Seiring merebaknya pandemi COVID-19 di seluruh dunia, pemerintah dan lembaga kesehatan masyarakat sangat membutuhkan cara yang efektif untuk memprediksi arah epidemi dan efektivitas langkah-langkah pengendalian. Model matematika telah menjadi alat utama bagi para peneliti untuk menanggapi epidemi karena pentingnya model tersebut dalam penelitian penyakit menular. Dari analisis awal penyebab kematian hingga model penularan virus yang kompleks saat ini, penerapan model matematika dalam kesehatan masyarakat memiliki sejarah ratusan tahun dan terus berkembang.
Model matematika tidak hanya dapat memprediksi perkembangan epidemi, tetapi juga membantu mengembangkan strategi respons kesehatan masyarakat yang efektif.
Para ilmuwan telah mencoba mengukur penyebab kematian sejak John Graunt pada abad ke-17. Penelitian Grant dianggap sebagai awal dari "teori risiko yang bersaing". Model matematika telah berevolusi dari waktu ke waktu, terutama pemodelan matematika oleh Daniel Bernoulli pada tahun 1760, yang berhasil memberikan dasar untuk vaksinasi. Dasar teoritis.
Seiring berjalannya waktu, pada abad ke-20, William Hamer dan Ronald Ross menggunakan hukum perilaku massa untuk menjelaskan perilaku epidemi, membentuk model penyakit menular Kermack–McKendrick dan Reed–Frost, yang meletakkan dasar bagi model epidemi berikutnya.
Meskipun model matematika dapat memberikan prediksi yang berharga, akurasinya sering kali bergantung pada asumsi yang dibuat. Misalnya, asumsi "campuran homogen" adalah salah satu dari sedikit asumsi penyederhanaan yang dapat berlaku saat menangani kota besar seperti Tokyo, seperti bagaimana kelompok dengan struktur sosial yang berbeda berinteraksi. Oleh karena itu, hasil model sering kali perlu disesuaikan dengan kondisi aktual.
Berdasarkan asumsi yang tidak realistis, suatu model dapat memengaruhi akurasi prediktifnya.
Model epidemiologi dapat dibagi menjadi model stokastik dan model deterministik. Model stokastik memperhitungkan keacakan di antara variabel-variabel, sementara model deterministik memberikan deskripsi matematika yang lebih tepat ketika berhadapan dengan populasi besar, seperti dalam prediksi infeksi tuberkulosis.
Pada saat yang sama, ada model medan dinamis dan rata-rata, yang sepenuhnya mempertimbangkan dampak struktur sosial terhadap penyebaran epidemi dan mempertimbangkan faktor-faktor perilaku individu.
Angka reproduksi dasar (R0) merupakan indikator utama untuk menilai apakah suatu penyakit menular dapat menjadi epidemi. Ketika R0 lebih besar dari 1, itu berarti bahwa setiap orang yang terinfeksi dapat menginfeksi lebih dari satu orang baru; Sebaliknya, ketika R0 kurang dari 1, epidemi cenderung menyebar. Akan berangsur-angsur menghilang. Indikator ini tidak hanya akan membantu para ahli kesehatan masyarakat memahami dampak potensial dari epidemi, tetapi juga memandu strategi vaksinasi dan kekebalan kelompok.
R0 merupakan indikator penting yang menentukan apakah epidemi dapat berlanjut.
Saat ini, semakin banyak model yang kompleks, seperti model berbasis agen (ABM), digunakan untuk mensimulasikan dinamika penularan SARS-CoV-2 guna membantu pengambilan keputusan kesehatan masyarakat. Meskipun proses konstruksinya rumit dan persyaratan komputasinya tinggi, model yang akurat tetap dapat memberikan wawasan berharga tentang strategi pencegahan epidemi di masa mendatang, terutama dalam peramalan epidemi dan evaluasi efektivitas kebijakan pengendalian. Kita sering melihat pemerintah di seluruh dunia menggunakan model ini untuk memutuskan arah kebijakan, seperti penguncian wilayah, pembatasan sosial, dan program vaksinasi.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengembangan teknologi analisis data, peran model matematika dalam penelitian epidemi akan menjadi semakin penting. Model masa depan tidak hanya akan terbatas pada analisis dasar penyakit menular, tetapi juga dapat lebih jauh mengintegrasikan unsur-unsur bioinformatika, jaringan sosial, dan ilmu perilaku psikologis untuk mensimulasikan perilaku populasi dan pola penularan virus secara lebih akurat.
Dalam menghadapi tantangan epidemi di masa depan, menurut Anda terobosan dan perubahan baru apa yang dapat dihadirkan oleh model matematika?