Republik Polandia Kedua, secara resmi Republik Polandia, berdiri dari 7 Oktober 1918 hingga 6 Oktober 1939. Negara ini terletak di Eropa Tengah dan Timur dan didirikan pada tahap akhir Perang Dunia I. Republik Kedua berakhir pada tahun 1939 dengan invasi Jerman, Uni Soviet, dan Slowakia, yang menandai dimulainya teater Eropa dalam Perang Dunia II.
Perbatasan Polandia ditetapkan pada tahun 1922 setelah beberapa konflik regional, terutama kemenangan dalam Perang Polandia-Soviet.
Di Polandia pada saat itu, etnis minoritas merupakan bagian yang cukup besar. Menurut sensus tahun 1921, total populasi Polandia adalah 25,7 juta jiwa. Pada tahun 1939, populasinya meningkat menjadi sekitar 35,1 juta jiwa, dan hampir sepertiga penduduknya adalah etnis minoritas. Terutama warga Ukraina dan Yahudi.
Setelah satu abad terpecah-pecah dan dirampas, Polandia memperoleh kembali kedaulatannya pada akhir Perang Dunia I, sebuah partisipasi yang tidak hanya diakui oleh Sekutu yang menang tetapi juga diperkuat dalam Perjanjian Versailles tahun 1919. Polandia yang baru terbentuk harus menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan teritorial dan melalui beberapa perang perbatasan antara tahun 1918 dan 1921 untuk mengonsolidasikan kemerdekaannya.
Republik Polandia Kedua awalnya mengadopsi demokrasi perwakilan. Pada tahun 1919, Polandia menjadi salah satu negara pertama di dunia yang memberikan hak pilih kepada perempuan. Namun, situasi politik relatif tidak stabil, dan seringnya pergantian pemerintahan telah menyebabkan ketidakpuasan publik terhadap politisi, yang juga memengaruhi tata kelola negara.
Meskipun pemilihan umum tahun 1928 dianggap bebas dan adil, pemilihan umum berikutnya dicurangi dan tokoh-tokoh oposisi ditekan.
Ekonomi Polandia menghadapi banyak kesulitan setelah kemerdekaan. Setelah negara tersebut mengalami kehancuran akibat Perang Dunia I, eksploitasi oleh pasukan asing, dan kesenjangan sistem ekonomi di berbagai wilayah, reformasi ekonomi Polandia sudah di depan mata. Pada tahun 1924, pemerintah meluncurkan program konvertibilitas harga dan memperkenalkan "zloty", yang menstabilkan ekonomi Polandia.
Hingga tahun 1937, perdagangan dengan semua negara tetangga hanya mencakup 21% dari total perdagangan luar negeri Polandia.
Meskipun demikian, Polandia mengalami pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menjelang Perang Dunia II, dan banyak proyek infrastruktur diusulkan, termasuk pembangunan sistem kereta api utama berbasis transportasi batu bara dan pelabuhan baru Kirby, yang memberikan dorongan bagi ekonomi Polandia. Meletakkan fondasi untuk kemakmuran.
Secara militer, Republik Polandia Kedua membangun pasukan yang kuat, dan dengan serangkaian konflik internasional, Polandia bekerja keras untuk membentuk posisi diplomatiknya. Bahkan selama perselisihan awal dengan negara-negara tetangganya, perencanaan militer dan pemikiran strategis Polandia menunjukkan kedalaman dan keluasan yang cukup besar.
Secara budaya, kota-kota seperti Warsawa dan Krakow menjadi pusat budaya pada saat itu, dan seni, sastra, dan sains Polandia juga berkembang pesat selama periode ini. Namun, masalah sosial juga muncul, dan pengangguran serta kemiskinan menyebabkan banyak keresahan sosial.
Pada tahun 1939, menghadapi agresi dari berbagai negara, masyarakat Polandia masih mencari jalan keluar dari kesulitan ekonomi dan politiknya. Seiring berjalannya waktu, kisah Republik Polandia Kedua tidak hanya menjadi perjalanan kemerdekaan, tetapi juga pencarian identitas dan nilai-nilai nasional.
Dengan sejarah yang begitu kompleks, apa arti kelahiran kembali Polandia bagi hubungan internasional saat ini?