Saat melakukan analisis meta-regresi, peneliti menghadapi keputusan penting untuk memilih model efek tetap atau model efek acak. Keputusan ini memiliki implikasi mendalam bagi interpretasi hasil analisis dan keandalan studi. Analisis meta-regresi adalah metode statistik yang menggabungkan temuan beberapa studi untuk menganalisis kemungkinan perbedaan antara studi dan faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan ini.
Tujuan meta-regresi bukan hanya untuk merekonsiliasi studi yang saling bertentangan tetapi juga untuk memberikan dukungan bagi studi yang konsisten.
Meta-regresi dapat disajikan dalam berbagai bentuk, tergantung pada karakteristik data yang tersedia, termasuk data partisipan individu atau data agregat. Data agregat mengacu pada statistik ringkasan seperti rata-rata sampel, ukuran efek, atau rasio peluang, sedangkan data partisipan individu adalah pengamatan mentah tanpa reduksi apa pun. Dalam penelitian, pilihan bentuk data yang berbeda tidak hanya memengaruhi keakuratan hasil, tetapi juga memengaruhi kebutuhan sumber daya dan potensi pertimbangan sosial dan etika.
Dalam uji coba terkontrol acak (RCT), penelitian sering kali mencakup beberapa kelompok perlakuan; meta-analisis dalam pengaturan ini disebut meta-analisis jaringan dan lebih mampu membandingkan efek dari beberapa perlakuan. Namun, ketika memilih model analitis, peneliti harus mempertimbangkan heterogenitas penelitian, yaitu, apakah ada perbedaan nyata antara penelitian atau apakah perbedaan tersebut hanya disebabkan oleh kesalahan pengambilan sampel.
Meta-regresi efek tetap mengasumsikan bahwa tidak ada perbedaan substansial antara penelitian yang dianalisis dan bahwa hanya kesalahan acak yang terjadi. Ini berarti bahwa estimasi parameter sama untuk semua penelitian. Sebaliknya, meta-regresi efek acak memperhitungkan heterogenitas antara penelitian dalam analisis dan membuat penyesuaian yang sesuai berdasarkan efek dari berbagai penelitian. Dalam kebanyakan kasus, model efek campuran dianggap sebagai opsi yang paling fleksibel.
Model efek campuran dapat memperhitungkan variabilitas dalam dan antar-studi dan karenanya lebih cocok untuk analisis berbagai situasi.
Saat memilih model, peneliti harus mempertimbangkan kebutuhan untuk menguji heterogenitas. Saat ini, pengujian heterogenitas sudah menjadi praktik umum, tetapi hasilnya tidak selalu menunjukkan perbedaan secara jelas antara semua studi. Beberapa peneliti merekomendasikan penggunaan meta-regresi efek campuran dalam semua kasus karena memberikan estimasi efek yang lebih realistis.
Meta-regresi adalah metode statistik yang sangat ketat untuk evaluasi sistematis dan digunakan secara luas di banyak bidang, termasuk ekonomi, bisnis, energi, dan kebijakan air. Misalnya, analisis meta-regresi telah menunjukkan nilainya dalam studi elastisitas harga dan pendapatan berbagai komoditas dan pajak. Selain itu, metode ini telah digunakan untuk menilai limpahan produktivitas di antara perusahaan multinasional dan untuk menghitung nilai umur statistik.
Seiring dengan semakin banyaknya penelitian yang melakukan analisis efektivitas biaya terhadap kebijakan atau program, meta-regresi menjadi alat yang semakin penting untuk mengevaluasi bukti yang tersedia.
Selain itu, meta-regresi juga telah diterapkan pada analisis kebijakan air untuk menilai penghematan biaya pemerintah daerah dalam memprivatisasi layanan air dan limbah padat. Aplikasi ini tidak hanya menunjukkan universalitas meta-regresi tetapi juga menyoroti pentingnya dalam memberikan rekomendasi kebijakan dan dukungan keputusan.
KesimpulanDalam memilih antara model efek tetap atau efek acak, peneliti perlu mempertimbangkan karakteristik data yang dianalisis dan konteks spesifik penelitian mereka. Hal ini tidak hanya memengaruhi keakuratan penelitian, tetapi juga berdampak pada rekomendasi kebijakan atau arah penelitian berikutnya. Dari pilihan ini, menurut Anda apakah model efek tetap atau efek acak lebih mencerminkan hasil penelitian yang sebenarnya?