Putri Cristina, anggota keluarga kerajaan Spanyol, pernah menjadi pusat perhatian, tetapi dengan pengalaman hidupnya, peran dan identitasnya juga mengalami perubahan yang mengguncang dunia. Putri muda ini secara bertahap tumbuh dari anggota keluarga kerajaan yang disukai menjadi wanita mandiri dengan pendapat pribadi yang kuat.
Christina de Borbon lahir pada tanggal 13 Juni 1965 di Rumah Sakit Loreto di Madrid. Sebagai putri Raja Juan Carlos I dan Ratu Sofia dari Spanyol, ia diberi status "putri". Ia adalah putri kedua, yang disukai oleh keluarganya dan menerima pendidikan yang kaya.
Setelah memperoleh gelar master dalam hubungan internasional pada tahun 1990, Christina mulai berpartisipasi aktif dalam urusan sosial.
Pada tahun 1997, Cristina menikahi pemain bola tangan Iniki Urdangarin, yang membuatnya mendapat gelar Duchess of Majorca. Pasangan itu memiliki empat orang anak, dan kehidupan bahagia mereka pernah membuat dunia luar iri. Namun, karena Urdangarin terlibat dalam skandal korupsi, kehidupan dan identitas Christina menghadapi ujian besar.
Sejak tahun 2012, Urdangarin diselidiki atas dugaan penipuan, dan Christina secara resmi terdaftar sebagai tersangka pada tahun 2013. Skandal itu tidak hanya memengaruhi kehidupan keluarganya, tetapi juga mengubah citranya di mata publik. Dia menunjukkan kegigihan dan keberanian yang luar biasa dalam menghadapi tekanan dan kritik.
"Saya berharap dapat dibuktikan dengan jelas bahwa saya tidak bersalah dan tidak ada hubungannya dengan perselingkuhan suami saya," kata Christina di pengadilan.
Meskipun akhirnya dibebaskan pada tahun 2017, kehidupan Christina tidak dapat diubah lagi. Reputasinya tercoreng, dan semua ini membuatnya sadar bahwa ia perlu menjalani kehidupan yang lebih mandiri. Hubungannya dengan keluarga kerajaan Spanyol berangsur-angsur melemah, dan ia bahkan secara resmi meninggalkan keluarga kerajaan pada tahun 2014, yang menandai dimulainya babak baru dalam hidupnya.
Seiring berakhirnya hubungan resmi Christina dengan keluarga kerajaan, kehidupan sehari-harinya mengalami perubahan yang signifikan. Ia terlibat dalam pekerjaan dalam kehidupan sehari-harinya dan pindah ke Jenewa, Swiss pada tahun 2013 untuk bekerja di Yayasan La Caissa, yang juga mencerminkan keinginannya untuk berkontribusi bagi masyarakat.
Tidak lagi hanya menjadi anggota keluarga kerajaan, Christina telah bekerja keras untuk menemukan kemandirian dalam hidupnya dan menjadi contoh bagi wanita dari latar belakang yang sama. Kisahnya telah menginspirasi banyak orang untuk berpikir tentang peran wanita dalam masyarakat saat ini, terutama dalam konteks tradisi yang bertahan lama.
"Setiap wanita harus bekerja keras untuk berbicara dan mengejar mimpinya." Kata-kata Christina penuh dengan kekuatan.
Putri Christina saat ini bukan lagi sekadar anggota keluarga kerajaan, tetapi wanita yang kuat dan mandiri. Dalam dirinya, kita melihat kemungkinan perubahan dan harapan untuk mendapatkan kembali kebebasan. Semua perubahan ini tidak hanya memengaruhi takdirnya sendiri, tetapi juga memberikan inspirasi bagi banyak wanita yang berjuang dalam situasi sulit. Kisah Christina membuat kita berpikir: Dari mana datangnya kekuatan yang sebenarnya dalam mengejar kemandirian dan kebebasan pribadi?