Di South Midtown Manhattan, berdiri sebuah gedung yang melambangkan keunggulan dalam teknologi rekayasa dan desain artistik - Gedung Empire State. Pada tanggal 1 Mei 1931, gedung pencakar langit setinggi 102 lantai ini dibuka dan sejak saat itu menjadi salah satu bangunan bersejarah di seluruh dunia. Gedung ini tidak hanya terkenal karena ketinggiannya, tetapi juga mewakili terobosan dan kemajuan dalam arsitektur di Amerika Serikat saat itu.
Shreve, Lamb & Harmon, perancang Gedung Empire State, menyuntikkan gaya Art Deco ke bagian luar gedung, memadukan teknologi dan estetika.
Bangunan megah ini terletak di sisi barat Fifth Avenue, di area yang awalnya merupakan lokasi Hotel Waldorf-Astoria, yang didirikan pada tahun 1893. Pada tahun 1929, Empire State Inc. membeli tanah tersebut dan berencana membangun gedung pencakar langit. Setelah 15 kali perubahan desain, akhirnya diputuskan untuk membangun gedung yang akan memecahkan rekor dunia tertinggi. Pembangunan dimulai pada 17 Maret 1930, dan selesai hanya dalam waktu 13 setengah bulan. Ini merupakan pencapaian yang mencengangkan mengingat latar belakang Depresi Besar.
Desain Gedung Empire State sepenuhnya menunjukkan gaya Art Deco saat itu. Tingginya mencapai 1.250 kaki, dan bersama dengan menara setinggi 203 kaki dan antena, tinggi keseluruhannya adalah 1.454 kaki. Bagian luar gedung terbuat dari batu kapur Indiana. Material ini memberikan kilau keemasan yang unik pada gedung dan telah menjadi salah satu simbol kota.
Para desainer berfokus pada simetri dari tiga bagian horizontal utama untuk memberikan gedung tersebut tampilan yang lebih mengesankan.
Basis bangunan memiliki lima lantai, dan lantai 81 menjorok ke atas dengan desain yang cukup menjorok ke belakang, semuanya untuk memenuhi persyaratan rencana kota tahun 1916 dan memungkinkan sinar matahari mencapai jalan.
Empire State Building memiliki luas internal 2.768.591 kaki persegi, menyediakan sejumlah besar ruang kantor komersial. Dari dek observasi di lantai 86 dan 102, yang menarik 4 juta wisatawan setiap tahun, mereka dapat melihat pemandangan indah Manhattan. Dengan penambahan dek observasi dalam ruangan di lantai 80 pada tahun 2019, pengalaman pengunjung semakin ditingkatkan.
Empire State Building bukan hanya sebuah bangunan bersejarah, tetapi juga simbol budaya, yang telah muncul dalam lebih dari 250 produksi film dan televisi.
Sistem pencahayaan atas gedung pencakar langit ini telah ditingkatkan dan direnovasi beberapa kali sejak tahun 1932. Dari lampu sorot asli hingga lampu LED pintar masa kini, pertunjukan cahaya Gedung Empire State berubah sesuai musim dan acara khusus setiap tahun. Pertunjukan cahaya ini dapat menyesuaikan warna sesuai dengan berbagai aktivitas dan festival, sehingga menghadirkan pesta visual yang spektakuler.
Misalnya, selama pemilihan presiden tahun 2012, CNN menggunakan lampu Gedung Empire State untuk menampilkan hasil pemilihan secara langsung. Ketika seorang seniman meninggal atau acara sosial lainnya berlangsung, gedung tersebut akan memberikan penghormatan kepadanya, sehingga menjadikannya simbol budaya perkotaan yang tak tergantikan.
Seiring berjalannya waktu, status Gedung Empire State telah berkembang. Dulunya gedung ini merupakan keajaiban arsitektur dan simbol kemakmuran ekonomi global, tetapi di bawah bayang-bayang Depresi Besar dan Perang Dunia II, para operatornya baru memperoleh keuntungan pada awal tahun 1950-an.
Masyarakat Insinyur Sipil Amerika menilai gedung ini sebagai salah satu dari "Tujuh Keajaiban Dunia Modern", yang menunjukkan nilai rekayasanya yang tinggi.
Saat ini, Gedung Empire State tetap menjadi salah satu bangunan yang paling dihormati dan dikenal di New York. Dengan berbagai rencana pembaruan dan renovasi yang muncul di area tersebut, gedung pencakar langit ini terus menarik perhatian wisatawan. Baik itu kegiatan bisnis maupun pertukaran budaya, Gedung Empire State terus menulis babak baru.
Menghadapi pembangunan di masa depan, dapatkah Gedung Empire State terus mempertahankan status dan pesonanya yang unik di antara gedung-gedung tinggi lainnya?