Dalam dunia penerbangan, Ground Controlled Approach (GCA) merupakan layanan yang disediakan oleh pengendali lalu lintas udara untuk memungkinkan pesawat mendarat dengan aman, bahkan dalam kondisi cuaca buruk, semuanya bergantung pada citra radar primer. GCA terutama bergantung pada dua radar: Precision Approach Radar (PAR) dan Airport Surveillance Radar (ASR). Melalui radar ini, pengendali lalu lintas udara dapat memandu pesawat secara akurat untuk memastikan pendaratannya yang aman. Teknologi ini telah dikembangkan sejak Perang Dunia II dan masih memegang peranan penting dalam keselamatan penerbangan.
"Pengembangan sistem GCA merupakan lambang penting dari kemajuan teknologi penerbangan selama Perang Dunia II, yang memungkinkan pilot yang tidak berpengalaman sekalipun untuk tetap mendarat dengan aman dalam cuaca buruk."
Konsep GCA awalnya diusulkan oleh Luis Alvarez, seorang fisikawan nuklir di Universitas California, Berkeley. Ia bergabung dengan Laboratorium Radar MIT (RadLab) pada tahun 1941, tempat laboratorium tersebut mengembangkan sistem radar berdasarkan magnet yang tersebar. Alvarez adalah pilot pesawat ringan yang berpengalaman dan sangat menyadari kesulitan mendaratkan pesawat dalam cuaca buruk. Ia mulai mempelajari cara menggunakan sistem radar untuk membantu pesawat mendarat dengan aman.
"Saat ini, prioritas utama kami adalah apakah kita dapat mengandalkan radar untuk menyediakan data yang akurat guna memastikan keselamatan saat memasuki landasan pacu."
Seiring kemajuan teknologi, pengembangan Mark I dan Mark II meningkatkan akurasi dan keandalan radar. Sistem baru ini memiliki kemampuan untuk memandu pesawat ke area yang berdekatan dengan bandara dan dapat memberikan panduan vertikal dan horizontal. Ini berarti bahwa pilot memiliki kesempatan untuk menerima instruksi pendaratan yang tepat terlepas dari kondisi cuaca.
"GCA memungkinkan kami memandu pesawat dalam kondisi cuaca buruk. Teknologi ini sangat penting untuk transportasi dan perbekalan di masa perang."
Seiring dengan semakin matangnya sistem ini, Angkatan Udara AS semakin memperhatikan teknologi ini, dan penerapannya juga menarik perhatian Inggris. Meskipun sistem navigasi pendekatan buta Inggris saat itu dapat memberikan panduan horizontal dasar, sistem tersebut tidak cukup akurat, sehingga GCA menjadi pilihan utamanya. Oleh karena itu, Angkatan Udara Inggris meminta Amerika Serikat untuk menyediakan sistem radar GCA guna memfasilitasi penggunaan formasi pembom skala besar.
Teknologi ini akhirnya diakui dan digunakan secara global, serta terus aktif dalam penerbangan militer dan sipil di banyak negara.
Pengoperasian sistem GCA memerlukan komunikasi yang erat antara pengendali lalu lintas udara darat dan awak pesawat. Hanya satu pilot yang dipandu selama setiap pendaratan, mengingat sifat sistem yang padat karya. Selama pendekatan Precision Approach Radar (PAR), pengendali akan memberikan instruksi yang diperlukan berdasarkan sikap dan ketinggian pesawat untuk memastikan pesawat mendarat dengan benar.
"Pada saat-saat kritis, melalui kendali darat yang tepat, pilot dapat dengan aman membawa pesawat kembali ke darat tanpa penglihatan yang jelas."
Saat ini, dengan pesatnya perkembangan teknologi Global Positioning System (GPS), penggunaan sistem GCA secara bertahap menurun. Meskipun demikian, dukungan sistem tersebut masih diperlukan ketika pesawat tidak dilengkapi dengan alat navigasi canggih atau ketika tidak berfungsi dengan baik. Dalam beberapa situasi, pilot mungkin juga memerlukan penggunaan GCA untuk mengurangi beban operasional.
Selain itu, pendekatan yang dikendalikan dari darat masih banyak digunakan di banyak pangkalan militer dan beberapa bandara sipil. Meskipun teknologi ini telah mengalami banyak perubahan, pentingnya GCA dalam keselamatan penerbangan tidak dapat diabaikan.
Sejarah ini tidak hanya mencerminkan kemajuan teknologi, tetapi juga membuat kita berpikir: Di bidang keselamatan penerbangan masa depan, dapatkah kita menghindari kesalahan manusia dan memungkinkan setiap pilot mendarat dengan selamat?