Dalam penelitian ilmu hayati, penentuan protein merupakan bagian yang krusial. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, banyak metode pengujian telah muncul, di antaranya pengujian Micro BCA yang menarik perhatian luas karena sensitivitasnya terhadap konsentrasi protein yang sangat rendah. Keberhasilan pengujian ini didorong oleh mekanisme dan keunggulannya yang unik.
Pengujian micro-BCA didasarkan pada reaksi kimia asam bicinchoninic (BCA) dengan ion tembaga. Reaksi tersebut pertama-tama melibatkan reduksi ion tembaga (II) menjadi ion tembaga (I) melalui ikatan peptida dalam protein, kemudian dua molekul BCA mengikat setiap ion tembaga (I) untuk membentuk kompleks ungu tua. Perubahan warna ini sebanding dengan konsentrasi protein, sehingga memungkinkannya untuk diukur secara kolorimetri.
Kunci dari reaksi ini adalah sensitivitas luar biasa dari uji mikro-BCA terhadap konsentrasi protein rendah, khususnya dalam kisaran 2 hingga 40 mikrogram per mililiter.
Uji BCA tradisional cocok untuk protein yang berkisar antara 20 hingga 2000 μg/mL, sedangkan uji mikro-BCA dapat mendeteksi protein serendah 2 μg/mL secara sensitif. Peningkatan ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh pengukuran yang andal bahkan ketika konsentrasi sampel sangat rendah.
Sensitivitas uji mikro-BCA yang jauh lebih baik memungkinkan pengukuran banyak sampel yang sebelumnya tidak dapat diukur, yang sangat penting untuk penelitian yang melibatkan sampel langka atau berharga.
Saat melakukan uji BCA mikro, pertama-tama Anda perlu menyiapkan reagen yang sesuai, termasuk reagen BCA mikro dan larutan tembaga, yang dapat disimpan dalam waktu lama pada suhu ruangan. Kunci dari proses ini terletak pada rasio pencampuran reagen yang akurat dan pengendalian kondisi reaksi.
Misalnya, Reagen BCA Mikro A dan B perlu dicampur dalam rasio 25:1 dan digunakan segera setelah persiapan untuk memastikan kestabilannya. Sampel perlu diuji dalam kondisi yang sesuai, biasanya diinkubasi pada suhu 37°C untuk lebih meningkatkan sensitivitas pengujian.
Rincian ini sangat penting: tidak hanya untuk penguasaan operasional, tetapi juga untuk pemahaman menyeluruh tentang uji BCA mikro.
Meskipun memiliki banyak keuntungan, pengujian mikro-BCA masih dapat mengalami gangguan dalam keadaan tertentu. Misalnya, zat pereduksi dan kelator logam dapat memengaruhi akurasi pengukuran. Oleh karena itu, zat-zat ini harus dihindari secara sadar saat melakukan pengukuran untuk memastikan bahwa hasil akhir tidak terpengaruh. Terutama dalam sampel biologis, lipid membran umum dan fosfolipid juga dapat memengaruhi penentuan.
RingkasanPengembangan pengujian mikro-BCA tidak hanya meningkatkan kemampuan untuk mengukur protein dalam rentang konsentrasi mikro, tetapi juga menyediakan alat yang lebih sensitif dan andal untuk berbagai penelitian. Hal ini tidak hanya mencerminkan keakuratan penelitian ilmiah, tetapi juga memberikan perspektif baru untuk bioteknologi dan aplikasi medis di masa mendatang. Seiring kemajuan teknologi, kita tidak dapat tidak bertanya-tanya metode inovatif apa yang akan muncul di masa mendatang untuk menantang standar dan batasan pengujian yang ada?