Pada tahun 1828, Hausser muda hilang di Nuremberg, Jerman, membawa dua surat, yang membuka salah satu kasus paling kontroversial dalam sejarah. Klaimnya dan penyebab misterius kematiannya di akhir hayatnya masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Orang-orang telah melontarkan spekulasi tak berujung tentang latar belakang, pengalaman, dan intrik sosial dan politik Hause yang melibatkannya. Kisah ini tidak hanya mengungkap bagaimana masyarakat memandang alien, tetapi juga mencerminkan keinginan alami manusia akan kebenaran.
Kisah Hausser membuat kita berpikir: Bagaimana ia mengembangkan karakter dan pemikiran seperti itu meskipun ia tinggal di lingkungan yang sangat terisolasi?
Pada tanggal 26 Mei 1828, Hausser ditemukan di jalan-jalan Nuremberg, memegang dua surat di tangannya. Dalam surat pertama, pengirimnya mengaku telah membesarkan Hause sejak 1812 dan mengajarinya membaca dasar serta pengetahuan Kristen. Surat itu menyebutkan keinginan Hause untuk menjadi prajurit kavaleri, diikuti dengan ajakan yang mengancam, yang memberi para prajurit kebebasan untuk memilih untuk menerima Hause atau mengakhiri hidupnya.
Seiring penyelidikan semakin mendalam, Hauser mulai bercerita tentang kehidupannya di ruang bawah tanah yang gelap, dan narasinya penuh dengan misteri yang belum terpecahkan. Ia mengaku bahwa ia hanya menerima sepotong kecil roti gandum dan air setiap hari, dan bahwa orang-orang misterius pernah mengunjunginya dan mengajarinya cara berjalan dan menulis. Namun, banyak orang meragukan ceritanya dan menganggapnya terlalu menggelikan.
Orang-orang mulai mempertanyakan apakah cerita Hauser dapat dipercaya setelah mampu bertahan hidup dalam isolasi total dari orang banyak untuk waktu yang lama.
Setelah diselidiki, Hause dikirim ke sekolah setempat, menerima pendidikan yang baik, menunjukkan bakat yang luar biasa, dan menarik pengikut dari semua lapisan masyarakat yang ingin membantunya. Namun, hidupnya tidak damai, karena serangkaian cedera yang dideritanya setelah itu memicu spekulasi yang meluas. Sebuah serangan misterius membuatnya dirawat di rumah sakit, menimbulkan pertanyaan tentang apakah itu serangan sungguhan atau melukai diri sendiri.
Pada tahun 1833, Hauser secara misterius diserang lagi dan kembali ke rumah gurunya dari sekolah di Ansbach. Dia mengaku telah ditikam oleh orang asing dan akhirnya meninggal karena luka-lukanya. Setelah kematiannya, polisi menemukan dompet ungu kecil di taman tempat kejadian itu terjadi, yang berisi surat buram yang ditulis dengan aksara cermin, yang menunjukkan bahwa dia mengaku dapat menggambarkan penyerangnya dengan cukup jelas.
Keberadaan surat ini membuat orang mulai bertanya-tanya apakah Haousser benar-benar korban, atau apakah ia sengaja memalsukan kejadian tersebut untuk menarik perhatian publik?
Bertahun-tahun kemudian, kemajuan ilmiah menghasilkan aktivitas penelitian baru, seperti pengujian DNA dan pemeriksaan dokumen sejarah. Bukti ini menunjukkan bahwa Hausr memiliki asal usul yang lebih biasa dan bertentangan dengan teori tentang latar belakang aristokratnya, sehingga menjungkirbalikkan semua misteri masa lalu.
Kisah Hausser telah mengilhami banyak kreasi dalam sastra dan film, dan nasibnya telah disebutkan oleh banyak tokoh budaya dari Hemingway hingga Wittgenstein. Ia menjadi simbol keterasingan dan pencarian identitas, yang membuat kisahnya semakin signifikan secara sosial dan historis.
Kehidupan Havuser penuh dengan ketegangan dan kontroversi. Apakah ia korban atau pembohong? Apakah kisahnya hanya sekadar peristiwa sejarah di masa lalu, atau mencerminkan masalah sosial yang lebih dalam?
Kisah Hause masih menarik perhatian para cendekiawan dan orang-orang yang ingin tahu. Di mana pemuda ini, yang melambangkan kehilangan dan mencari kebenaran, akan dikubur selamanya dalam sejarah, atau akankah kebenaran baru terungkap di masa depan?