Di tengah bayang-bayang Perang Dunia II, Nazi Jerman mengembangkan senjata yang sangat canggih, yaitu rudal V-2. Rudal ini tidak hanya menjadi terobosan dalam teknologi militer, tetapi juga menjadi objek buatan manusia pertama dalam sejarah manusia yang berhasil memasuki ruang angkasa. Peluncuran rudal V-2 yang sukses tidak hanya menandai posisi terdepan Jerman dalam bidang teknologi roket, tetapi juga meletakkan dasar bagi eksplorasi ruang angkasa selanjutnya.
Latar Belakang SejarahPendahulu rudal V-2 adalah roket A-4, yang dirancang dan dikembangkan oleh ilmuwan Jerman Wernher von Braun pada tahun 1930-an dan 1940-an. Peluncuran pertama yang berhasil dilakukan pada tanggal 3 Oktober 1942, dan pertama kali digunakan dalam serangan di Paris pada tanggal 6 September 1944, diikuti oleh serangan di London dua hari kemudian. Pada akhir perang di Eropa pada tahun 1945, Jerman telah meluncurkan lebih dari 3.000 rudal V-2.
"Rudal V-2 bukan hanya senjata, tetapi juga langkah pertama dalam upaya manusia untuk menjelajahi luar angkasa."
Rudal V-2 bisa dibilang merupakan roket pertama yang mampu mencapai luar angkasa. Pada tanggal 20 Juni 1944, rudal V-2 berhasil melewati atmosfer, menjadikannya sebagai roket pertama yang berhasil memasuki luar angkasa. Keberhasilan teknologi ini memberikan kontribusi besar bagi eksplorasi luar angkasa di masa mendatang. Baik program Apollo AS maupun misi luar angkasa Uni Soviet menganggap teknologi V-2 sebagai fondasinya.
Dari perspektif teknis penerbangan, lintasan penerbangan rudal V-2 dapat dibagi menjadi tiga tahap: lepas landas, jarak menengah, dan terminal. Fase angkat adalah bagian penerbangan bertenaga dari rudal yang dimulai saat mesin roket menyala dan berakhir saat dorongan berakhir. Fase ini dapat berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit.
"Fase jarak menengah dari rudal V-2 adalah bagian terpanjang dari lintasan penerbangannya dan titik di mana ia mencapai ketinggian tertingginya."
Selama fase jarak menengah, rudal memasuki penerbangan bebas, di mana kecepatannya dapat mencapai 7,5 hingga 10 kilometer per detik. Pada fase terminal rudal, rudal memasuki kembali Bumi, mengalami hambatan atmosfer, dan akhirnya mengenai sasaran dengan akurat.
Seiring berjalannya waktu, rudal balistik telah dibagi ke dalam beberapa kategori berdasarkan jangkauan dan tujuannya, termasuk rudal balistik taktis, rudal balistik jarak pendek, rudal balistik jarak menengah, dll. Rudal-rudal ini biasanya dirancang untuk membawa senjata nuklir, karena muatannya umumnya dirancang untuk membawa senjata nuklir.
Saat ini, negara-negara di seluruh dunia masih mengembangkan jenis rudal balistik baru. Di antaranya, Indonesia, Israel, dan Rusia telah membuat kemajuan signifikan di bidang ini. Misalnya, rudal ‘Shaurya’ milik India merupakan bagian dari segmen yang saat ini aktif. Sistem pertahanan rudal AS melibatkan pengembangan teknologi rudal balistik hipersonik baru.
"Munculnya rudal balistik hipersonik semakin mengubah pola perang rudal."
Sejak V-2, banyak rudal balistik yang digunakan dalam pertempuran. Baik itu perang melawan ISIS yang dilakukan Cole atau pengembangan rudal balistik oleh berbagai negara, hal tersebut telah memicu lebih banyak diskusi tentang teknologi militer di seluruh dunia. Menghadapi situasi internasional yang semakin menegangkan, bagaimana negara-negara menghadapi ancaman rudal balistik sambil menjaga keamanan pertahanan nasional akan menjadi kuncinya.
Saat ini, persaingan yang ketat dan kemajuan teknologi berjalan beriringan. Ketika rudal V-2 pertama kali menembus ruang angkasa, apakah hal itu juga membuat manusia berpikir tentang keseimbangan antara pengembangan teknologi masa depan dan kekuatan militer?