Dalam penelitian kualitatif, analisis fenomenologis interpretatif (IPA) secara bertahap menunjukkan nilai dan kepentingannya yang unik.IPA berpusat pada individu dan mencoba mengeksplorasi secara mendalam bagaimana seseorang memahami situasi yang ia hadapi dalam konteks tertentu dan memperoleh makna darinya.Metode penelitian ini telah banyak digunakan dalam psikologi, perawatan medis, bisnis dan bidang lainnya, terutama dalam psikologi kesehatan.
Prinsip -prinsip dasar IPA didasarkan pada fenomenologi dan hermeneutika.
Dalam penelitian IPA, sangat penting untuk memilih strategi peserta.Biasanya, peneliti menyaring peserta dengan pengalaman umum melalui pengambilan sampel yang bertujuan.Ini memberikan latar belakang referensi yang diperlukan untuk penelitian yang ingin fokus pada fenomena tertentu.Jumlah peserta umumnya antara 3 dan 15 orang, dan 6 orang dianggap sebagai jumlah yang paling ideal, yang sepenuhnya dapat menunjukkan kesamaan dan variabilitas di antara individu.
Dengan melakukan wawancara mendalam dengan peserta dalam skala kecil, para peneliti IPA dapat menemukan pengalaman subyektif dan signifikansi dalam situasi tertentu.
Dalam proses pengumpulan data, metode IPA umumnya digunakan dalam bentuk wawancara, buku harian atau kelompok fokus, dan metode ini dilakukan dengan cara yang fleksibel dan terbuka.Saat menghadapi peserta, para peneliti perlu mengadopsi sikap yang penasaran dan memfasilitasi untuk mendukung peserta dalam berbagi pengalaman mereka yang sebenarnya.Selain itu, teks diskusi yang direkam perlu direkam secara rinci secara verbatim sehingga analisis selanjutnya dapat mendalam dan kaya.
IPA mengharuskan para peneliti untuk memiliki cara penyelidikan yang fleksibel untuk menangkap narasi peserta yang mendalam dan penting.
Tidak seperti studi kuantitatif tradisional, analisis data IPA tidak menetapkan asumsi, tetapi menekankan pemahaman tentang pengalaman peserta.Saat melakukan analisis data, analis perlu mempertahankan refleksi diri, berusaha untuk sementara waktu mengesampingkan prasangka mereka, dan fokus pada pemahaman dunia peserta.Proses analisis sering kali dikodekan dengan kata demi kata dan mencari topik penting dalam proses tersebut.
Penambangan topik didasarkan pada pola yang muncul berulang kali dalam data yang mencerminkan apa yang menjadi perhatian peserta dan signifikansinya.
Analisis IPA yang berhasil harus menyeimbangkan deskripsi fenomenologis dengan interpretasi mendalam dan membangun interpretasi ini berdasarkan narasi peserta.Para peneliti perlu memastikan bahwa keunikan dan variabilitas peserta dapat dilestarikan selama analisis untuk mempertahankan perhatian mendalam terhadap pengalaman individu.Transparansi sangat penting dalam proses ini, dan para peneliti perlu memberikan informasi latar belakang terperinci, proses penelitian yang jelas, komentar yang cukup pada data, dll.
Analisis yang baik tidak hanya membutuhkan catatan proses terperinci, tetapi juga membutuhkan kombinasi yang efektif dari pandangan peserta dan penjelasan peneliti.
Dengan munculnya pemahaman konstruktif tentang pengalaman penyakit, IPA menjadi lebih penting dalam bidang psikologi kesehatan.Pendekatan yang berpusat pada subjek ini telah memperdalam penelitian empiris pasien dan mempromosikan minat penelitian di berbagai bidang, termasuk transformasi bisnis, jenis kelamin dan kehidupan.Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penelitian IPA telah meningkat, dan ruang lingkup aplikasi juga telah berkembang.
Sifat dialog yang dikejar oleh IPA dapat secara khusus membuka pemahaman baru kami tentang berbagai pengalaman dan membuat penelitian lebih bermakna.
Singkatnya, IPA tidak hanya metode penelitian, tetapi juga jembatan yang mempromosikan hubungan antara penelitian dan peserta.Dengan pendalaman penelitian yang berkelanjutan, dapatkah kita mengeksplorasi pengalaman dan signifikansi pribadi yang lebih dalam dalam penelitian di masa depan?