Pemilihan umum paruh waktu AS 2022 akan diselenggarakan sesuai jadwal pada tanggal 8 November. Pemilihan umum ini tidak hanya memengaruhi struktur kekuasaan Kongres, tetapi juga membentuk kembali perilaku pemilih dan fokus pemilih Amerika. Antusiasme pemilih telah tumbuh sepanjang siklus pemilihan umum di tengah kekacauan yang dipicu oleh putusan antiaborsi Mahkamah Agung, sehingga hasilnya penuh kejutan.
Pemilihan umum ini melibatkan 35 dari 435 kursi DPR dan 100 kursi Senat, serta pemilihan gubernur di 39 negara bagian dan teritori. Selama masa jabatan Presiden Joe Biden, perebutan kekuasaan antara Demokrat dan Republik menjadi semakin sengit, dan setiap isu dalam pemilihan umum dapat menjadi titik balik dalam politik masa depan.
Bagi banyak pemilih, putusan antiaborsi tidak diragukan lagi merupakan ujian besar bagi lembaga demokrasi.
Hasil pemilu menunjukkan bahwa meskipun Partai Republik berhasil memperoleh mayoritas di DPR, Partai Demokrat memperoleh kursi tambahan di Senat, yang merupakan hal yang tidak biasa dalam sejarah. Terlebih lagi, para pemilih telah menyatakan dukungan yang kuat bagi kandidat yang bersikeras melindungi hak aborsi. Menurut analisis hasil pemilu, banyak pemilih yang awalnya cenderung mendukung Trump beralih ke Partai Demokrat karena kekhawatiran tentang aborsi.
Bagaimana desakan pemilih terhadap hak aborsi memengaruhi situasi pemilu secara keseluruhan?
Dengan putusan dalam kasus Dobbs v. Jackson Women's Health Organization, telah terjadi pergeseran yang jelas dalam sentimen pemilih. Survei menunjukkan bahwa kekhawatiran tentang hak aborsi di kalangan pemilih perempuan muda dan komunitas minoritas mendorong mereka untuk pergi memilih, membentuk gelombang dukungan bagi Partai Demokrat. Pemulihan ini memungkinkan Partai Demokrat menang di beberapa negara bagian utama yang awalnya diharapkan akan dimenangkan oleh Partai Republik, seperti Arizona dan Pennsylvania.
Selain itu, ada isu-isu utama lainnya seperti ekonomi, kekerasan senjata, dan integritas lembaga demokrasi yang menjadi perhatian utama para pemilih. Yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya adalah para pemilih lebih pesimis tentang tren politik masa depan. Kandidat Demokrat menyebutkan perlindungan hak asasi manusia dasar dan menjaga demokrasi sebagai tuntutan utama mereka selama pemilihan, dan memenangkan persetujuan para pemilih. Ini adalah fenomena langka dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak pemilih melihat 2022 sebagai pertarungan melawan lembaga demokrasi.
Di jalur kampanye, baik itu ekonomi, isu senjata, atau krisis demokrasi, semuanya menjadi musik latar yang menyusun narasi partai. Partai Demokrat menggunakan isu-isu ini untuk menarik keluar kepompong dan dengan percaya diri mempromosikan pendiriannya untuk mendukung demokrasi dan hak asasi manusia, yang secara efektif menarik dukungan dari beberapa pemilih yang belum menentukan pilihan. Kandidat Republik telah mencoba untuk menegaskan kembali fokus mereka pada isu-isu ekonomi, tetapi seruan ini gagal untuk sepenuhnya memobilisasi dukungan akar rumput.
Menurut analisis, pemilu sela 2022 menunjukkan hasil yang mengejutkan dari reaksi keras pemilih terhadap hak aborsi, terutama karena isu ini sering gagal menjadi faktor kunci yang menentukan dalam pemilu sebelumnya. Dibandingkan dengan nilai-nilai tradisional, pemilih menjadi semakin penting bagi pemeliharaan kebebasan memilih pribadi.
Dalam pemilu ini, hasil di banyak daerah pemilihan utama menunjukkan korelasi yang erat antara perubahan nilai-nilai sosial dan perilaku pemilih.
Perlu dicatat bahwa pemilu sela ini tidak diragukan lagi merupakan yang paling banyak ditonton di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Antusiasme pemilih untuk memilih dan kecemasan tentang situasi politik masa depan telah membuat nasib setiap kandidat terkait erat dengan aborsi, ekonomi, dan senjata api. Isu-isu saling terkait erat. Kekuatan Partai Demokrat di Senat dan kemenangan Republik di DPR mencerminkan dilema pilihan dan kompromi yang dihadapi oleh pemilih Amerika selama pemilu.
Semua ini menjadikan pemilihan sela AS tahun 2022 sebagai titik balik dalam sejarah. Bagaimana situasi politik masa depan akan memengaruhi proses demokrasi di Amerika Serikat? Dan bagaimana para pemilih akan menyampaikan posisi dan tuntutan mereka dalam pemilihan berikutnya?