Dalam psikologi lintas budaya, penghindaran ketidakpastian mengacu pada toleransi yang berbeda yang ditunjukkan oleh budaya dalam menghadapi ketidakpastian. Konsep ini merupakan fitur utama dalam model dimensi budaya yang diusulkan oleh psikolog sosial Belanda Hofstede, yang digunakan untuk mengukur perbedaan budaya lintas negara dan membantu kita memahami mengapa ide dan praktik bisnis tertentu lebih efektif di negara tertentu. bagus.
Menurut Hofstede, "Pertanyaan mendasarnya adalah bagaimana masyarakat menghadapi kenyataan bahwa masa depan tidak pernah dapat diprediksi: Haruskah kita mencoba mengendalikannya, atau membiarkannya berjalan sebagaimana mestinya?"
Dimensi penghindaran ketidakpastian melibatkan seberapa nyaman anggota masyarakat dengan ketidakpastian dan hal yang tidak diketahui. Negara-negara dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi biasanya menunjukkan penghindaran yang kuat terhadap situasi baru atau tidak biasa dan cenderung menggunakan serangkaian aturan dan prosedur untuk memandu perilaku. Di sisi lain, budaya dengan penghindaran ketidakpastian yang rendah menerima dan merasa nyaman dengan situasi ini dan berusaha untuk mempertahankan jumlah aturan minimum.
Menurut teori Hofstede, penghindaran ketidakpastian dapat dibagi menjadi tiga bentuk: tinggi, rendah, dan sedang. Masyarakat dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi sering kali mengandalkan bentuk-bentuk interaksi formal dan menolak perubahan. Sebaliknya, masyarakat dengan penghindaran ketidakpastian yang rendah menunjukkan fleksibilitas dan keterbukaan yang lebih besar terhadap situasi-situasi yang ambigu.
Budaya-budaya dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi, seperti Finlandia, Jerman, dan Jepang, sering kali menunjukkan ketergantungan yang kuat pada lembaga. Mereka menghindari segala jenis pengambilan risiko dan umumnya tidak percaya kepada orang luar. Ketika anak-anak belajar tentang kepercayaan budaya, mereka sering kali tidak dapat mempertanyakan kepercayaan yang diajarkan kepada mereka.
Orang-orang di negara-negara dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi takut akan situasi-situasi yang tidak biasa dan mungkin menunjukkan rasa takut akan ketidaktahuan dalam budaya-budaya yang berbeda.
Sebaliknya, budaya penghindaran ketidakpastian rendah, seperti Denmark dan Singapura, menunjukkan kegelisahan dan penerimaan terhadap keacakan tentang masa depan. Mereka menggunakan gaya komunikasi informal dalam interaksi mereka dengan orang lain dan kurang bergantung pada aturan. Mereka memiliki cara berpikir yang lebih toleran dan bersedia menerima konsep dan ide baru.
Orang-orang dari budaya penghindaran ketidakpastian rendah terbuka terhadap perubahan dan tidak memandang situasi yang tidak jelas sebagai masalah.
Orang-orang yang tinggal di Amerika Serikat dan Kanada merupakan bagian dari budaya penghindaran ketidakpastian sedang. Mereka menunjukkan karakteristik antara tinggi dan rendah dalam beberapa kasus dan dapat beradaptasi dengan perubahan dalam beberapa kasus.
Konsep penghindaran ketidakpastian memiliki implikasi penting dalam bidang-bidang seperti bisnis, politik, kejahatan, pendidikan, dan keperawatan. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa pelanggan lebih loyal dalam budaya dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi, sedangkan yang sebaliknya berlaku dalam budaya dengan penghindaran ketidakpastian yang rendah.
Dalam penelitian bisnis, tenaga penjualan dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi dan mereka dengan penghindaran ketidakpastian yang rendah ditemukan menunjukkan perilaku yang sangat berbeda di tempat kerja. Penghindar ketidakpastian yang tinggi cenderung mengandalkan hubungan formal dan akomodasi, sedangkan penghindar ketidakpastian yang rendah cenderung lebih liberal dalam lingkungan kerja mereka.
Dalam politik, warga negara dalam budaya dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi memiliki tingkat partisipasi politik yang lebih rendah, sedangkan dalam budaya dengan penghindaran ketidakpastian yang rendah, orang-orang lebih peduli tentang perubahan politik dan berpartisipasi aktif di dalamnya. Dalam masyarakat dengan penghindaran ketidakpastian yang tinggi, hukum lebih rinci untuk menghindari ketidakpastian.
Dalam masyarakat dengan tingkat penghindaran ketidakpastian yang tinggi, guru sering kali dipandang sebagai sosok yang berwibawa, sedangkan dalam budaya dengan tingkat penghindaran ketidakpastian yang rendah, pembelajaran lebih terbuka dan metode pengajaran lebih menginspirasi.
Dalam keperawatan, penelitian menunjukkan korelasi yang kuat antara gaya kepemimpinan dan penghindaran ketidakpastian. Pengasuh yang memiliki tingkat penghindaran ketidakpastian yang tinggi lebih mengandalkan kebijakan dan prosedur yang nyata ketika menghadapi situasi yang tidak pasti.
Dimensi budaya Hofstede memberi kita pemahaman yang lebih mendalam tentang perbedaan lintas budaya dan memungkinkan kita untuk memahami bagaimana orang-orang dalam budaya yang berbeda menghadapi ketidakpastian dan perubahan. Jadi, di mana sebenarnya budaya Anda pada tingkat penghindaran ketidakpastian?