Di era kesehatan masyarakat saat ini, keberhasilan pemberian vaksin tidak hanya bergantung pada antigen yang efektif, tetapi juga pada penggunaan adjuvan yang efektif. Faktanya, "adjuvan" berasal dari kata Latin yang berarti "membantu" atau "membantu" dan didefinisikan sebagai zat apa pun yang dapat mempercepat, memperpanjang, atau meningkatkan respons imun spesifik antigen. Seiring dengan semakin mendalamnya pemahaman manusia tentang imunologi, para peneliti telah menemukan bahwa banyak stimulan imun yang berasal dari tanaman dapat meningkatkan efektivitas vaksin secara signifikan.
Stimulan imun yang berasal dari tanaman mengaktifkan sistem imun dengan mensimulasikan infeksi alami, sehingga meningkatkan respons imun terhadap vaksin.
Di antara banyak agen tambahan, ekstrak tanaman lebih disukai oleh banyak peneliti karena sumber alaminya. Di antaranya, saponin tanaman dari kulit kayu Quillaia telah terbukti memiliki sifat stimulan imun yang baik. Stimulan imun yang berasal dari tanaman ini dapat lebih meningkatkan respons terhadap antigen tertentu dengan meningkatkan aktivitas sel dendritik, limfosit, dan makrofag.
Efektivitas vaksin tidak hanya bergantung pada kualitas antigen yang diberikan, tetapi juga pada bagaimana adjuvan memengaruhi respons imun intrinsik. Stimulan imun yang berasal dari tanaman dapat meniru pola molekuler yang terkait dengan patogen, sehingga menarik dan mengaktifkan sel imun dalam tubuh manusia. Proses ini disebut presentasi antigen, yang menghubungkan respons imun bawaan dengan respons imun adaptif, sehingga sangat meningkatkan efek imun dari vaksin.
Penelitian vaksin telah menemukan bahwa adjuvan yang sesuai dapat meningkatkan memori imun setelah vaksinasi, yang sangat penting untuk mencegah penyakit menular.
Banyak vaksin menggunakan imunostimulan yang berasal dari tumbuhan untuk meningkatkan efektivitasnya. Misalnya, dalam vaksin Shingrix yang disetujui untuk digunakan pada tahun 2017, adjuvan AS01 yang digunakan menggabungkan saponin Quillaia dengan bahan-bahan lain, yang membuat vaksin bekerja sangat baik dalam hal respons imun. Selain itu, vaksin Mosquirix untuk melawan malaria juga menunjukkan potensi adjuvan yang berasal dari tumbuhan dalam meningkatkan imunitas.
Meskipun imunostimulan yang berasal dari tumbuhan telah mencapai hasil yang luar biasa dalam aplikasi vaksin, penelitian di masa depan masih perlu difokuskan pada keamanan dan efek jangka panjangnya. Melalui penelitian lebih lanjut, para ilmuwan berharap untuk menemukan lebih banyak adjuvan alami yang serupa dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain dan meningkatkan respons imun. Melalui eksplorasi ini, kita mungkin dapat memberikan dukungan yang lebih efektif untuk kebijakan vaksinasi global.
KesimpulanDengan semakin berkembangnya teknologi vaksin, stimulan kekebalan yang berasal dari tumbuhan dapat memainkan peran yang semakin penting dalam penelitian dan pengembangan vaksin di masa mendatang.
Stimulan kekebalan yang berasal dari tumbuhan telah menunjukkan potensinya dalam meningkatkan kemanjuran vaksin. Bagaimana zat alami ini dapat memainkan peran yang lebih besar dalam imunoterapi dan pengembangan vaksin di masa mendatang patut untuk kita pikirkan dan perhatikan secara mendalam.