Saraf tambahan, yang juga dikenal sebagai saraf kranial kesebelas, memiliki fungsi fisiologis penting dan terutama mempersarafi otot sternokleidomastoid dan trapezius. Kedua otot ini sangat penting untuk gerakan kepala dan bahu kita. Karena awalnya dianggap bahwa sebagian dari saraf ini berasal dari otak, saraf ini diklasifikasikan sebagai pasangan kesebelas dari dua belas pasang saraf kranial. Namun, komposisi dan proses perkembangan saraf ini memancarkan misteri biologis yang lebih dalam, yang layak untuk ditelusuri lebih dalam.
Bagian tulang belakang dan kranial dari saraf tambahan masing-masing memiliki fungsi dan asal yang berbeda, sehingga keduanya unik dalam sistem saraf.
Serat saraf aksesori berasal secara eksklusif dari neuron yang terletak di bagian atas sumsum tulang belakang, memanjang dari tempat sumsum tulang belakang dimulai (di persimpangannya dengan medula oblongata) hingga kira-kira setinggi C6. Gabungan aksi serabut-serabut ini membentuk cabang-cabang akar dan akar-akar, yang pada akhirnya membentuk saraf aksesori itu sendiri. Saraf ini memasuki rongga tengkorak melalui foramen magnum di batang otak dan kemudian mengikuti dinding bagian dalam tengkorak menuju foramen jugularis.
Saraf aksesori istimewa karena merupakan satu-satunya saraf kranial yang memasuki dan keluar dari rongga tengkorak. Ini karena saraf ini memiliki neuron sumsum tulang belakang dalam sistem saraf. Saat saraf keluar dari rongga tengkorak, komponen tengkorak terpisah dari sumsum tulang belakang dan memanjang ke belakang dan ke bawah dengan sendirinya.
Komponen tulang belakang dari saraf tambahan terutama menyediakan kontrol motorik otot sternokleidomastoid dan trapezius. Otot sternokleidomastoid bertanggung jawab untuk memutar kepala, sedangkan otot trapezius terutama mengontrol gerakan mengangkat bahu. Pada saat yang sama, serabut motorik saraf ini juga mendukung kerja otot-otot laring, langit-langit lunak, dan faring.
Berbagai penelitian ilmiah membantah jenis informasi yang dibawa oleh saraf apendiks, dengan beberapa berpendapat bahwa saraf ini harus dianggap sebagai serabut motorik viseral khusus, sementara yang lain percaya bahwa saraf ini harus dianggap sebagai serabut motorik tubuh secara umum.
Untuk menguji fungsi saraf yang melekat, dokter sering kali mengevaluasi kerja otot sternokleidomastoid dan trapezius. Tes ini melibatkan permintaan kepada pasien untuk mengangkat bahu tanpa perlawanan atau memutar kepala dengan perlawanan. Jika kelemahan otot trapezius terdeteksi di satu sisi, secara umum, ini merupakan tanda kerusakan pada saraf tambahan di sisi tersebut.
Cedera pada saraf tambahan umumnya terjadi selama operasi leher dan trauma, terutama selama diseksi leher atau diseksi kelenjar getah bening. Perlu dicatat bahwa kerusakan pada saraf tambahan dapat menyebabkan atrofi otot bahu, tonjolan skapula, dan kelemahan gerakan bahu, yang kemungkinan akan memengaruhi kualitas hidup pasien.
Saraf tambahan berasal dari plakoda sumsum tulang belakang embrionik dan menunjukkan variasi unik selama perkembangan. Studi klinis telah menemukan bahwa jalur saraf ini melalui vena jugularis interna berada di depan vena pada sekitar 80% orang, dan di belakang vena pada sekitar 20% orang.
Perkembangan dan fungsi saraf tambahan tidak hanya tercermin dalam strukturnya, tetapi juga dalam fungsi leher manusia dan pentingnya saraf tersebut dalam operasi fisiologis.
Hari ini, kami mengeksplorasi struktur, fungsi, signifikansi klinis, dan kemungkinan variasi saraf aksesori dari berbagai perspektif. Saraf ini tidak hanya bertanggung jawab untuk kontrol motorik, tetapi juga merupakan bagian integral dari seluruh sistem saraf. Seiring dengan semakin mendalamnya pemahaman kita tentang sistem saraf manusia, penemuan baru apa yang akan ditemukan di masa mendatang?