Dalam kimia polimer, polimerisasi in situ, sebagai metode persiapan yang dilakukan dalam campuran polimerisasi, menawarkan banyak peluang untuk pengembangan nanopartikel. Teknologi ini tidak hanya melibatkan sintesis oligomer yang tidak stabil, tetapi juga perlu dilakukan dalam kondisi tertentu untuk memastikan kekuatan dan optimalisasi kinerja nanokomposit polimer akhir.
Proses polimerisasi in situ mencakup langkah inisiasi dan serangkaian langkah polimerisasi, yang pada akhirnya membentuk campuran molekul polimer dan nanopartikel.
Nanopartikel awalnya didispersikan dalam monomer cair dengan berat molekul rendah. Saat campuran homogen terbentuk, polimerisasi dimulai dengan penambahan inisiator yang sesuai dan paparan sumber seperti panas, radiasi, atau sejenisnya. Ketika mekanisme polimerisasi selesai, material nanokomposit yang terdiri dari molekul polimer dan nanopartikel diproduksi. Proses ini sangat penting untuk pengembangan material yang ramah lingkungan karena memenuhi persyaratan fungsional dan keberlanjutan.
Keuntungan dan KerugianKeuntungan dari proses polimerisasi in situ adalah hemat biaya bahan, kemudahan otomatisasi, dan kemampuan untuk diintegrasikan dengan berbagai metode pemanasan dan pengawetan. Namun, pendekatan ini memiliki kerugian yang tidak dapat diabaikan, termasuk keterbatasan bahan yang tersedia, jangka waktu yang singkat untuk melakukan proses polimerisasi, dan kebutuhan akan peralatan yang mahal.
Untuk menerapkan polimerisasi in situ guna membentuk nanokomposit polimer, kondisi tertentu harus dipenuhi, seperti menggunakan prepolimer viskositas rendah (biasanya kurang dari 1 Pascal).
Pada akhir abad ke-20, Toyota Motor Corporation memelopori aplikasi komersial nanokomposit tanah liat-poliamida-6, yang secara langsung didasarkan pada polimerisasi in situ. Dengan landasan ini yang ditetapkan, penelitian tentang nanokomposit talk berlapis polimer telah berkembang pesat. Setelah menambahkan sedikit nanofiller, kekuatan, stabilitas termal, dan kapasitas penghalang nanokomposit lempung meningkat secara signifikan.
Polimerisasi in situ merupakan metode utama untuk menyiapkan karbon nanotube yang dimodifikasi polimer. Karbon nanotube telah dipelajari secara ekstensif karena sifat mekanik, termal, dan elektroniknya yang sangat baik dan menunjukkan potensi besar dalam aplikasi seperti komposit yang diperkuat dan komposit konduktif termal. Keuntungan polimerisasi in situ adalah kompatibel dengan sebagian besar polimer dan dapat membentuk interaksi kovalen yang kuat dengan dinding nanotube pada tahap awal.
Kemajuan dalam polimerisasi in situ telah memungkinkan produksi komposit polimer-karbon nanotube dengan sifat mekanik yang ditingkatkan.
Makromolekul dalam bidang biofarmasi, seperti protein, DNA, dan RNA, terbatas dalam aplikasi klinisnya karena stabilitasnya yang buruk dan kerentanannya terhadap degradasi enzimatik. Nanokomposit polimer-biomakromolekul yang dibentuk melalui polimerisasi in situ memberikan ide-ide inovatif untuk memecahkan masalah ini dan dapat secara efektif meningkatkan stabilitas, aktivitas biologis, dan kemampuannya untuk menembus penghalang biologis.
Nanokomposit yang terbentuk dapat dibagi menjadi dua jenis utama: hibrida polimer linier-biomakromolekul dan nanokapsul polimer ikatan silang-biomakromolekul.
Nanogel, sebagai jenis baru pembawa pelepasan obat, memiliki aplikasi biomedis yang kaya. Teknologi polimerisasi in situ dapat digunakan untuk menyiapkan nanogel protein untuk pengiriman terarah ke sel-sel tertentu. Aplikasi ketiga jenis nanogel ini sangat penting dalam pengobatan kanker, vaksinasi, dan pengobatan regeneratif.
RingkasanDengan perkembangan peralatan dan teknologi, kemajuan penelitian polimerisasi in situ diharapkan dapat membawa lebih banyak peluang inovatif dalam persiapan nanokomposit polimer di masa mendatang. Di masa mendatang, apakah teknologi ini akan mendominasi kemajuan ilmu material dan menjadi sarana utama pengembangan material baru?