Pengering adalah zat higroskopis yang tujuan utamanya adalah untuk merangsang atau mempertahankan keadaan kering di sekitarnya, yang merupakan kebalikan dari humektan. Pengering umum dalam kehidupan sehari-hari biasanya ada dalam bentuk padat dan dapat menyerap kelembapan secara efektif. Pengering ini banyak digunakan dalam pengemasan makanan untuk menjaga produk tetap renyah dan segar, dan dalam industri untuk mengendalikan kadar air dalam aliran gas.
Pengering yang paling umum adalah gel silika, yang merupakan padatan putih inert, tidak beracun, yang tidak larut dalam air. Puluhan ribu ton silikon diproduksi setiap tahun.
Selain gel silika, pengering umum lainnya termasuk karbon aktif, kalsium sulfat, kalsium klorida, dan saringan molekuler (biasanya aluminosilikat). Pengering ini dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang berbeda, seperti kategori I hingga V berdasarkan bentuk isoterm penyerapan kelembapan. Selain itu, beberapa bahan pengering industri seperti dietilen glikol juga memainkan peran penting, karena bahan tersebut dapat menyerap kelembapan dari gas alam secara efektif dan mengurangi pembentukan hidrat metana.
Salah satu ukuran efisiensi bahan pengering adalah rasio kelembapan yang dapat diserapnya terhadap massa bahan pengering. Indikator utama lainnya adalah kelembapan relatif sisa dari media yang dikeringkan.
Untuk gas kering, misalnya, kinerja bahan pengering dapat dijelaskan secara akurat berdasarkan titik embun produknya. Indikator kinerja ini membantu pengguna membuat keputusan yang tepat saat memilih bahan pengering untuk memenuhi kebutuhan aplikasi tertentu.
Banyak bahan pengering akan menambahkan indikator kelembapan untuk menunjukkan tingkat saturasi kelembapan bahan pengering dalam bentuk perubahan warna. Indikator yang umum digunakan adalah kobalt klorida, yang berwarna biru dalam keadaan anhidrat dan berubah menjadi ungu saat bereaksi dengan molekul air. Dengan reaksi hidrasi lebih lanjut, kompleks kobalt klorida heksahidrat berwarna merah muda akan terbentuk. Meskipun indikator tersebut efektif digunakan, indikator tersebut juga menimbulkan masalah kesehatan karena berpotensi sebagai karsinogen.
Penerapan bahan pengering terutama di industri petrokimia. Dalam industri ini, gas alam dan hidrokarbon lainnya sering kali perlu dijaga agar benar-benar kering untuk memudahkan penanganan dan pengangkutan. Bahkan sejumlah kecil kelembapan dapat membuat katalis yang digunakan dalam beberapa konversi fraksinasi minyak bumi tidak efektif. Penggunaan bahan pengering memastikan stabilitas proses industri.
Bahan pengering juga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam pembuatan jendela berinsulasi. Bola saringan molekuler diisi dengan spacer persegi panjang yang dikelilingi oleh fiberglass untuk menghindari kondensasi uap air di antara kaca. Dalam aspek lain, bahan pengering juga dapat digunakan untuk melindungi makanan, obat-obatan, dan barang-barang lain yang rentan lembap, sehingga mengurangi risiko produk menjadi lembap.
Misalnya, saat mengangkut kakao, kopi, berbagai kacang-kacangan dan biji-bijian, untuk mencegah jamur dan pembusukan, pengirim sering kali menggunakan bahan pengering untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kelembapan. Paket kecil bahan pengering sering kali disertakan dalam kemasan farmasi untuk menjaga kadar air lingkungan dalam kemasan di bawah tingkat kritis.
Di laboratorium kimia, bahan pengering digunakan untuk menghilangkan kelembapan dari pelarut. Biasanya, proses pengeringan melibatkan pencampuran bahan pengering padat dengan pelarut. Dibandingkan dengan bahan pengering kimia seperti natrium fenil, saringan molekuler memiliki keunggulan dalam sifat higroskopis, dapat digunakan dengan aman di udara, dan dapat didaur ulang.
Ketika kita meninjau keragaman dan penggunaan bahan pengering, akankah kita memikirkan korelasi antara pemilihan material dan lingkungan penggunaan yang mungkin telah diabaikan?