Dalam evolusi manusia, evolusi berjalan bipedal memiliki dampak mendalam pada mode kelangsungan hidup dan pola perilaku kita.Menurut penelitian, asal dari transformasi ini dapat ditelusuri kembali ke primata kuno sekitar empat juta tahun yang lalu, secara bertahap mengadaptasi struktur tubuh manusia dengan kebutuhan untuk berjalan tegak, terutama desain unik dari gabungan lutut pada dasarnya meningkatkan efisiensi berjalan.
Konsumsi energi berjalan manusia sekitar 75% lebih rendah dari tetrapoda dan simpanse tipe bunyi bip.Ini menunjukkan bahwa jalan kaki tegak manusia relatif hemat energi dibandingkan dengan bentuk gerakan lainnya.
Menurut sebuah penelitian, manusia menggunakan energi yang jauh lebih sedikit selama berjalan daripada tetrapoda saat ini, dan dalam struktur lutut manusia, terutama karakteristik "gerakan dua lutut", ini kehilangan energi yang disebabkan oleh perpindahan vertikal dari pusat gravitasi dikurangi lebih lanjut.
Sendi lutut manusia lebih besar dari tetrapoda, yaitu untuk mendukung tekanan ke bawah dari pusat gravitasi manusia.Selain itu, sudut ekstensi sendi lutut berkurang saat berjalan, yang membantu meningkatkan stabilitas sambil juga menghemat kekuatan otot selama berjalan.
"Ketika manusia berjalan, lutut mereka hampir persis tepat di bawah tubuh, dan pengaturan seperti itu membantu menyeimbangkan dan mengurangi konsumsi energi."
Ketika berjalan bipedal berevolusi, kaki manusia menjadi lebih panjang, dan perubahan ini memungkinkan otot -otot kaki berfungsi lebih efektif selama berjalan.Dalam mode berjalan manusia, mekanisme propulsi kaki terutama melalui sendi pergelangan kaki, mengurangi konsumsi otot.
Bentuk pinggul dan panggul pada manusia juga berubah dengan kebutuhan untuk berjalan tegak.Sendi pinggul manusia modern lebih besar dan lebih bulat dalam bentuk, yang tidak hanya mendukung pusat gravitasi tubuh manusia, tetapi juga meningkatkan stabilitas saat berjalan.Perubahan ini memungkinkan kontrol otot yang diperlukan untuk sangat berkurang sambil tetap tegak.
"Tulang belakang manusia memiliki tikungan berbentuk S yang unik, yang membantu menjaga pusat gravitasi tubuh tegak di atas kaki, sehingga menghemat konsumsi energi selama berjalan."
Desain tikungan anterior di area pinggang bawah dan tikungan posterior di area dada bagian atas membuat tubuh manusia tidak perlu mengkonsumsi terlalu banyak kekuatan otot untuk menjaga keseimbangan saat berjalan tegak.Evolusi ini memperkuat kemampuan manusia saat menghadapi berjalan dan mempertahankan postur jangka panjang.
Meskipun struktur tulang manusia telah berubah secara signifikan dibandingkan sebelumnya, perubahan ini juga telah membawa beberapa tantangan kesehatan yang dihadapi manusia modern, seperti radang sendi lutut dan nyeri punggung bawah.Masalah-masalah ini muncul sebagian karena perubahan jangka panjang di pusat gravitasi.Dengan perubahan dalam lingkungan hidup, bagaimana cara beradaptasi lebih lanjut dan meningkatkan struktur kerangka manusia sambil mempertahankan efisiensi berjalan akan menjadi topik penting yang perlu didiskusikan oleh medis dan antropolog di masa depan.
Secara keseluruhan, evolusi sendi lutut tidak hanya meningkatkan efisiensi berjalan manusia, tetapi juga memberi kita banyak ruang untuk berpikir: perubahan apa lagi yang akan dilakukan dalam proses evolusi di masa depan yang dapat lebih meningkatkan berjalan manusia bagaimana dengan efisiensi?