Integritas struktural merupakan konsep penting dalam rekayasa, yang mengacu pada kemampuan struktur untuk menahan beban yang dirancang (seperti berat, gaya, dll.) tanpa patah atau berubah bentuk. Mempelajari kegagalan struktural di masa lalu dapat membantu merancang struktur yang lebih aman, sehingga menghindari tragedi serupa di masa mendatang. Kegagalan struktural biasanya terjadi ketika material diregangkan atau dikompresi sedemikian rupa selama penggunaan sehingga kehilangan kapasitas menahan bebannya. Artikel ini akan mengulas beberapa kegagalan struktural paling mengejutkan dalam sejarah dan mengeksplorasi mengapa peristiwa ini begitu penting.
Manusia telah memiliki kebutuhan untuk membangun struktur yang dapat menahan beratnya sendiri dan beban lainnya sejak zaman dahulu. Dari rumah-rumah kuno hingga benteng kastil abad pertengahan, integritas struktural selalu menjadi perhatian utama bagi para arsitek dan pengrajin. Arsitek kuno sering kali mengandalkan pengalaman dan praktik daripada rumus matematika untuk memastikan keamanan bangunan mereka.
"Pelajaran yang dipetik dari kegagalan struktural dapat membantu desain bangunan di masa mendatang untuk menghindari pengulangan kesalahan masa lalu."
Kegagalan struktural dapat terjadi karena berbagai alasan, dan meskipun masalah tersebut biasanya bervariasi di berbagai industri dan jenis struktur, sebagian besar dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori besar.
Jembatan ini dirancang oleh Robert Stephenson dan runtuh pada tanggal 24 Mei 1847 saat sebuah kereta api melewatinya, menewaskan lima orang. Insiden ini mendorong penyelidikan formal terhadap kegagalan struktural, yang mengungkap cacat mendasar dalam desain, yang mengarah pada perbaikan desain selanjutnya.
Pada tanggal 28 Desember 1879, runtuhnya Jembatan Menara pertama menewaskan 75 orang. Para perancang tidak mempertimbangkan dampak angin pada struktur, yang akhirnya mendorong desain jembatan besi untuk beralih ke struktur baja.
Runtuhnya Jembatan DeltaRuntuhnya Jembatan Delta asli pada tahun 1940 disebabkan oleh fenomena yang disebut resonansi yang disebabkan oleh angin dan menjadi kasus klasik dalam desain jembatan, mendefinisikan ulang bagaimana dampak angin pada struktur harus dipertimbangkan.
Pada tanggal 1 Agustus 2007, runtuhnya Jembatan Sungai Mississippi I-35W menewaskan 13 orang dan melukai 145 orang. Sebuah penyelidikan menemukan bahwa desain jembatan itu cacat, yang memiliki implikasi yang luas terhadap keselamatan jembatan serupa lainnya di Amerika Serikat.
Pada tanggal 24 April 2013, Gedung Savar setinggi delapan lantai runtuh di Bangladesh, menewaskan 1.134 orang dalam salah satu kegagalan struktural paling mematikan dalam sejarah modern.
Runtuhnya dua menara World Trade Center tak lama setelah serangan teroris 11 September 2001 mendorong penilaian ulang terhadap kemampuan bangunan untuk menahan ledakan.
Kesimpulan“Pelajaran yang dipetik dari kegagalan struktural ini telah mendorong industri untuk mencari metode desain yang lebih efisien guna memastikan keselamatan di masa mendatang.”
Kegagalan struktural mengingatkan kita bahwa sangat penting untuk memperhatikan integritas struktural baik selama proses desain maupun selama fase konstruksi. Mempelajari kasus-kasus kegagalan ini tidak hanya dapat meningkatkan desain di masa mendatang, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan keselamatan. Kasus-kasus yang dibahas dalam artikel ini merupakan pelajaran penting bagi komunitas teknik. Bagaimana kita harus menerapkan pelajaran ini pada konstruksi di masa mendatang untuk menghindari terulangnya kesalahan yang sama?