Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi kemajuan signifikan dalam pengobatan anti-HIV, terutama penggunaan beberapa obat antiretroviral. Obat-obatan ini menyerang berbagai bagian siklus hidup HIV secara bersamaan, sehingga meningkatkan efektivitasnya terhadap virus. Pengobatan ini, yang disebut terapi antiretroviral yang sangat aktif (HAART), memungkinkan banyak orang yang terinfeksi untuk mengendalikan penyakit mereka dan menjalani kehidupan yang relatif normal bahkan tanpa adanya obat.
HAART tidak hanya mengurangi jumlah total HIV dalam tubuh orang yang terinfeksi, tetapi juga menjaga fungsi sistem kekebalan tubuh mereka dan secara efektif mencegah infeksi oportunistik.
Menurut rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), semua orang dengan HIV harus menerima terapi antiretroviral (ART). Strategi ini tidak hanya memperpanjang hidup pasien, tetapi juga mengurangi penyebaran virus di masyarakat. Namun, rejimen pengobatan ini rumit dan memerlukan kepatuhan pengobatan yang ketat, dan partisipasi pasien sangat penting dalam memilih opsi pengobatan. Seiring dengan semakin mendalamnya penelitian, semakin penting untuk mengeksplorasi stigma terkait HIV, hambatan terhadap intervensi pengobatan, dan solusi untuk mengatasi hambatan tersebut.
Saat ini, obat anti-HIV terutama mencakup enam kategori, yang masing-masing bekerja pada tahap siklus hidup HIV yang berbeda. Kombinasi umum terdiri dari dua penghambat transkriptase balik nukleosida (NRTI) sebagai dasar, diikuti oleh penghambat transkriptase balik non-nukleosida (NNRTI), penghambat protease (PI) atau penghambat integrase (INSTI).
Penghambat masuk bekerja dengan mencegah HIV memasuki sel inang. Jenis obat ini meliputi Maraviroc dan Enfuvirtide.
Penghambat transkriptase balik nukleotidaObat NRTI mencapai efeknya dengan menghambat proses transkripsi balik HIV. Obat-obatan yang umum meliputi Zidovudine dan Lamivudine.
Kelas obat ini menghambat aktivitas transkriptase balik dengan mengikat situs alosterik pada enzim tersebut. NNRTI generasi pertama dan kedua meliputi Nevirapine dan Rilpivirine.
Kelas obat ini secara khusus menargetkan enzim integrase, mencegah DNA HIV berintegrasi ke dalam materi genetik sel inang. Raltegravir merupakan inhibitor integrase pertama yang disetujui FDA.
Inhibitor proteaseInhibitor protease mengurangi pelepasan virus menular dengan mengganggu pematangan virus. Obat-obatan yang umum meliputi Darunavir dan Atazanavir, yang sangat direkomendasikan untuk pengobatan lini pertama.
Pentingnya terapi kombinasi terletak pada sifat mutasi HIV yang cepat. Dengan menggabungkan beberapa obat, peluang virus mengembangkan mutasi yang resistan terhadap obat dapat dikurangi. Terapi HAART standar biasanya menggunakan tiga obat, dan "koktail rangkap tiga" ini telah terbukti mengendalikan virus secara efektif.
"Satu obat antiretroviral tidak dapat menekan HIV untuk waktu yang lama dan harus digunakan dalam kombinasi untuk mencapai efektivitas jangka panjang."
Meskipun terapi antiretroviral telah meningkatkan kualitas hidup pasien HIV secara signifikan, para peneliti masih mengeksplorasi cara untuk lebih mengurangi beban penyakit pada pasien. Penelitian terkini telah menunjukkan bahwa peningkatan interleukin-2 (IL-2) memiliki efek tertentu pada peningkatan sel imun pasien HIV, tetapi belum menunjukkan peningkatan signifikan dalam angka kematian dan infeksi.
Seiring waktu, pendekatan terhadap perawatan antiretroviral telah berkembang. Banyak ahli setuju bahwa terapi antiretroviral harus dimulai pada setiap jumlah CD4 untuk mengurangi risiko perkembangan penyakit.
Menurut pedoman WHO, rejimen pengobatan antiretroviral yang tepat adalah "aman, sederhana, dan efektif."
Berbagai pengobatan untuk HIV telah meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan dan secara efektif mengendalikan penyebaran virus. Dengan kemajuan pengobatan, apakah akan ada obat untuk HIV di masa depan, atau apakah mempertahankan status penyakit kronis akan menjadi hal yang biasa?