Dalam industri makanan, sistem pengemasan memainkan peran yang tak tergantikan, dan fungsi utamanya adalah melindungi makanan. Dari perubahan kimia, mikrobiologi hingga sifat fisik, pengemasan makanan menyediakan berbagai perlindungan untuk memastikan keamanan dan kesegaran makanan.
Tujuan utama pengemasan adalah memberikan perlindungan dan pengiriman yang efektif dengan biaya yang wajar sehingga kebutuhan dan harapan konsumen dan industri terpenuhi.
Teknologi pengemasan makanan telah mengalami perubahan luar biasa sejak Zaman Batu. Dari penggunaan tembikar dan kaca pada 7000 SM, hingga produksi pelat besi di Inggris dan Prancis pada 1700-an, pengemasan makanan mulai menjadi penting. Seiring meningkatnya permintaan akan kesegaran, Nicolas Appert menggunakan botol kaca dan perlakuan panas untuk memperpanjang masa simpan makanan pada 1804, dan ada perdebatan terus-menerus dalam sejarah tentang siapa yang pertama kali menggunakan lembaran besi sebagai kemasan makanan.
Seiring berjalannya abad ke-20, jenis dan bahan kemasan terus mengalami peningkatan, begitu pula teknologi pada mesin pengemasan, yang memungkinkan bisnis kecil maupun besar untuk menangani produk dengan lebih efisien dan menjaganya tetap aman selama pengangkutan.
Kemasan makanan tidak hanya tentang penampilan, tetapi juga memiliki fungsi praktis:
Desain kemasan telah berkembang selama beberapa dekade dan telah menjadi keunggulan kompetitif yang penting dalam industri makanan.
Berdasarkan berbagai fungsi kemasan, kemasan dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut:
Kemasan bersentuhan langsung dengan makanan, melindungi makanan sekaligus mengemban tanggung jawab pemasaran. Misalnya, palet plastik atau botol kaca, dll.
Penggabungan beberapa kemasan primer menjadi satu kemasan biasanya digunakan untuk memudahkan pengiriman.
Kemasan terluar yang membantu menyimpan dan mengangkut kemasan primer dan sekunder, memberikan perlindungan tambahan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan perlindungan lingkungan, semakin banyak konsumen menginginkan kemasan yang berkelanjutan dan dapat didaur ulang. Banyak bisnis yang mencari cara untuk mengurangi penggunaan bahan kemasan dan memperkenalkan pilihan kemasan yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang.
Pengemasan makanan sering kali harus menyeimbangkan antara melindungi makanan dan menghindari dampak lingkungan.
Menghadapi masalah lingkungan yang semakin parah, industri memperkenalkan teknologi pengemasan yang lebih cerdas, seperti sensor suhu dan bahan yang berkelanjutan, yang menunjukkan bahwa pengemasan makanan tidak hanya akan melindungi keamanan pangan, tetapi juga memperhatikan perlindungan lingkungan.
Saat ini, konsumen semakin memperhatikan keamanan pangan, yang memaksa produsen untuk mengutamakan keamanan pangan dalam desain kemasan dan terus berinovasi dalam desain yang ramah lingkungan.
Peran pengemasan tidak hanya untuk melindungi makanan, tetapi juga untuk menemukan keseimbangan baru antara perlindungan lingkungan dan keamanan. Bagaimana kita harus memikirkan kembali tanggung jawab dan fungsi pengemasan makanan di masa depan?