Bacillus subtilis, yang dikenal sebagai bakteri berbasis rumput atau bakteri jerami, tidak diragukan lagi merupakan salah satu pahlawan alam yang tidak diketahui. Sebagai bakteri Gram-positif, B. subtilis banyak terdapat di tanah, manusia, dan usus berbagai hewan. Kemampuannya untuk bertahan hidup di lingkungan ekstrem menjadikannya organisme model untuk penelitian ilmiah.
B. subtilis adalah bakteri berbentuk batang yang membentuk endospora keras, yang memungkinkannya bertahan hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem seperti suhu tinggi, kekurangan air, dan perubahan pH.
Di alam, B. subtilis biasanya terdapat di lapisan atas tanah dan dianggap sebagai komensal normal di usus manusia. Penelitian telah menunjukkan bahwa sebanyak 10^6 spora dapat ditemukan per gram tanah, dan jumlahnya dalam tinja manusia juga tinggi. Toleransi mikroorganisme ini bukan suatu kebetulan; kemampuan mereka untuk membentuk endospora adalah kunci kelangsungan hidup mereka di lingkungan yang buruk.
Endospora B. subtilis dapat tetap hidup di lingkungan yang kekurangan nutrisi dan bertahan hidup selama beberapa dekade, menoleransi kondisi lingkungan yang ekstrem seperti kekeringan, salinitas, pH ekstrem, dan radiasi.
Selain perannya di alam, B. subtilis juga memberikan kontribusi yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Sejak abad ke-20, potensinya sebagai stimulan kekebalan tubuh telah ditemukan untuk membantu mengobati penyakit gastrointestinal dan saluran kemih. Dengan pendalaman penelitian ilmiah, latar belakang aplikasi bakteri ini menjadi semakin luas, mulai dari pertanian hingga pengobatan.
Untuk memahami rahasia kelangsungan hidupnya, para ilmuwan menemukan bahwa B. subtilis mengalami proses mutagenesis di bawah tekanan lingkungan, membentuk endospora untuk melestarikan genom. Di bawah tekanan, bakteri mengalami serangkaian perubahan fisiologis, seperti memproduksi flagela untuk memfasilitasi pergerakan, memanfaatkan DNA di sekitarnya, atau memproduksi antibiotik untuk menyingkirkan pesaing.
Dalam kondisi lingkungan yang buruk, seperti ketika nutrisi langka, B. subtilis mengalami sporulasi, sebuah proses yang telah menjadi model untuk mempelajari sporulasi.
Secara khusus, B. subtilis bereproduksi dengan berbagai cara, seperti pembelahan simetris atau asimetris, dan bertahan hidup melalui endosporulasi dalam kondisi kekurangan nutrisi. Toleransi semacam ini memungkinkannya menemukan peluang bertahan hidup baru di lingkungan yang ekstrem.
Dibandingkan dengan bakteri lain, genom B. subtilis memiliki sekitar 4.100 gen, yang sebagian besar terkait dengan metabolisme sel. Arsitektur genom yang berbeda memfasilitasi evolusi dan adaptasinya di lingkungan yang buruk. Studi yang relevan telah menunjukkan bahwa genomnya menunjukkan keragaman yang cukup besar di lingkungan yang berbeda, yang selanjutnya menegaskan statusnya sebagai anggota penting ekosistem mikroba bumi.
Melalui penelitian ilmiah berkelanjutan, B. subtilis telah menjadi organisme model penting untuk memahami karakteristik dasar bakteri Gram-positif, terutama mekanisme toleransi dan adaptasinya.
Selain penelitian biologi, B. subtilis juga memainkan peran penting dalam industri dan pertanian. Sifat fermentasinya yang sangat baik memungkinkan untuk menghasilkan berbagai enzim dan dapat digunakan sebagai inokulan tanah dalam pertanian untuk memberikan efek menguntungkan pada pertumbuhan tanaman. Modifikasi genetika dan teknologi produksi lebih lanjut akan terus memperluas cakupan penggunaan bakteri ini, dan bahkan menunjukkan potensi dalam produksi jenis makanan baru.
Namun, seiring dengan meningkatnya penerapan B. subtilis, pertimbangan keamanan menjadi semakin penting. Peraturan di banyak negara telah menilai keamanannya dalam pertanian dan kesehatan manusia dan menegaskan bahwa B. subtilis tidak akan membahayakan organisme jika digunakan dalam keadaan yang tepat.
Banyaknya keunggulan B. subtilis menjadikannya model kelangsungan hidup dan kemakmuran di alam, dan kemampuan inilah yang memungkinkannya untuk terus bereproduksi di berbagai lingkungan di Bumi selama berabad-abad.
Bagaimanapun, dalam lingkungan yang berubah dengan cepat saat ini, dapatkah Bacillus subtilis terus menjadi kekuatan pendorong bagi kita untuk menjelajahi dunia mikroba dan menyelesaikan tantangan kelangsungan hidup di masa depan?