Glasiasi Huron tidak diragukan lagi merupakan masa yang menarik dalam kisah panjang sejarah Bumi. Periode ini terjadi antara sekitar 2,5 dan 2,2 miliar tahun yang lalu dan menandai munculnya setidaknya tiga zaman es, dan endapan gletser ini memberi kita banyak informasi geologi. Melalui studi lapisan batuan ini, para ilmuwan tidak hanya mengungkap perubahan iklim di Bumi purba, tetapi juga menunjukkan titik balik utama dalam evolusi biologis.
Penemuan endapan gletser Huron dimulai pada tahun 1907, ketika ahli geologi Arthur Philemon Coleman pertama kali menganalisis formasi geologi di dekat Danau Huron di Ontario dan menyimpulkan "Zaman Es Huron Bawah." Anggota (glasial) bawah Formasi Gowganda yang dinamai menurut namanya disebut Anggota Coleman. Studi batuan ini menjadikannya contoh klasik dari periode glasial Paleoproterozoikum.
Salah satu karakteristik utama periode glasial Huronian adalah formasi batuan tebal yang dikenal sebagai diamictite, yang berasal dari glasial. Pembentukan endapan ini terjadi kira-kira di dalam cekungan retakan yang akhirnya memasuki pengaturan batas pasif yang didominasi oleh lautan. Formasi Gowganda mengandung "endapan glasial yang paling luas dan meyakinkan" pada periode tersebut, menurut penelitian tersebut. Bukti ini bahkan telah ditemukan pada endapan dengan usia yang sama di seluruh dunia, seperti Cekungan Griquatown di Afrika Selatan, serta di Australia dan India.
"Ketebalan endapan glasial Huronian sebanding dengan analog Kuarter."
Glasiasi Huronian terkait erat dengan Peristiwa Oksigenasi Besar, suatu periode di mana kadar oksigen atmosfer meningkat secara signifikan, yang secara signifikan mengurangi konsentrasi metana. Saat oksigen bereaksi dengan metana untuk membentuk karbon dioksida dan air, efek rumah kaca melemah, menyebabkan permukaan Bumi mendingin dan terbentuknya gletser.
Sebelum glasiasi Huronian, sebagian besar kehidupan di Bumi bersifat anaerobik, bergantung pada kemosintesis dan fotosintesis anoksigenik berbasis rodopsin. Namun, saat cyanobacteria mengembangkan bentuk fotosintesis oksigenik, akumulasi oksigen pernah melampaui kapasitas penyerapan lingkungan reduksi di permukaan Bumi, yang menyebabkan perubahan mendasar dalam kimia atmosfer.
"Perubahan iklim ini berdampak buruk pada organisme anaerobik awal, yang diikuti oleh perkembangbiakan besar-besaran organisme aerobik yang menghirup oksigen."
Setelah perubahan besar ini, organisme aerobik dengan cepat mengisi relung ekologi yang ditinggalkan oleh organisme anaerobik, dan beberapa mikroorganisme anaerobik bahkan mengembangkan hubungan simbiosis dengan organisme aerobik. Interaksi simbiosis ini menghasilkan struktur biologis yang lebih kompleks, yang akhirnya mengarah pada evolusi eukariota.
Studi tentang gletser Huronian tidak hanya mengungkap perubahan pada lingkungan dan iklim awal Bumi, tetapi yang lebih penting, studi ini memungkinkan kita untuk merenungkan dampak potensial dari perubahan iklim global saat ini. Karena ekosistem saat ini terus berubah, kita punya alasan untuk bertanya-tanya: Peringatan dan inspirasi apa yang diberikan sejarah kepada kita dalam krisis iklim saat ini?