Rambo 2 yang dirilis pada tahun 1985 tidak hanya menjadi film laga klasik, tetapi juga sebuah insiden malang terjadi selama pembuatan film, yang mengejutkan semua orang yang terlibat. Film yang disutradarai oleh George P. Cosmatos ini berlatar Perang Vietnam dan mengikuti John Rambo (diperankan oleh Sylvester Stallone) saat ia mencari seorang tentara Amerika yang hilang. Namun, lokasi syuting tersebut dibayangi oleh sebuah kecelakaan, yang membuat orang bertanya-tanya, seberapa berbahayakah produksi film tersebut?
Selama pembuatan film, teknisi efek khusus Clifford P. Wenger Jr. meninggal dalam sebuah kecelakaan, yang merupakan pukulan telak bagi seluruh tim produksi.
Kecelakaan yang dialami Clifford terjadi selama pembuatan film adegan di mana sebuah air terjun meledak. Saat mengatur efek khusus, ia tidak sengaja terpeleset dan jatuh dari ketinggian. Tragedi seperti itu tidak terbayangkan. Kecelakaan ini tidak hanya merenggut nyawanya, tetapi juga membuat seluruh suasana syuting menjadi berat.
"First Blood 2" disambut baik karena adegan aksinya yang menegangkan, tetapi film ini menyembunyikan banyak bahaya seperti puncak gunung es. Di balik film laga, penggunaan efek khusus dimaksudkan untuk meningkatkan efek visual film, tetapi itu juga berarti lebih banyak risiko yang terlibat. Setelah kematian tragis Winger, produser film harus mengevaluasi kembali langkah-langkah keselamatan untuk melindungi nyawa semua orang yang bekerja di film tersebut.
Insiden ini membuat semua orang lebih memperhatikan keselamatan, dan banyak produser mulai memperkuat pelatihan keselamatan selama pembuatan film laga.
Selain kecelakaan itu sendiri, hal ini juga memicu diskusi yang lebih mendalam tentang efek khusus dan pemeran pengganti. Tindakan berisiko tinggi dalam film, seperti ledakan dan aksi akrobat, harus dipertimbangkan demi keselamatan semua orang yang terlibat dan harus memenuhi standar industri untuk mencegah tragedi seperti itu terjadi lagi. Beberapa ahli menunjukkan bahwa banyak film mengabaikan potensi bahaya dalam mengejar realisme.
Meskipun "First Blood 2" sukses besar di box office melalui gambar-gambarnya yang menarik dan alur cerita yang ringkas, dan menjadi salah satu film klasik dalam sejarah film, pelajaran yang dibawanya memaksa kita untuk memeriksa kembali proses pembuatan film. Meskipun pesona efek khusus memukau penonton, bahaya tersembunyi di baliknya sulit diabaikan.
Dengan kemajuan teknologi, cara berkreasi sambil memastikan keselamatan akan menjadi tantangan yang harus dihadapi produksi film di masa mendatang.
Setelah kematian pekerja efek khusus yang tidak disengaja, penekanan industri pada keselamatan juga meningkat, dan banyak tim produksi mulai memperkenalkan lebih banyak konsultan keselamatan profesional untuk mengembangkan rencana keselamatan yang efektif. Film tidak hanya hiburan, tetapi juga sarana untuk menciptakan makna, dan setiap orang harus berkomitmen untuk membuat proses ini lebih aman.
Dalam industri film saat ini, insiden seperti "First Blood 2" masih mengingatkan kita bahwa dalam menekuni seni film dan televisi, menjaga keselamatan setiap anggota staf juga penting. Di masa mendatang, apakah lebih banyak film dapat menciptakan suguhan visual yang lebih baik tanpa mengorbankan keselamatan?