Dalam genetika medis, heterozigositas majemuk merupakan fenomena genetik yang menarik dan kompleks. Ini adalah kondisi ketika Anda memiliki dua alel resesif yang berbeda pada lokus genetik tertentu, dan kedua varian tersebut masing-masing dapat menyebabkan penyakit genetik. Meskipun genotipe individu secara tradisional dianggap heterozigot, sebenarnya ada dua mutasi genetik yang tidak biasa.
Ini berarti bahwa terjadinya banyak penyakit genetik disebabkan oleh genotipe resesif majemuk tersebut. Individu memiliki dua alel yang berbeda, yang dapat menyebabkan penyakit pada saat yang bersamaan.
Mutasi untuk banyak penyakit gen tunggal muncul secara independen pada populasi yang berbeda, yang mencerminkan keragaman kumpulan gen mutan. Keragaman genetik tersebut memungkinkan individu yang berbeda dengan penyakit yang sama memiliki kombinasi mutasi genetik yang berbeda, membentuk apa yang disebut genotipe resesif majemuk. Karena jumlah mutasi yang mungkin terjadi pada setiap lokus genetik berbeda-beda, mutasi genetik ini dapat menyebabkan variasi fenotipe penyakit, dan fenotipe ini dapat sangat bervariasi antar individu.
Dalam banyak kasus, fenomena ini juga berarti bahwa fenotipe penyakit mungkin tampak kurang jelas, dan beberapa orang bahkan mungkin tidak mengalami gejala penyakit yang jelas sepanjang hidup mereka.
Genotipe resesif komposit merupakan salah satu penyebab variasi penyakit genetik. Penyakit-penyakit ini secara historis telah diklasifikasikan berdasarkan gejala biokimia dan patofisiologis. Akibatnya, banyak penyakit awalnya diberi nama berdasarkan fitur klinisnya daripada histologi genetiknya. Dengan perkembangan teknologi penelitian, mutasi genetik baru telah ditemukan, dan mutasi-mutasi ini pada lokus genetik yang berbeda mungkin terkait dengan terjadinya penyakit.
Misalnya, istilah hemokromatosis digunakan untuk menggambarkan beberapa penyakit genetik yang berbeda, dan meskipun semuanya mengarah pada hasil yang sama, yaitu kelebihan zat besi dalam tubuh, mutasi pada lokus genetik yang berbedalah yang menyebabkan hasil ini.
Keragaman ini juga berarti bahwa manifestasi penyakit tertentu dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Misalnya, kejadian hemokromatosis dipengaruhi oleh jenis kelamin, pola makan, dan faktor gaya hidup seperti penyalahgunaan alkohol. Jadi, bahkan dengan mutasi genetik klasik, manifestasi penyakit yang sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada faktor eksternal.
Ambil contoh fenilketonuria, kelainan genetik pertama yang menjalani skrining genetik pascapersalinan skala besar pada tahun 1960-an. Meskipun analisis molekuler belum tersedia, analisis urutan protein mengungkap kasus-kasus yang disebabkan oleh genotipe resesif majemuk. Dengan kemajuan teknologi genomik molekuler, banyak mutasi gen kompleks dan penyakit genetik yang ditimbulkannya secara bertahap diidentifikasi dan dijelaskan.
Contoh lain adalah penyakit Tay-Sachs, yang, selain bentuk infantil klasik, juga dapat terjadi pada bentuk juvenil dan dewasa. Mutasi ini sering disebabkan oleh adanya dua alel yang berbeda, satu menyebabkan kelainan infantil klasik dan yang lainnya menyebabkan aktivitas enzim yang terpelihara.
Misalnya, pada penyakit sel sabit, jika seseorang membawa gen hemoglobin sabit dan gen β-globin bermutasi lainnya, ia akan tetap menunjukkan gejala penyakit yang jelas meskipun genotipenya tampak heterozigot.
Memahami mutasi ini akan sangat penting untuk diagnosis dini dan inisiatif pengobatan ketika efek gabungannya menjadi kenyataan. Dalam banyak kasus, karena pengaruh faktor lingkungan, meskipun beberapa orang membawa gen resesif, mereka mungkin tidak menunjukkannya, sehingga beberapa kasus mungkin diabaikan.
Singkatnya, genotipe resesif majemuk telah menjadi kunci untuk memahami penyakit genetik, dan penelitian mendalam tentang variasi potensial lainnya dan kombinasinya sangat dibutuhkan. Hal ini membuat kita harus bertanya, apakah masih ada misteri lain yang belum terungkap yang menunggu untuk kita telusuri lebih dalam di dalam gen?