Ketika deteksi protein menjadi bagian dari rutinitas laboratorium, para peneliti biasanya mengandalkan berbagai metode deteksi untuk mengukur konsentrasi protein dalam sampel secara akurat. Namun, banyak faktor pengganggu potensial yang dapat secara diam-diam merusak pengukuran ini, yang memengaruhi keakuratan hasil eksperimen. Lebih buruk lagi, "musuh tersembunyi" ini sering kali diabaikan atau tidak dipertimbangkan secara memadai, terutama saat menganalisis sampel biologis yang kompleks.
Faktor pengganggu tersembunyi dapat berasal dari senyawa lain dalam sampel, termasuk garam, pelarut organik, atau biomolekul lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, uji protein Bradford telah menjadi salah satu metode analisis kromatografi yang paling umum digunakan. Metode ini didasarkan pada pengikatan pewarna Coomassie Brilliant Blue G-250 ke protein, yang secara tidak langsung mengukur konsentrasi protein berdasarkan perubahan absorbansinya. Meskipun metode ini cepat dan sensitif, metode ini masih menghadapi banyak tantangan.
Saat menggunakan uji Bradford, senyawa kimia tertentu seperti konsentrasi tinggi deterjen dan penyangga dapat mengganggu hasil uji. Ambil contoh natrium dodecyl sulfate (SDS). Ini adalah deterjen umum yang banyak digunakan dalam lisis sel dan denaturasi protein, tetapi menunjukkan efek interferensi yang berbeda pada konsentrasi yang berbeda.
Saat konsentrasi SDS lebih rendah dari konsentrasi polimerisasi kritis, ia akan menghambat pengikatan pewarna ke protein, yang menyebabkan perkiraan konsentrasi yang terlalu rendah; tetapi saat konsentrasi lebih tinggi dari konsentrasi polimerisasi kritis, ia akan mendorong pembentukan pewarna biru, yang secara keliru meningkatkan Absorbansi.
Selain deterjen, konsentrasi penyangga yang digunakan selama pengukuran juga dapat memengaruhi hasil. Bila konsentrasi buffer terlalu tinggi, hal itu dapat menyebabkan estimasi konsentrasi protein yang terlalu tinggi. Hal ini tidak diragukan lagi menjadi tantangan bagi eksperimen yang memerlukan pengukuran akurat dalam rentang konsentrasi tertentu.
Untuk mengurangi risiko interferensi, peneliti harus menyaring senyawa yang digunakan dalam eksperimen mereka dengan saksama. Saat menggunakan Bradford ELISA, buffer dan aditif harus dipilih yang kompatibel dan tidak memiliki sifat yang mengganggu. Selain itu, pengenceran sampel yang tepat dapat membantu mengatasi masalah ini sampai batas tertentu.
Keandalan hasil dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan kondisi eksperimen dan mengurangi dampak senyawa yang berpotensi mengganggu.
Untuk lebih meningkatkan akurasi uji protein Lotho, para ilmuwan sedang menjajaki beberapa modifikasi inovatif, seperti memperkenalkan sejumlah kecil deterjen untuk meningkatkan efisiensi deteksi kolagen. Kemajuan ini telah membuka prospek baru untuk akurasi deteksi protein, tetapi juga membawa tantangan baru.
KesimpulanDalam dunia sains yang berbasis data, memahami dan mengidentifikasi faktor pengganggu potensial dalam eksperimen Anda sangat penting untuk memastikan keakuratan hasil Anda. Sudahkah Anda mempertimbangkan semua faktor interferensi yang mungkin untuk memastikan bahwa hasil eksperimen Anda tidak terpengaruh oleh musuh tersembunyi?