K2-18b: Rahasia apa yang tersembunyi di atmosfer hidrogen di planet luar angkasa ini?

K2-18b adalah sebuah eksoplanet yang mengorbit bintang katai merah K2-18, sekitar 124 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini tergolong sub-Neptunus dalam hal ukuran, dengan radius sekitar 2,6 kali Bumi, dan mengorbit dalam zona layak huni bintang induknya dalam periode 33 hari. Ini berarti planet ini menerima cahaya bintang sebanyak Bumi. Planet ini pertama kali ditemukan dengan teleskop antariksa Kepler dan kemudian diamati oleh Teleskop Antariksa James Webb (JWST) untuk mempelajari atmosfernya.

Pada tahun 2019, para ilmuwan pertama kali melaporkan keberadaan uap air di atmosfer K2-18b, sebuah penemuan yang menarik perhatian besar.

Pada tahun 2023, JWST mendeteksi karbon dioksida dan metana di atmosfer K2-18b. Berbagai interpretasi dari data ini menunjukkan bahwa K2-18b mungkin merupakan planet berair dengan atmosfer yang kaya hidrogen, atau mini-Neptunus yang kaya gas. Bagaimanapun, K2-18b lebih merupakan tiruan dari Neptunus atau Uranus daripada kondisi layak huni Bumi. Hal ini mendorong diskusi ekstensif tentang potensi kelayakhuniannya.

Karakteristik K2-18

K2-18 adalah bintang katai M yang terletak di konstelasi Leo dengan suhu hanya 3457 K dan radius hanya 45% dari Matahari. Bintang tersebut berusia sekitar 2,4 miliar tahun dan menunjukkan aktivitas bintang sedang. Bintang tersebut juga memiliki sebuah planet di orbit K2-18b, K2-18c, yang dapat berinteraksi dengan K2-18b melalui efek pasang surut.

Sifat fisik K2-18b

K2-18b memiliki radius 2,610±0,087 R🜨 dan massa 8,63±1,35 ME. Kepadatan planet tersebut menunjukkan bahwa planet tersebut mungkin memiliki kulit luar yang kaya hidrogen, mungkin inti berbatu ditambah selubung tebal, atau memiliki komposisi seperti Neptunus. Planet berukuran sedang seperti itu sangat langka, membentuk apa yang dikenal sebagai lembah radius. Planet tersebut mungkin membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terbentuk, tetapi pemanasan pasang surutnya tidak mungkin berkontribusi pada proses ini.

Kemungkinan adanya lautan

Pertanyaan tentang apakah air cair ada di K2-18b masih belum jelas. Meskipun data sebelumnya menunjukkan bahwa air berada dalam keadaan superkritis, pengamatan JWST menunjukkan kemungkinan adanya lautan cair. Namun, mengonfirmasi hal ini sangat sulit karena keberadaan lautan tidak dapat disimpulkan hanya dari massa dan radiusnya saja.

Peneliti mengatakan: Dalam keadaan superkritis, tidak ada lagi batas antara cairan dan gas, sehingga semakin sulit untuk menentukan keberadaan lautan.

Penelitian sebelumnya meyakini bahwa mungkin ada komponen lain di atmosfer K2-18b, seperti amonia, molekul karbon yang disederhanakan, dll., tetapi model yang berbeda memiliki penjelasan yang berbeda untuk komponen-komponen ini, dan komunitas ilmiah masih berdebat.

Atmosfer dan iklim

Menurut pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble, K2-18b memiliki atmosfer hidrogen, dan masih ada beberapa ketidakpastian tentang keberadaan uap air. Pengamatan JWST menunjukkan bahwa konsentrasi uap air di atmosfer sangat rendah, kurang dari 0,1%. Selain itu, JWST mengamati bahwa metana dan karbon dioksida masing-masing menyumbang sekitar 1% atmosfer. Konsentrasi karbon oksida lainnya belum ditentukan dan hanya batas atas yang tersedia. Atmosfer membentuk hingga 6,2% dari massa planet, dan komposisinya mungkin mirip dengan Neptunus atau Uranus.

Evolusi Planet

Atmosfer atas K2-18b akan terpengaruh oleh radiasi berenergi tinggi dari bintang induknya. Radiasi berenergi tinggi ini akan memanaskan atmosfer dan membentuk gas hidrogen, yang dapat menyebabkan atmosfer lepas. Proses semacam itu menunjukkan bahwa bahkan jika proses ini berlanjut, K2-18b mungkin tidak sepenuhnya kehilangan atmosfernya selama masa hidupnya.

Kelayakhunian

Planet ini terletak di zona layak huni bintangnya, dan jumlah radiasi bintang yang diterimanya sekitar 1368+114−107 W/m2, yang serupa dengan Bumi. Namun, cara memastikan kelayakhunian K2-18b yang sebenarnya akan bergantung pada komposisi atmosfernya dan albedo awannya. Pengamatan menunjukkan bahwa atmosfer dalam planet tersebut mungkin sangat panas, sementara lapisan yang kaya air mungkin cocok untuk perkembangan kehidupan.

Mikroba dapat bertahan hidup di lingkungan yang kaya hidrogen, yang menunjukkan bahwa hidrogen bukanlah batu sandungan bagi kehidupan.

K2-18b tentu saja merupakan subjek penelitian yang menarik. Dengan kembalinya Teleskop Luar Angkasa James Webb ke luar angkasa, eksplorasi mendalam terhadap planet tersebut diharapkan dapat mengungkap lebih banyak rahasianya. Jadi, apakah planet ini benar-benar dapat mendukung kehidupan?

Trending Knowledge

nan
Pusat Komunitas Yahudi (JCC) memikul misi untuk mempromosikan budaya Yahudi dan persatuan masyarakat, menarik penduduk dari berbagai usia melalui berbagai festival.Kegiatan -kegiatan ini bukan hanya
Dunia air atau neraka yang membara? Apakah K2-18b benar-benar memiliki kondisi yang cocok untuk kehidupan?
K2-18b, yang juga dikenal sebagai EPIC 201912552 b, adalah sebuah eksoplanet yang mengorbit bintang katai merah K2-18, 124 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini memiliki radius sekitar 2,6 kali Bumi, dan
K2-18b: Sebuah planet dengan harapan baru bagi kehidupan, mengapa begitu misterius?
K2-18b, juga dikenal sebagai EPIC 201912552 b, adalah sebuah eksoplanet yang terletak 124 tahun cahaya (38 parsec) jauhnya, mengorbit bintang katai merah K2-18. Planet ini memiliki radius sekitar 2,6

Responses