Barium Titanat (BaTiO3) merupakan senyawa anorganik yang telah menarik perhatian luas dalam teknologi kendaraan listrik dalam beberapa tahun terakhir karena sifat listriknya yang sangat baik dan multifungsi. Sebagai bahan dielektrik, konstanta dielektrik barium titanat yang tinggi membuatnya berguna dalam kapasitor dan berbagai komponen elektronik. Sifat optik nonliniernya sangat penting untuk pengembangan komponen optik baru, terutama di area yang membutuhkan modulator dan sensor optik yang efisien.
Barium titanat memiliki konstanta dielektrik yang tinggi hingga 7000, menjadikannya bahan yang menjanjikan untuk teknologi baterai.
Struktur barium titanat sangat istimewa, dan komponen materialnya meliputi barium, titanium, dan oksigen. Bergantung pada suhu, barium titanat dapat berada dalam empat polimorf yang berbeda, dari suhu tinggi hingga rendah, yaitu kubik, tetragonal, ortorombik, dan rombohedral. Dari fase-fase ini, kecuali fase kubik, semua fase lainnya menunjukkan efek piezoelektrik, yang memungkinkan penggunaan barium titanat dalam sensor dan aktuator. Transformasi struktural ini tidak hanya disertai dengan perubahan sifat fisik dasar bahan keramik, tetapi juga membuat barium titanat lebih beragam dalam potensi aplikasi pada suhu dan tekanan yang berbeda.
Metode produksi barium titanat relatif sederhana, dan metode sintesis yang paling umum adalah metode hidrotermal larutan. Dalam proses ini, reaksi barium karbonat dan titanium dioksida menjadi kunci pembentukan barium titanat. Karena sifat fisiknya yang khusus, barium titanat sering ditambahkan dengan bahan-bahan untuk meningkatkan kinerjanya, seperti membentuk larutan padat dengan strontium titanat untuk lebih meningkatkan sifat dielektrik.
Struktur khusus mineral tersebut memberikan barium titanat sifat-sifat unik dalam pencairan dan pertumbuhan mikrostruktur, yang berdampak besar pada sifat fisik dan pemadatan material.
Dalam teknologi kendaraan listrik, barium titanat, sebagai salah satu komponen utama dalam sistem penyimpanan energi listrik, berpotensi mengubah teknologi baterai tradisional. Penelitian menunjukkan bahwa nanokristal barium titanat yang digunakan dalam baterai dapat meningkatkan kepadatan dan efisiensi penyimpanan energi. Kemurnian tinggi nanomaterial ini memberinya biokompatibilitas yang baik, sehingga berpotensi menjadi salah satu komponen inti kendaraan listrik pintar masa depan.
Selain teknologi baterai, efek piezoelektrik dan termoelektrik barium titanat membuatnya banyak digunakan dalam sensor pencitraan termal tanpa pendingin dan teknologi fotografi termal. Atribut ini sangat penting dalam meningkatkan kinerja sensor, terutama karena permintaan pasar untuk sistem pencitraan termal yang cepat dan efisien terus tumbuh.
Polarisasi spontan barium titanat dapat mencapai 0,26 C/m² pada suhu ruangan, yang memberikan kemungkinan baru untuk pengembangan lebih banyak aplikasi dalam elektronik modern.
Namun, penggunaan barium titanat juga menghadapi beberapa tantangan. Pertama, karena toleransinya yang buruk terhadap pelarut, bahan ini mudah rusak, terutama dalam lingkungan asam kuat, dan hal ini memengaruhi stabilitas material. Kedua, dalam lingkungan suhu tinggi, struktur dan sifat kristalnya akan berubah, yang menuntut ketahanan suhu tinggi material yang lebih tinggi.
Meskipun menghadapi beberapa tantangan, barium titanat memiliki potensi besar dalam kendaraan listrik dan komponen elektronik. Dengan kemajuan teknologi, lebih banyak teknologi baterai baru mungkin muncul di masa depan untuk meningkatkan kinerja kendaraan listrik. Barium titanat, sebagai material penting dalam jenis teknologi ini, memainkan peran penting dalam pengembangan kendaraan listrik dan promosi teknologi perlindungan lingkungan.
Oleh karena itu, dalam menghadapi teknologi energi baru yang terus berkembang, kita harus memikirkan apakah barium titanat dapat menjadi material utama yang memimpin inovasi teknologi baterai masa depan?