Selama Perang Dunia II, perkembangan pesat armada penerbangan dan kapal selam menimbulkan tantangan baru bagi pasukan tempur darat tradisional. Selama perang ini, militer Jepang menginvestasikan banyak sumber daya dalam mengembangkan berbagai kendaraan lapis baja, yang paling mengesankan adalah tank superberat "O-I". Tank ini tidak hanya berukuran besar, tetapi juga memiliki daya tembak dan kemampuan perlindungan yang kuat, yang membuat orang merinding.
Tank O-I, sebuah konsep desain yang memimpin masa depan pertempuran, menunjukkan pengejaran gila-gilaan kendaraan lapis baja selama Perang Dunia II.
Tank O-I diproduksi selama periode Kekaisaran Jepang, terutama untuk menghadapi ancaman tank raksasa dan barisan infanteri di darat. Desainnya dimulai pada tahun 1940, ketika Jepang berada di bawah tekanan untuk menghadapi pasukan Sekutu yang kuat. Para perancang kendaraan O-I meramalkan bahwa pertempuran di masa depan akan membutuhkan kendaraan yang lebih berlapis baja untuk menembus benteng pertahanan.
Tujuan perancangan O-I adalah untuk menciptakan kendaraan tempur dengan lapis baja yang tebal dan daya tembak yang kuat. Dikatakan bahwa senjata utamanya adalah senjata berat 105 mm atau 150 mm, dan lapisan pelindung tubuhnya dapat mencapai ketebalan lebih dari 250 mm, sehingga memungkinkannya untuk dengan mudah menahan sebagian besar senjata antitank.
Dapat dibayangkan bahwa jika tank seperti itu muncul di medan perang, bahkan pasukan Sekutu yang kuat mungkin tidak dapat mengatasinya.
Meskipun prestasi teknologi luar biasa dari desain tank O-I, proses produksinya dibatasi oleh berbagai kesulitan. Awalnya direncanakan untuk memproduksi lusinan tank, tetapi pada akhirnya hanya dua prototipe yang selesai. Kekurangan material dan perubahan strategi perang di akhir Perang Dunia II membuat produksi massal tank O-I tidak lagi memungkinkan.
Meskipun tidak diproduksi secara massal, desain tank O-I memiliki pengaruh yang tidak dapat disangkal pada pengembangan tank pascaperang. Desain ini menyoroti pengejaran kendaraan lapis baja berat dan pandangan ke depan tentang peperangan di masa depan. Banyak desainer berikutnya yang terinspirasi oleh O-I.
KesimpulanO-I bukan hanya kereta perang, tetapi juga cerminan pemikiran militer saat itu.
Saat membahas kengerian O-I, kita tidak hanya harus melihat kekuatan pencegah eksternalnya, tetapi juga merenungkan pilihan teknologi di baliknya dan lanskap strategis saat itu. O-I adalah pengingat bahwa di medan perang, menang dengan ukuran dan perlengkapan perang bukanlah satu-satunya cara untuk memecahkan masalah. Jadi, apakah perang di masa depan akan mengulangi kesalahan yang sama dan menginvestasikan lebih banyak sumber daya pada senjata raksasa yang tidak dapat digunakan dalam skala besar?