Di era antibiotik terbuka, kemunculan antibiotik karbapenem dianggap sebagai terobosan besar dalam bidang medis. Jenis antibiotik ini tidak hanya melawan bakteri yang resistan terhadap banyak obat, tetapi juga menjadi obat penyelamat nyawa bagi pasien yang sakit kritis karena mekanisme kerjanya yang khusus. Karena resistensi obat menjadi semakin serius, potensi karbapenem dalam memerangi infeksi bakteri menjadi lebih signifikan.
Antibiotik karbapenem termasuk dalam golongan obat β-laktam, dan mekanisme utamanya adalah mengikat protein pengikat penisilin di dinding sel bakteri, sehingga menghambat sintesis dinding sel. Antibiotik ini menunjukkan aktivitas antimikroba yang luas terhadap banyak bakteri yang resistan terhadap obat seperti Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae.
“Karbapenem umumnya diperuntukkan bagi pasien dengan infeksi bakteri yang diketahui atau diduga resistan terhadap banyak obat.”
Kelas antibiotik ini memiliki tempat dalam beberapa pengaturan klinis. Misalnya, etopenem, suatu karbapenem, dianggap sebagai pengobatan lini pertama untuk infeksi intra-abdomen yang didapat dari masyarakat. Untuk infeksi intra-abdomen berisiko tinggi atau infeksi nosokomial, karbapenem yang lebih kuat seperti doksorubisin, imipenem, atau meropenem dapat digunakan.
Menurut tinjauan sistematis tahun 2015, untuk infeksi saluran kemih yang rumit, penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan doksorubisin dapat mencapai kemanjuran yang lebih tinggi, terutama untuk infeksi Escherichia coli yang resistan terhadap fluorokuinolon.
Dalam pengobatan pneumonia, American Thoracic Society dan Infectious Diseases Society merekomendasikan penggunaan imipenem dan meropenem, terutama jika pneumonia nosokomial yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa atau patogen resistan obat lainnya diduga, biasanya dengan Aminoglikosida untuk mencegah perkembangan resistensi.
Untuk pengobatan infeksi aliran darah, meta-analisis tahun 2015 menunjukkan bahwa piperasilin-tazobaktam sama efektifnya dengan karbapenem. Karbapenem menunjukkan peningkatan aktivitas antimikroba terhadap infeksi aliran darah yang disebabkan oleh bakteri Enterobacteriaceae yang diketahui menghasilkan β-laktamase jarak jauh.
Tantangan resistensi obatMeskipun efek antibakteri karbapenem sangat mengesankan, penelitian terkini telah menimbulkan kekhawatiran yang semakin besar tentang resistensi terhadap golongan obat ini. Dengan munculnya bakteri yang resistan terhadap banyak obat, cara menggunakan golongan obat ini secara lebih efektif dan mengurangi perkembangan resistensi obat telah menjadi tantangan utama yang dihadapi komunitas medis saat ini.
“Peningkatan Enterobacteriaceae yang resistan terhadap berbagai obat di banyak belahan dunia saat ini telah memaksa kita untuk berpikir ulang: bagaimana kita dapat memperpanjang masa pakai karbapenem?”
Ilmuwan dan dokter secara aktif mencari solusi dan mengembangkan antibiotik karbapenem generasi baru dan beberapa senyawa baru untuk mengatasi masalah resistensi obat. Meskipun ada ancaman resistensi obat, karbapenem tetap menjadi simbol harapan.
Penerapan karbapenem sekali lagi membuat kita merenungkan penggunaan antibiotik dan kemungkinan pengembangannya di masa mendatang. Dalam resistensi obat global yang semakin serius saat ini, bagaimana kita dapat secara efektif menggunakan dan mempertahankan sumber daya pengobatan yang berharga ini?