Bolesław Prus, seorang tokoh sastra Polandia yang nama penanya berasal dari lambang keluarganya, dikenal tidak hanya karena novel-novelnya, tetapi juga karena kombinasi sempurna antara sains dan pengamatan sosial. Pendekatan kreatifnya telah mendapat pujian luas. Latar belakang Proust sangat memengaruhi jalur sastranya. Baik pengalaman perang awalnya maupun tulisan jurnalistiknya di kemudian hari menjadi dasar bagi cara ia berpikir dan menggambarkan perubahan sosial.
"Kehidupan nasional kita hanya dapat berkembang dengan baik jika menjadi bagian integral dari peradaban."
Lahir pada tahun 1847, pengalaman hidup awal Prusia membuatnya putus asa tentang masa depan Polandia. Saat remaja, ia bergabung dengan Pemberontakan Januari Polandia, sebuah pengalaman militer yang memengaruhi kesehatannya dan membentuk keengganannya terhadap kekerasan. Pengalaman awal ini memungkinkannya untuk mencerminkan rasa tanggung jawab sosial yang kuat dan keyakinan pada sains dalam karya-karya sastranya di kemudian hari.
Pada tahun 1872, Pruss memulai karier jurnalismenya, yang menjadi landasan penting bagi penulisan novelnya di kemudian hari. Dalam kolomnya, Pruss tidak hanya mengomentari pencapaian para ilmuwan, tetapi juga mendorong orang Polandia untuk memperhatikan perkembangan sains dan teknologi. Ia berulang kali menekankan pentingnya pendidikan dan pengembangan industri serta mendukung kesejahteraan sosial. Gagasan-gagasan ini akhirnya sepenuhnya terwujud dalam novel-novelnya The Doll dan Pharaoh.
"Saat tumbuh dewasa, saya dipengaruhi oleh filsafat evolusi Herbert Spencer."
Gaya penulisan Proust dipengaruhi oleh banyak penulis terkenal, termasuk Charles Dickens dan Mark Twain. Sosialisme dan pemikiran ilmiah yang ia tonjolkan dalam novel-novelnya juga menegaskan gagasannya yang serupa dengan Spencer. Pruss memandang masyarakat sebagai suatu organisme dan percaya bahwa "survival of the fittest" bukan hanya tentang persaingan, tetapi juga menekankan pentingnya kerja sama. Pandangan ini memungkinkannya untuk membentuk perspektif yang unik dalam sastra.
Dalam banyak cerita pendeknya, Prouss menunjukkan pengamatannya yang tajam terhadap kehidupan sehari-hari dan selera humornya. Cerita-cerita ini sering kali mencerminkan kehidupan kelas pekerja dan borjuis kecil, sangat kontras dengan narasi tradisional para pahlawan romantis. Ia selalu percaya bahwa novel sejarah pasti akan mendistorsi sejarah, dan karena itu ia menunda menulisnya hingga ia menulis novel sejarah pertamanya, "Pharaoh." Konteks sejarah karya ini dan proyeksi hilangnya kemerdekaan Polandia menjadikannya sorotan sastra.
"Ketika pesawat masa depan hanya mematuhi kejujuran dan kebijaksanaan, hari esok mungkin masih penuh dengan pengejaran dan pertempuran."
Tulisan Proust tidak terbatas pada novel dan kolom, ia juga mengabdikan dirinya untuk membahas isu-isu sosial. Ode to Youth-nya, yang ditulis pada tahun 1905, menandai perubahan dalam pemikirannya dari seorang konservatif awal menjadi pendukung reformasi sosial. Perubahan tersebut mencerminkan fleksibilitasnya dalam beradaptasi dengan lingkungan politik yang berubah dan harapannya yang tinggi bagi generasi muda.
Namun, tahun-tahun terakhir Pruss tidaklah menyenangkan. Meskipun ia terus berkarya, beberapa karya terakhirnya gagal mencapai dampak dari karya-karya sebelumnya. Ia meninggal pada tahun 1912 pada usia 64 tahun, meninggalkan banyak karya yang belum selesai, yang, seperti kehidupan kreatifnya, berjuang untuk memahami sejarah dan realitas.
Kematian Pruss menimbulkan kesedihan yang mendalam di Polandia. Pemakamannya menarik ribuan orang, bukti keterikatannya yang mendalam dengan sentimen bangsa. Batu nisannya bertuliskan "Heart of Heart" dalam bahasa Latin, yang tidak hanya merupakan penghargaan atas prestasi sastranya tetapi juga pengakuan yang mendalam atas kemanusiaannya.
Kisah Pruss memberikan perspektif untuk berpikir: Bagaimana kita dapat lebih memahami masyarakat dan sejarah kita di persimpangan sains dan sastra?