Lepeophtheirus salmonis merupakan parasit pada ikan salmon, terutama ikan salmon Pasifik dan Atlantik serta ikan bass laut. Parasit ini memakan lendir, kulit, dan darah ikan dan merupakan masalah utama dalam budidaya ikan salmon. Seiring dengan perubahan air, cara cacing cabang salmon menemukan dan menempel pada inang yang cocok di lautan luas telah menjadi fokus para ilmuwan.
"Siklus hidup cacing cabang salmon sangat penting dalam pencarian inangnya."
Siklus hidup Salmobranchia terdiri dari delapan tahap dan ada dalam bentuk evolusi langsung. Setiap tahap mengalami metamorfosis, terutama selama tahap larva planktonik (nauplii), yang hampir transparan dan mampu hanyut di air mengikuti arus. Para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami bagaimana mereka menemukan inangnya di lingkungan yang begitu luas, tetapi kemampuan ini telah memungkinkan cacing cabang salmon tumbuh subur selama ribuan tahun.
Aktivitas larva planktonik ini dipengaruhi oleh sumber cahaya dan kadar garam air. Pengaruh kadar garam yang rendah pada tahap planktonik ini tampaknya lebih besar daripada pada tahap parasitik. Ketika larva planktonik menemukan inang ikan yang cocok di laut, mereka akan menempel pada kulit, sirip, atau insang inang dan memulai kehidupan parasitik mereka.
"Fakta yang mengejutkan adalah bahwa larva planktonik ini sama sekali tidak dapat berenang melawan arus, tetapi bergantung pada kemampuan mereka untuk menyesuaikan kedalaman air untuk menemukan inangnya."
Ketika cacing cabang salmon menempel pada inangnya, mereka secara bertahap akan berubah menjadi ulat (copepodids), yang akan bergerak dan mencari ikan lain saat mereka tumbuh. Proses ini tidak hanya memungkinkan parasit untuk bertahan hidup secara efektif, tetapi juga memungkinkan mereka untuk menyebabkan masalah dalam akuakultur. Jika telur dilepaskan ke dalam air bersama inangnya, telur tersebut dapat menyebabkan infeksi skala besar di perairan sekitar, yang mengancam stok ikan yang sehat. .
Cacing insang salmon berkembang biak dengan cepat di lingkungan budidaya. Menurut laporan, industri salmon Skotlandia mengalami kerugian besar pada tahun 2016 karena keberadaan cacing insang salmon, dengan perkiraan dampak ekonomi sekitar £300 juta. Untuk memerangi parasit tersebut, para petani sedang menjajaki kemungkinan solusi, termasuk rekayasa genetika dan teknologi baru, seperti penggunaan laser untuk mengobati cacing insang salmon.
"Seleksi gen dan teknologi CRISPR telah memberikan kontribusi baru terhadap ketahanan salmon terhadap siput, yang membawa harapan."
Para ilmuwan menggunakan teknologi CRISPR untuk memodifikasi genom salmon guna meningkatkan kekebalannya terhadap cacing cabang salmon. Meskipun pengembangan bioteknologi ini masih dalam tahap eksplorasi, namun dapat menjadi arah penting dalam memecahkan masalah cacing cabang salmon. Namun, penerapan teknologi tersebut pada praktik pertanian masih menghadirkan banyak tantangan.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan pengetahuan, para peneliti ilmiah juga mengeksplorasi cara meningkatkan lingkungan pertumbuhan salmon untuk mengurangi kemungkinan infeksi cacing insang salmon. Studi tersebut menunjukkan bahwa perubahan kecil pada lingkungan dan perubahan campuran pakan dapat secara langsung memengaruhi kesehatan dan tingkat wabah salmon, sehingga memengaruhi produktivitas seluruh industri akuakultur.
Saat ini, penelitian tentang Salmobrachia masih berlangsung, dengan para ilmuwan mengeksplorasi struktur genom parasit dan hubungannya yang halus dengan inangnya. Melalui analisis genom secara keseluruhan, para peneliti berharap dapat mengungkap misteri parasit ini sehingga komunitas pertanian dapat menemukan solusi yang lebih baik sehingga salmon yang dibudidayakan dapat bertahan hidup dari tantangan tersebut.
Keberadaan cacing insang salmon tidak hanya memengaruhi akuakultur, tetapi juga dapat menjadi ancaman bagi populasi salmon liar. Bagaimana ekosistem mereka akan terpengaruh?