Dalam akuntansi, perhitungan biaya persediaan yang wajar sangat penting bagi laporan keuangan perusahaan. Hal ini tidak hanya memengaruhi laba perusahaan, tetapi juga memengaruhi pelaporan pajak dan arus modal. Oleh karena itu, memahami dua metode penghitungan biaya persediaan utama, FIFO (First In, First Out) dan LIFO (Last In, First Out), sangat penting bagi setiap akuntan atau manajer keuangan.
Perhitungan biaya melibatkan semua biaya yang terkait dengan persediaan, termasuk harga pembelian, biaya pemrosesan, dan biaya lain yang diperlukan untuk membawa persediaan ke kondisi saat ini. Biaya-biaya ini hanya dicatat sebagai biaya saat produk dijual, sehingga memengaruhi laba periode berjalan. Manajemen persediaan tidak hanya tentang pencatatan barang, tetapi juga harus memperhitungkan masalah-masalah seperti penyusutan, keusangan, dan kerusakan barang.
Persediaan memiliki dampak yang mendalam pada laba perusahaan, dan perhitungan biaya yang tepat dapat membantu perusahaan memahami status keuangan mereka.
FIFO, yaitu first in, first out, mengasumsikan bahwa barang yang dibeli pertama akan dijual terlebih dahulu, yang dapat mencerminkan dampak kenaikan harga pasar terhadap biaya. Hal ini terutama penting dalam industri yang sering menghadapi kenaikan harga. Sebaliknya, LIFO melakukan hal yang sebaliknya dan mengasumsikan bahwa barang yang kurang diminati akan dijual terlebih dahulu, yang lebih melindungi laba dalam lingkungan kenaikan harga.
Mengadopsi metode FIFO atau LIFO akan secara langsung memengaruhi laba yang dilaporkan perusahaan dan beban pajak, sehingga diperlukan pertimbangan yang cermat saat memilih.
Dengan menggunakan metode perhitungan persediaan yang berbeda, Anda akan mendapatkan laporan biaya dan laba yang berbeda untuk aktivitas penjualan yang sama. Misalnya, bayangkan seorang pemilik toko membeli produk yang sama pada waktu yang berbeda dan dengan harga yang berbeda. Bergantung pada metode yang dipilih, hal tersebut pada akhirnya akan memengaruhi nilai inventaris yang dilaporkan dan laba yang dilaporkan. Misalnya, menghitung biaya produk menggunakan metode FIFO dapat menunjukkan biaya yang lebih rendah dan laba yang dilaporkan lebih tinggi.
Mengendalikan inventaris merupakan salah satu kunci manajemen bisnis. Estimasi inventaris yang salah dapat menyebabkan kerugian laba. Tidak hanya itu, perubahan inventaris akan memengaruhi arus kas dan juga merupakan faktor penting dalam keputusan penyesuaian perusahaan.
Inventaris yang berlebihan meningkatkan biaya penyimpanan, sementara inventaris yang tidak mencukupi memengaruhi penjualan dan kepuasan pelanggan.
Pemilihan metode perhitungan inventaris yang tepat memerlukan pertimbangan banyak faktor, seperti fluktuasi pasar, model operasi perusahaan, dan prakiraan harga di masa mendatang. Perusahaan memiliki fleksibilitas untuk memilih antara FIFO dan LIFO berdasarkan kebutuhan mereka dan secara berkala menilai kembali kesesuaian pilihan mereka.
Menurut berbagai standar akuntansi, FIFO atau LIFO mungkin memiliki dampak yang berbeda pada pelaporan akuntansi dan perpajakan, yang pada gilirannya memengaruhi laba akhir perusahaan. Oleh karena itu, memahami hal ini sangat penting bagi bisnis yang ingin tampil lebih kompetitif secara finansial.
Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif, metode perhitungan inventaris yang benar tidak hanya memengaruhi kesehatan keuangan perusahaan, tetapi juga dapat menjadi faktor kunci untuk menang. Ketika Anda dihadapkan pada pilihan FIFO atau LIFO, pernahkah Anda berpikir tentang bagaimana pilihan Anda akan memengaruhi kinerja keuangan dan beban pajak Anda di masa mendatang?