Nodul reumatoid adalah benjolan kecil yang muncul di permukaan kulit, biasanya di tempat-tempat seperti ujung ulna di siku atau sendi jari, meskipun dapat muncul di area lain juga. Penelitian telah menunjukkan bahwa nodul reumatoid hampir secara eksklusif dikaitkan dengan artritis reumatoid, dan jenisnya meliputi nodul reumatoid subkutan, nodul jantung, nodul paru, dan nodul sistem saraf pusat. Sebagian besar nodul ini tidak menyebabkan nyeri atau gangguan fungsi, tetapi dapat menjadi nyeri karena infeksi. Oleh karena itu, penting untuk memahami potensi dampak nodul ini terhadap kesehatan Anda.
Nodul reumatoid terjadi pada sekitar 5% pasien dengan artritis reumatoid, dan prevalensi kumulatifnya berkisar antara 20% hingga 30%.
Meskipun mekanisme pasti pembentukan nodul reumatoid masih belum jelas, ada beberapa hipotesis yang menyatakan bahwa pembentukan nodul ini terkait dengan respons peradangan lokal. Penelitian telah menunjukkan bahwa nodul reumatoid biasanya terbentuk di area yang terpapar cedera eksternal, yang berarti bahwa trauma menyebabkan respons peradangan, yang menyebabkan peradangan vaskular dan nekrosis di area tersebut. Proses ini melibatkan aktivasi sel T, sel B, dan monosit, yang selanjutnya mengarah pada pembentukan pembuluh darah baru, yang merupakan ciri khas artritis reumatoid.
Penyebab artritis reumatoid belum ditentukan, tetapi faktor genetik dan lingkungan diduga memengaruhi perkembangannya.
Meskipun tidak semua penderita RA akan mengalami nodul reumatoid, beberapa faktor risiko meningkatkan kemungkinan terbentuknya nodul ini. Di antaranya, merokok, peningkatan faktor reumatoid serum, dan trauma pada pembuluh darah kecil dianggap sebagai faktor utama yang memengaruhi. Pasien yang mengonsumsi obat-obatan seperti metotreksat mungkin juga berisiko lebih tinggi.
Diagnosis nodul reumatoid biasanya dilakukan oleh dokter spesialis reumatologi dan dibedakan berdasarkan lokasi nodul, patologi yang dalam, usia timbulnya, dan penyakit sendi yang menyertai. Nodul subkutan di lokasi tendon yang teregang merupakan manifestasi klinis yang paling umum pada pasien dengan artritis reumatoid. Gambaran patologis nodul ini biasanya menunjukkan nekrosis sentral dan infiltrasi perivaskular sel mononuklear.
Menurut statistik, nodul reumatoid subkutan adalah jenis yang paling umum, muncul pada sekitar 7% pasien artritis reumatoid saat pertama kali didiagnosis. Selain itu, nodul ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan pernapasan, sehingga evaluasi kardiovaskular dan pernapasan pada pasien ini sangat penting. Di sisi lain, nodul jantung dan nodul paru juga ada, tetapi insidennya relatif rendah, dan sebagian besar laporan penelitian menunjukkan bahwa munculnya nodul tersebut terkait dengan tingkat keparahan artritis reumatoid.
Pembentukan nodul reumatoid masih belum dapat sepenuhnya dicegah, tetapi bagi pasien yang telah didiagnosis artritis reumatoid, penanganan penyakit yang tepat dapat membantu mengurangi pembentukan nodul. Pengobatan yang efektif, berhenti merokok, meningkatkan olahraga, dan memeriksakan diri ke dokter secara teratur adalah kebiasaan baik yang meningkatkan kesehatan.
Mengobati nodul reumatoid bisa jadi sulit karena beberapa obat yang digunakan untuk artritis reumatoid mungkin tidak efektif melawan nodul tersebut. Suntikan steroid topikal dianggap sebagai salah satu pilihan paling efektif untuk mengobati nodul reumatoid saat ini, dan eksisi bedah biasanya hanya dipertimbangkan dalam kasus nekrosis atau erosi kulit.
Seiring dengan semakin mendalamnya penelitian tentang nodul reumatoid dan penyakit terkait, strategi perawatan yang lebih efektif mungkin dapat diberikan di masa mendatang. Namun, benjolan kecil kulit yang tampaknya tidak signifikan ini mungkin mencerminkan masalah kesehatan yang lebih dalam di dalam tubuh Anda. Pernahkah Anda memikirkan sinyal kesehatan yang disampaikan oleh nodul ini?