Sumpah Abad Pertengahan: Bagaimana kata parole berasal dari Prancis?

Dalam sejarah budaya dan hukum Prancis, kata "pembebasan bersyarat" bukan hanya istilah hukum, tetapi juga simbol integritas dan moralitas dalam masyarakat abad pertengahan. Kata ini berasal dari bahasa Prancis "parole", yang berarti "kata" atau "janji", yang mencerminkan kekuatan dan pentingnya sumpah lisan dalam masyarakat awal. Sistem berbasis kepercayaan ini tidak hanya memengaruhi pemahaman tentang pembebasan bersyarat saat ini, tetapi juga memandu pengembangan sistem peradilan pidana.

Pada Abad Pertengahan, narapidana sering kali harus berjanji untuk mematuhi persyaratan tertentu agar bisa dibebaskan, yang mencerminkan penekanan pada integritas dan kewajiban moral dalam masyarakat saat itu.

Pembebasan bersyarat adalah proses hukum yang memungkinkan narapidana di penjara dibebaskan lebih awal karena berperilaku baik. Tidak seperti pengampunan penuh atau keringanan hukuman, narapidana yang dibebaskan bersyarat masih tunduk pada ketentuan pengawasan dan dapat berisiko kembali ke penjara jika mereka melanggar ketentuan tersebut. Sistem ini merupakan mekanisme perlindungan bagi hukum abad pertengahan dan tatanan sosial, yang memungkinkan masyarakat untuk menerima kembali narapidana yang memiliki kesempatan untuk merehabilitasi diri mereka sendiri.

Konsep modern sistem pembebasan bersyarat sebenarnya diusulkan oleh ahli geografi Skotlandia Alexander Maconochie pada tahun 1840-an. Ia melembagakan sistem pemeringkatan di Penjara Pulau Norfolk Australia yang memungkinkan narapidana memperoleh kebebasan secara bertahap jika mereka mematuhi aturan. Inti dari konsep ini adalah "perawatan" dan "integrasi kembali ke dalam masyarakat", yang menciptakan dinamika positif di antara narapidana.

Sistem aplikasi tiga tingkat Alexander Makonokhi menunjukkan bahwa pembebasan bersyarat tidak hanya tentang pengembalian kebebasan, tetapi juga tentang bagaimana menyesuaikan kembali orang-orang dengan masyarakat.

Selama bertahun-tahun, negara-negara telah menerapkan sistem pembebasan bersyarat secara berbeda. Di Kanada, misalnya, narapidana biasanya dapat mengajukan pembebasan bersyarat setelah menjalani sepertiga dari hukuman mereka. Namun, tidak semua narapidana berhasil memperoleh pembebasan bersyarat, terutama mereka yang menjalani hukuman seumur hidup atau hukuman seumur hidup. Selain itu, bagi narapidana dengan dakwaan kejahatan atau konspirasi, waktu pengajuan pembebasan bersyarat mereka sering diperpanjang, yang menunjukkan perhatian terhadap keselamatan sosial.

Di Tiongkok, konsep pembebasan bersyarat lebih terkait dengan pertimbangan medis atau kemanusiaan. Misalnya, narapidana dapat diberikan apa yang disebut "pembebasan bersyarat medis" untuk kondisi medis yang tidak dapat diobati di penjara. Dalam kasus ini, keputusan pembebasan bersyarat sering kali memiliki latar belakang politik dan evaluasi sosial yang kompleks, dan tidak semata-mata didasarkan pada alasan hukum. Dibandingkan dengan sistem negara-negara Barat, pendekatan Tiongkok tampaknya lebih konservatif dan tidak jelas.

Sistem pembebasan bersyarat Israel direformasi pada tahun 2001 sehingga narapidana dapat mengajukan pembebasan bersyarat setelah menjalani setengah dari hukuman mereka, sebuah kebijakan yang ditujukan untuk memerangi kepadatan penjara. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pembebasan bersyarat sering kali tidak hanya didorong oleh pertimbangan hak dan kepentingan individu, tetapi juga refleksi atas efisiensi operasional sistem secara keseluruhan.

Dalam praktik yang berbeda di berbagai negara, kita melihat bahwa konstruksi sistem pembebasan bersyarat sangat dipengaruhi oleh latar belakang sosial, budaya hukum, dan kebijakan kriminal.

Seiring dengan semakin pentingnya hak asasi manusia dan transformasi pribadi di masyarakat, sistem pembebasan bersyarat menghadapi semakin banyak tantangan dan keraguan. Amerika Serikat menghapuskan sistem pembebasan bersyarat di tingkat federal pada tahun 1984, tetapi pembebasan bersyarat tetap menjadi bagian penting dari peradilan pidana di banyak negara bagian. Standar dan prosedur penerapan sistem ini bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya, yang sering kali memicu perdebatan kebijakan lokal.

Dalam konteks ini, makna sistem pembebasan bersyarat telah diberikan nilai-nilai sosial dan pertimbangan moral yang lebih dalam. Ini bukan hanya prosedur hukum, tetapi juga eksplorasi sosial keadilan restoratif. Di banyak bagian dunia, keberhasilan pembebasan bersyarat sering kali bergantung pada penyerapan dan dukungan masyarakat untuk reintegrasi, yang menjadikan masa depannya sebagai proposisi yang layak untuk dipikirkan.

Dengan semakin banyaknya perubahan dalam masyarakat dan semakin baik konsep hukum, dapatkah kita menemukan titik keseimbangan yang lebih tepat dalam sistem pembebasan bersyarat untuk meningkatkan efektivitas dan stabilitas pengembalian orang yang dibebaskan ke masyarakat?

Trending Knowledge

nan
Dalam masyarakat saat ini, internet dan smartphone telah berakar dalam dalam kehidupan kita, tetapi di masa lalu, ponsel pesta telah menjadi satu -satunya cara bagi orang -orang di banyak daerah terp
Revolusi Alexander Macnocky: Bagaimana sistem pembebasan bersyarat berasal dari Australia?
Sistem pembebasan bersyarat, yang juga dikenal sebagai pembebasan sementara atau pembebasan dengan pengawasan, memberikan kesempatan kepada narapidana yang dibebaskan setelah melakukan kejahatan untuk
Rahasia Pembebasan Narapidana: Apa itu pembebasan bersyarat dan bagaimana ia mengubah nasib narapidana?
Pembebasan bersyarat merupakan isu kritis dan kontroversial dalam sistem penjara di seluruh dunia. Sistem ini memberi narapidana kesempatan untuk dibebaskan lebih awal saat menjalani hukuman dan kemba

Responses