Perkembangan psikoterapi telah berkembang selama beberapa dekade, di antaranya Person-Centered Therapy (PCT) yang didirikan oleh Carl Rogers dianggap sebagai salah satu tonggak penting. Pendekatan terapi ini berfokus pada peningkatan pertumbuhan individu dan aktualisasi diri, menekankan kepedulian positif tanpa syarat, hubungan terapi yang tulus, dan pemahaman empatik.
Bagi Rogers, Diri mengacu pada keberadaan aktual dan perasaan batin individu, sedangkan Diri Ideal adalah tujuan atau citra yang ingin dicapai individu. Perbedaan antara keduanya, "inkonsistensi," sering kali menyebabkan tekanan psikologis dan ketidakstabilan emosional. Rogers menekankan bahwa rasa sakit yang ditimbulkan oleh inkonsistensi ini merupakan inti dari pencarian identitas diri.
Inkonsistensi diri, atau kesenjangan antara pengalaman diri sejati dan harapan diri ideal, sering kali menjadi faktor penting yang menyebabkan individu merasa cemas.
Proses psikoterapi adalah untuk membantu klien menyadari perasaan mereka yang sebenarnya dan menerima perasaan tersebut, sehingga mengurangi kesenjangan antara diri mereka dan diri ideal mereka. Rogers berpendapat bahwa dalam lingkungan yang mendukung dan tidak menghakimi, individu dapat menghadapi emosi mereka dengan lebih berani dan mendorong aktualisasi diri.
Menurut teori Rogers, enam kondisi yang diperlukan dan cukup perlu dipenuhi agar psikoterapi berhasil. Kondisi tersebut meliputi:
Rogers percaya bahwa kondisi inti ini dapat membantu klien mengeksplorasi jati diri mereka, mengurangi kecemasan, dan mendorong pertumbuhan psikologis.
Dalam terapi yang berpusat pada orang, peran terapis adalah menciptakan lingkungan yang ramah tempat klien merasa aman. Dan lingkungan ini memungkinkan klien untuk mengekspresikan perasaan mereka yang sebenarnya tanpa takut dihakimi. Daripada memberi tahu klien apa yang harus dilakukan secara langsung, Rogers membimbing mereka dalam mengeksplorasi perasaan dan pikiran mereka secara mendalam.
Selain itu, Rogers juga menekankan pentingnya pengalaman pribadi. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki jawaban mereka sendiri dan merupakan tugas terapis untuk membantu klien menemukan jawaban ini.
Rogers percaya bahwa ketika klien merasakan perhatian dan empati tanpa syarat dari terapis, persepsi diri mereka akan berangsur-angsur membaik dan mereka akan mencapai pertumbuhan nyata dalam terapi.
Meskipun terapi yang berpusat pada orang telah menerima beberapa kritik, seperti kurangnya struktur dan hubungan yang disediakan dapat bersifat kondisional, penelitian menunjukkan bahwa jenis terapi ini bekerja dengan baik untuk berbagai masalah kesehatan mental. Seiring berjalannya waktu, terapi ini terus ditingkatkan dan dikembangkan, menjadi salah satu metode psikoterapi yang penting saat ini.
Filosofi Carl Rogers dengan jelas menunjukkan bahwa pengembangan identitas diri tidak dapat dipisahkan dari kesehatan mental. Karyanya tidak hanya memengaruhi bidang psikoterapi tetapi juga mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang sifat manusia. Dalam masyarakat kontemporer, setiap orang berusaha menemukan jati diri mereka yang sebenarnya. Jadi, di jalan pencarian jati diri ini, bagaimana Anda memandang jarak antara diri Anda dan jati diri ideal Anda?