Correlophus ciliatus) yang terkenal, adalah pemanjat yang baik dan dapat bergerak bebas di dinding dan berbagai permukaan lainnya.
Struktur telapak kaki tokek itu rumit dan tidak hanya bergantung pada luas permukaan. Kakinya ditutupi oleh rambut mikroskopis, atau seta, yang meningkatkan gaya Van der Waals antara kaki dan permukaan tempat mereka merangkak. Bulu-bulu ini terbuat dari beta-keratin dan menonjol dari epidermis, mirip dengan struktur dasar kulit dan kuku manusia.
Permukaan bawah kaki tokek ditutupi oleh jutaan struktur seperti rambut yang disebut seta. Setiap bulu panjangnya sekitar 5 mm dan lebih tipis dari rambut manusia. Setiap bulu juga dihiasi dengan ribuan struktur kecil yang disebut spatula yang bersentuhan dengan permukaan material menggunakan gaya van der Waals. Lebih banyak pisau berarti lebih banyak area kontak, dan ujung pisau yang tajam dapat melentur saat gaya diterapkan, meningkatkan kontak dengan permukaan.
Oleh karena itu, semakin banyak kontak dengan permukaan menciptakan gaya van der Waals yang lebih besar, yang dapat menopang seluruh berat tokek.
Untuk mengukur gaya van der Waals, interaksi dua bidang dapat diperkirakan menggunakan rumus berikut: F = -A_H / (12πD^3)
, di mana F adalah gaya interaksi, AH adalah konstanta Hamaker, dan D adalah jarak antara dua permukaan. Setiap kaki tokek memiliki sekitar 14.000 bulu, masing-masing dengan sekitar 1.000 lanset kecil, yang membuatnya sangat efektif dalam mengoreksi kekasaran permukaan.
Adhesi juga dipengaruhi oleh kekasaran permukaan, zat-zat yang diserap pada permukaan (seperti partikel atau uap air), area kontak antara kaki tokek dan permukaan, dan ketergantungan modulus elastisitas material terhadap kedalaman.
Interaksi antara tokek dan dinding dapat dianalisis dengan menganggap pisau sebagai silinder panjang. Interaksi ini dapat dijelaskan dengan rumus berikut: W = -∭ (semua ruang) (πC_ABρ_Bρ_A / 6(D')^6) dV
. Di mana D' adalah jarak antara permukaan material dan volume infinitesimal material A, dan ρA dan ρB adalah kerapatan molekul material. Model-model semacam itu membantu kita lebih memahami mekanisme yang digunakan tokek untuk berjalan di berbagai permukaan.
Tokek dapat berjalan bebas di berbagai dinding. Di balik kemampuan ini terdapat struktur biologis dan sifat fisiknya yang unik. Struktur kaki mereka yang kompleks dan efek gaya van der Waals memungkinkan mereka bergerak fleksibel di dinding, yang tidak diragukan lagi merupakan rancangan alam yang luar biasa. Kemampuan beradaptasi yang unik ini membuat kita berpikir: Jika kita dapat meniru kemampuan tokek ini, apa dampaknya terhadap pengembangan robotika atau material buatan?