Dalam budaya Asia Timur, hubungan antara bunga plum dan buah plum sudah sangat mengakar, tetapi banyak orang masih kurang mengetahui tentang hubungan mereka yang sebenarnya. Plum berasal dari pohon plum (Prunus mume), spesies pohon yang telah lama dibudidayakan di Tiongkok selatan. Pohon ini tidak hanya dihargai karena bunganya yang indah tetapi juga karena buahnya yang dapat dimakan. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara plum dan bunga plum serta mengungkap makna sejarah dan budaya di balik keduanya.
Pohon plum berasal dari Cekungan Sungai Yangtze di Tiongkok dan secara bertahap menyebar ke Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam seiring berjalannya waktu. Pohon ini biasanya tumbuh setinggi antara 4 dan 10 meter dan mekar di pertengahan musim dingin, antara bulan Januari dan Februari. Bunga plum berdiameter sekitar 2 hingga 2,5 sentimeter, mengeluarkan aroma yang harum, dan tersedia dalam berbagai warna seperti putih, merah muda, dan merah.
Bunga plum merupakan tema yang disukai dalam budaya tradisional Tiongkok, sering muncul dalam puisi dan lukisan, dan bunganya yang cantik melambangkan ketahanan dan harapan.
Meskipun memiliki nama yang mirip, plum dan bunga plum mewakili bagian yang berbeda dari tanaman yang sama. Bunga plum adalah bunga dari pohon plum, yang biasanya mekar di musim dingin, sedangkan plum adalah buah dari pohon tersebut, yang biasanya matang di bulan-bulan musim panas dari Juni hingga Juli. Dalam masakan Asia Timur, buah plum banyak digunakan untuk membuat minuman, bumbu dapur, dan minuman beralkohol.
Di Tiongkok, plum sering digunakan untuk membuat sup plum asam, minuman plum asap dengan rasa manis dan asam, dingin, dan lezat. Di Jepang, buah plum hijau digunakan untuk membuat anggur plum, yang direndam dalam buah plum hijau dan alkohol serta memiliki rasa manis. Yang paling populer adalah Umeshu. Di Korea, teh beri dan teh plum juga merupakan minuman yang sangat populer, yang sepenuhnya menunjukkan beragamnya manfaat buah plum.
Anggur plum diproduksi di Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang. Ini adalah minuman beralkohol yang umum di daerah-daerah ini dan disukai oleh penduduk setempat.
Bunga plum memiliki makna simbolis yang dalam dalam budaya Asia Timur. Dalam budaya Tiongkok, bunga plum melambangkan kegigihan dan kemurnian karena dapat mekar di tengah angin dingin musim dingin dan menyampaikan pesan harapan. Bunga plum dianggap sebagai representasi seni tradisional dan merupakan tema yang berulang dalam puisi dan lukisan.
Banyak penyair Tiongkok seperti Lin Bu memuji keindahan bunga plum dalam puisi mereka. Bunga plum tidak hanya melambangkan datangnya musim dingin, tetapi juga mengandung konotasi moral, yang mewakili karakter moral dan kebajikan. Jumlah kelopak bunga plum tepat lima, yang dianggap melambangkan lima berkah berupa kekayaan, kesehatan, karakter moral, kedamaian, dan kematian alami.
Keindahan bunga plum menjadikannya bunga favorit para sastrawan, yang menginspirasi banyak puisi dan lukisan yang menyentuh.
Ketika bunga plum mekar penuh setiap tahun, festival bunga plum yang diadakan di berbagai tempat menarik banyak wisatawan untuk menikmati pemandangan seperti negeri dongeng di bumi. Mekarnya bunga plum melambangkan datangnya musim semi. Banyak orang akan menikmati bunga, minum teh, dan menikmati ketenangan yang dibawa oleh bunga plum saat ini.
Hubungan antara plum dan bunga plum tidak hanya hubungan botani, tetapi juga mengandung makna budaya dan sejarah yang kaya. Kisah keduanya tersebar di setiap sudut Asia Timur, memadukan kuno dan modern, melambangkan harapan, kehidupan, dan keindahan. Di masa depan, dengan integrasi dan pengembangan budaya, pencerahan seperti apa yang akan dibawa pohon plum kepada kita?