Wakame (Undaria pinnatifida) adalah spesies rumput laut yang berasal dari daerah pesisir beriklim dingin, khususnya di Samudra Pasifik barat laut di negara-negara seperti Jepang, Korea, Tiongkok, dan Rusia. Rumput laut ini telah dikonsumsi selama berabad-abad di Asia Timur dan dikenal karena rasanya yang unik dan teksturnya yang lembut, sering ditemukan dalam sup dan salad. Namun, makanan laut yang lezat ini kini menyebar ke seluruh dunia sebagai spesies asing yang tidak diinginkan, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang ekosistem.
Wakame, selain dianggap sebagai rumput laut yang lezat untuk dimakan, juga telah terdaftar sebagai salah satu spesies asing yang paling terancam di dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Nama Wakame berasal dari bahasa Jepang, yang berarti "rumput laut muda", dan sejarahnya dapat ditelusuri kembali ke periode Nara di Jepang. Di Jepang dan Korea, nelayan dan petani laut setempat telah berhasil membudidayakan wakame selama lebih dari seribu tahun. Seiring berjalannya waktu, bukti wakame mulai muncul dalam literatur Barat sebagai makanan laut yang populer. Khususnya pada tahun 1960-an, yang dipengaruhi oleh gerakan diet makro-ekologis dan munculnya restoran Jepang, wakame memasuki pasar AS dalam jumlah besar dalam bentuk kering.
Penyebaran Wakame sering kali dimulai pada bangunan buatan, di mana strategi pertumbuhannya yang cepat memungkinkannya untuk berkembang biak dengan cepat dan menyebar ke daerah terumbu karang alami.
Alasan utama invasi ini aman adalah karena Wakame mampu tumbuh di berbagai lingkungan dan menyebar di air dengan spora mikroskopisnya. Setiap tanaman wakame yang bereproduksi dapat melepaskan jutaan spora kecil, yang dapat menyebar lebih jauh melalui arus air atau dengan menempel pada perahu dan peralatan penangkapan ikan.
Invasi Wakame tidak hanya mengancam ekosistem lokal, spesies yang sangat invasif ini juga dapat mengubah keanekaragaman hayati lokal secara signifikan. Studi tersebut menunjukkan bahwa keberadaan Wakame dapat menyebabkan penurunan jumlah spesies alga asli, yang memengaruhi organisme dan ekosistem yang bergantung pada alga ini. Persaingan ini dapat merusak kemampuan spesies asli untuk bertahan hidup, terutama dalam hal kebutuhan mereka akan cahaya dan ruang.
Reproduksi wakame yang berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan pada fasilitas akuakultur, yang memengaruhi produksi perikanan dan pariwisata.
Untuk mengatasi masalah penyebaran Wakami, banyak negara telah mulai mengambil tindakan. Di Selandia Baru, wakame telah terdaftar sebagai spesies yang tidak diinginkan sejak tahun 2000, dengan komitmen kuat untuk mencegah penyebarannya lebih lanjut. Peraturan perlindungan perikanan dan ekologi yang diterapkan oleh pemerintah mengharuskan pemeriksaan rutin dan pembersihan peralatan bawah air setiap hari untuk mengurangi kemungkinan penyebaran spora wakame.
Meskipun wakame dikenal sebagai makanan sehat, menurut penelitian, ia kaya akan asam lemak Omega-3, yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia, termasuk membantu mengendalikan lipid darah. Namun, identitas ganda ini telah membawa kesulitan bagi tata kelola. Mengambil contoh Jepang dan Korea Selatan, wakame banyak digunakan dalam hidangan seperti sup miso atau salad rumput laut, menjadi bagian dari makanan penduduk setempat. Namun, sifat invasifnya di lingkungan baru berdampak serius pada ekosistem asli, membuat kita bertanya-tanya: ketika kita menikmati makanan lezat, apakah kita secara tidak sengaja berkontribusi terhadap invasi spesies asing?
Wakame telah muncul di banyak negara, bahkan di Amerika Serikat. Pemerintah dan pakar ekologi berjuang untuk menemukan keseimbangan: bagaimana melindungi spesies asli ekosistem sambil mengelola dan mengeksploitasi makanan laut populer ini di pasaran. Untuk makhluk laut yang mengancam sekaligus lezat, strategi pengelolaan dan pengendalian di masa depan masih perlu dieksplorasi dan diterapkan lebih lanjut.
Kisah Wakame memberi tahu kita bahwa dalam menghadapi tantangan spesies invasif, kita perlu terus-menerus merenungkan pilihan dan perilaku manusia untuk benar-benar dan efektif menjaga ekosistem laut kita. Spesies invasif laut seperti apa yang akan muncul di masa depan?