Di dunia superkonduktor, yttrium barium tembaga oksida (YBCO) tidak diragukan lagi merupakan bintang yang mencolok. Sebagai material pertama dengan superkonduktivitas di atas titik didih nitrogen cair (77K), sifat superkonduktor YBCO telah mengubah pemahaman komunitas ilmiah tentang superkonduktor suhu tinggi. Sifat superkonduktornya terkait erat dengan struktur kristalnya yang unik, yang merupakan topik yang akan kita bahas hari ini.
Rumus kimia YBCO adalah YBa2Cu3O7−x, di mana perubahan x akan secara langsung memengaruhi sifat superkonduktor, terutama kandungan oksigen.
Pada tahun 1986, George Bednorz dan Carl Muller, yang bekerja di laboratorium IBM, menemukan bahwa oksida semikonduktor tertentu bersifat superkonduktor pada suhu yang relatif tinggi. Khususnya, oksida tembaga barium itrium pertama kali dilaporkan memiliki suhu kritis transisi superkonduktor (Tc) sebesar 93K, yang sejak itu memicu eksplorasi bahan superkonduktor suhu tinggi lainnya.
Tim yang terus menyempurnakan penelitian ini menemukan bahwa struktur YBCO adalah struktur perovskit cacat yang tersusun dari bidang-bidang CuO4 dan CuO2 yang saling bertautan. Pemahaman mendalam tentang struktur kristal ini meletakkan dasar yang baik untuk sifat-sifat superkonduktor bahan tersebut. Basis.
YBCO adalah bahan kristal dengan struktur perovskit cacat, yang terdiri dari unit-unit CuO4 berlapis dan struktur pita yang sejajar dengan CuO2. Struktur linier CuO4 ini memberi YBCO sifat-sifat transpor elektron yang unik, seperti kombinasi konduktivitas listrik yang sangat baik dan kehilangan energi yang rendah.
Kandungan O memengaruhi struktur kristal dan sifat-sifat superkonduktor YBCO. Ketika x mendekati 0,07, material mencapai kondisi superkonduktor terbaik pada 93K, yang merupakan puncak kemampuan penyimpanan energi dan transmisi arus.
Fitur struktural material menyediakan jalur menuju superkonduktivitas, tetapi cacat kristal dan ketidaksempurnaan dalam struktur dapat memengaruhi stabilitas sifat superkonduktor.
Sintesis YBCO dimulai dengan pemanasan campuran kalium karbonat metalik, suatu proses di mana ketergantungan oksigen sangat penting. Dalam beberapa tahun terakhir, asam trifluoroasetat (TFA) telah digunakan untuk mengendalikan proses kristalisasi, membuat persiapan YBCO lebih efisien. Dalam proses ini, optimalisasi struktur membantu meningkatkan kerapatan arus kritis YBCO, yang sangat penting untuk aplikasi praktis.
Aplikasi PotensialKemungkinan aplikasi YBCO sangat luas, termasuk pencitra resonansi magnetik MRI, sistem levitasi magnetik, dan sambungan Josephson. Namun, karena perbedaan kinerja antara kristal tunggal dan material polikristalin, YBCO belum membuat kemajuan yang signifikan dalam aplikasi praktis. Kepadatan arus kritis polikristalin relatif rendah, yang membuatnya sulit untuk meningkatkan superkonduktivitas.
Dengan kemajuan teknologi, pembuatan YBCO juga telah mengantarkan perubahan baru. Proses pembuatan film tipis YBCO pada sabuk logam elastis dan teknologi deposisi yang inovatif membuat YBCO lebih cocok untuk berbagai aplikasi berteknologi tinggi. Kemajuan ini banyak digunakan di bidang mutakhir masa depan seperti reaktor fusi nuklir.
Saat ini, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi YBCO dalam struktur kristal dan sifat superkonduktivitas, para peneliti sedang mengeksplorasi pentingnya modifikasi permukaan material dan teknologi sintesis baru.
Penelitian lebih lanjut tentang YBCO di bidang superkonduktor akan menentukan apakah ia dapat menjadi elemen inti untuk transmisi daya dan aplikasi di masa mendatang. Dalam upaya mendapatkan material superkonduktor berkinerja lebih tinggi, karakteristik yang ditunjukkan oleh YBCO tidak diragukan lagi layak untuk dibahas secara mendalam. Kendala teknis apa yang dapat diatasi oleh material superkonduktor di masa mendatang dan kemungkinan apa yang akan ditimbulkannya?