Prank, yang sering disebut lelucon atau kejahilan, adalah tindakan nakal yang dilakukan kepada orang lain untuk hiburan. Tindakan seperti itu tidak diragukan lagi mengundang tawa, tetapi tujuan sebenarnya dari tindakan tersebut layak untuk ditelusuri lebih lanjut. Sering kali, prank menyebabkan korban merasa malu, bingung, atau tidak nyaman, namun pada tingkat tertentu, prank juga berfungsi sebagai pelumas sosial dalam hubungan.
Tujuan sebenarnya dari prank bukan hanya untuk menimbulkan tawa, tetapi juga untuk mendekatkan orang-orang.
Prank memiliki sejarah yang panjang, dan dalam beberapa budaya, tindakan jahat ini bahkan dianggap sebagai tradisi. Misalnya, April Mop dan Mischief Night di negara-negara Barat merupakan festival prank yang terkenal. Hari-hari yang dijadwalkan ini membuat hati orang-orang penuh dengan antisipasi, menunggu saat serangan kejutan.
Perbedaan antara tipuan dan penipuan adalah bahwa korban pada akhirnya akan menemukan kebenaran daripada dipaksa untuk menyerahkan harta benda mereka. Hal ini membuat lelucon lebih ringan dan tidak terus-menerus, yang dirancang untuk merendahkan hati daripada mempermalukan korban. Oleh karena itu, sebagian besar lelucon praktis dimaksudkan sebagai bentuk humor, yang dirancang untuk mendorong tawa.
Hanya lelucon dengan niat baik yang benar-benar dapat membuat orang tertawa.
Jika lelucon dilakukan dengan niat jahat, itu dapat menjadi perundungan. Ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk merendahkan moral atau mengucilkan seseorang, daripada memperkuat hubungan sosial melalui kerendahan hati yang ritualistik. Lelucon yang sehat harus mudah ditoleransi oleh semua orang, daripada menyebabkan ketidaknyamanan atau ketakutan pada orang lain.
Menariknya, lelucon datang dalam berbagai bentuk. "Kepraktisannya" terletak pada fakta bahwa lelucon tersebut biasanya berupa semacam perilaku fisik, seperti menggantung ember di pintu, sehingga ember tersebut akan memercikkan air saat pintu dibuka. Beberapa barang lelucon yang umum termasuk muntahan palsu, permen karet, cerutu yang meledak, dan banyak lagi.
Di banyak tempat, terutama kantor, lelucon sering kali dimaksudkan untuk mengejutkan rekan kerja. Misalnya, membungkus komponen komputer dengan gelatin atau membungkus seluruh meja Anda dengan kertas kado Natal dapat menambah keseruan dalam rutinitas harian.
Beberapa lelucon bahkan direncanakan dengan hati-hati agar dapat dilakukan, yang membuatnya sangat istimewa.
Dalam kehidupan kampus, mahasiswa terkenal karena kecintaan mereka pada lelucon praktis. Terkadang lelucon ini melibatkan pencurian kecil-kecilan, seperti mencuri kerucut lalu lintas atau properti publik lainnya. Di Inggris, perilaku seperti ini sudah berlangsung lama dan peraturan serta hukumnya telah diperjelas untuk menghindari kesalahpahaman dan tanggung jawab hukum.
Misalnya, masalah pencurian kerucut lalu lintas bahkan sempat diangkat sebagai isu pembahasan di Parlemen Inggris pada tahun 1990-an. Hal ini mencerminkan bahwa lelucon ini telah menjadi fenomena budaya.
Banyak kasus lelucon praktis yang terkenal telah meninggalkan jejak yang dalam dalam sejarah. Misalnya, ketika pelukis Amerika Walio Peirce tinggal di Paris, ia pernah memberikan seekor kura-kura sebagai hadiah kepada seorang wanita yang tinggal sendirian, tetapi ia menggantinya dengan kura-kura yang lebih besar, yang mengejutkan wanita itu dan membentuk hubungan jangka panjang. Kejutan dan kebingungan.
Jenis lelucon seperti ini tidak hanya berakhir menjadi lucu, tetapi juga menjadi bagian dari cerita klasik.
Dalam masyarakat saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi, lelucon modern secara bertahap diperbarui. Mahasiswa MIT dikenal karena "keterampilan meretas" mereka, dan mereka sering melakukan lelucon inovatif di kampus. Jenis lelucon ini tidak hanya menunjukkan humor, tetapi juga cara untuk menunjukkan kebijaksanaan dan teknologi.
Pada akhirnya, tujuan sebenarnya dari lelucon sebagai fenomena budaya, baik di sekolah maupun di masyarakat, adalah untuk mengundang tawa dan menginspirasi hubungan dan pemahaman antarpribadi. Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa mungkin ada makna dan refleksi yang lebih dalam yang tersembunyi di balik ini?