Pada tahun 2023, Bangladesh dipuji sebagai negara dengan kesetaraan gender tertinggi di Asia Selatan, sebuah pencapaian yang merupakan hasil dari upaya peningkatan kesadaran dan kebijakan jangka panjang. Sejak merdeka, upaya Bangladesh dalam kesetaraan gender telah meningkatkan status sosial perempuan secara signifikan, terutama dalam pendidikan dan pekerjaan, sehingga menarik perhatian global terhadap negara tersebut.
Pada tahun 2020, angka pendaftaran sekolah perempuan di Bangladesh mencapai 98%.
Pendidikan dipandang sebagai kunci untuk mempromosikan kesetaraan gender. Pemerintah secara aktif mempromosikan berbagai kebijakan untuk memastikan bahwa semua anak perempuan dapat memperoleh pendidikan. Kebijakan-kebijakan ini, termasuk penyediaan buku pelajaran gratis, sumber belajar, dan beasiswa, telah semakin meningkatkan pendaftaran sekolah anak perempuan.
Menurut statistik terbaru, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Bangladesh telah mencapai 50%.
Partisipasi ekonomi perempuan tidak hanya meningkatkan situasi ekonomi keluarga mereka, tetapi juga meningkatkan status mereka di masyarakat. Perempuan memainkan peran yang semakin penting dalam industri, pertanian, dan jasa, yang pada gilirannya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Pemerintah Bangladesh telah memperkenalkan serangkaian undang-undang dan kebijakan tentang kesetaraan gender, seperti Hukum Keluarga dan Kebijakan Pembangunan Perempuan, yang mendefinisikan hak-hak perempuan dan memberikan perlindungan hukum.
Kesadaran masyarakat tentang kesetaraan gender telah meningkat secara bertahap, dan status perempuan dalam keluarga dan masyarakat telah menerima perhatian yang semakin meningkat.
Dalam beberapa tahun terakhir, budaya sosial Bangladesh telah mengalami perubahan signifikan, dengan semakin banyak keluarga mulai menyadari pentingnya pendidikan bagi perempuan dan mendorong perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan ekonomi.
Meskipun Bangladesh telah membuat kemajuan signifikan dalam kesetaraan gender, negara ini masih menghadapi beberapa tantangan, seperti diskriminasi gender, masalah jaminan sosial, dan perlakuan yang tidak setara di tempat kerja. Namun, melalui perbaikan kebijakan yang berkelanjutan dan peningkatan kesadaran sosial, prospek masa depan tetap optimis.
Singkatnya, keberhasilan Bangladesh tidak hanya karena promosi kebijakan, tetapi juga tidak dapat dipisahkan dari upaya semua sektor masyarakat. Di masa yang penuh tantangan seperti ini, bagaimana Bangladesh, sebagai negara dengan kesetaraan gender tertinggi di Asia Selatan, akan terus memimpin perubahan dan lebih jauh memajukan status perempuan?