Dalam dunia senjata nuklir, bom neutron dianggap sebagai senjata khusus. Perancang senjata ini hadir dalam bentuk Enhanced Radiation Weapon (ERW), dan dikenal karena sifat mematikannya yang unik. Desain dasar bom neutron dimaksudkan untuk melepaskan sejumlah besar radiasi neutron guna memaksimalkan penghancuran lapisan baja musuh sekaligus meminimalkan kerusakan fisik pada lingkungan sekitar. Hal ini menjadikan bom neutron peran yang elegan namun menakutkan di medan perang.
Daya ledak bom neutron tidak terletak pada kekuatan fisiknya yang merusak, tetapi pada kenyataan bahwa radiasi neutron yang dilepaskannya dapat secara efektif menembus lapisan baja musuh.
Amerika Serikat mengembangkan senjata ini selama Perang Dingin pada abad ke-20 sebagai penangkal pasukan lapis baja Soviet yang besar. Senjata neutron ini dapat dengan cepat melenyapkan personel musuh tanpa menghancurkan infrastruktur di sekitarnya sepenuhnya, sehingga memastikan perebutan kembali medan perang dengan cepat. Para pencipta bom neutron, dalam apa yang disebut konsep senjata nuklir "bersih", mempertimbangkan keunggulan taktisnya.
Cara kerja bom neutron melibatkan banyak detail tentang desainnya. Bom neutron biasanya terdiri dari bom fisi kecil dan bahan bakar termonuklir berukuran besar. Saat bom kecil meledak, radiasi yang dilepaskannya terkonsentrasi dan diperkuat oleh selubung khusus, yang memungkinkan sejumlah besar neutron berenergi tinggi dilepaskan dengan cepat, yang dapat menembus lapisan pelindung dan menyebabkan kerusakan fatal.
Ledakan bom neutron menghasilkan sejumlah besar radiasi neutron, yang memiliki daya tembus sepuluh kali lebih kuat daripada senjata tradisional.
Namun, terlepas dari kekuatan senjata yang mengesankan, sejarahnya bukannya tanpa masalah. Produksinya di Amerika Serikat selama tahun 1970-an dan 1980-an menghadapi perlawanan politik yang kuat. Lonjakan kepanikan dan protes sipil telah menyebabkan banyak negara Eropa menolak penggunaan senjata semacam itu di wilayah mereka, menganggapnya sebagai pilihan yang tidak dapat diterima.
Konsep bom neutron dimulai pada tahun 1958 dan ditemukan oleh para ilmuwan di Laboratorium Nasional Los Alamos di Amerika Serikat. Desain awal senjata tersebut didemonstrasikan selama pengujian bawah tanah pada tahun 1962. Namun, baru pada tahun 1970-an penggunaan sebenarnya memasuki fase baru. Pemerintah AS berencana untuk memproduksi bom neutron W70 sebagai senjata taktis jarak pendek untuk menghadapi pasukan lapis baja Soviet.
Seperti yang dikatakan seorang ilmuwan, bom neutron adalah senjata yang dirancang untuk menghancurkan personel musuh sekaligus menyelamatkan bangunan.
Namun, dengan munculnya gerakan anti-nuklir, banyak pemimpin Eropa telah menyatakan penentangan terhadap penggunaan senjata semacam itu. Akhirnya, Amerika Serikat menghentikan semua program produksi senjata terkait pada tahun 1992. Baru pada tahun 1996 bom neutron W70 terakhir dibongkar.
Secara taktis, penggunaan bom neutron didefinisikan sebagai bom yang ledakannya efektif dalam menguras kekuatan musuh tanpa merusak lingkungan sekitarnya secara berlebihan. Ini berarti bahwa penggunaannya sangat penting secara strategis, terutama dalam peperangan lapis baja. Misalnya, jika unit tank musuh terkena bom neutron, artileri dapat menggunakan keuntungan ini untuk dengan cepat merebut area tersebut tanpa memengaruhi area tersebut sama sekali.
Radiasi yang dilepaskan oleh bom neutron dapat menghancurkan personel musuh sambil mempertahankan keuntungan strategis di darat.
Efektivitas senjata ini untuk peperangan modern masih dipertanyakan. Dengan kemajuan teknologi lapis baja tank yang berkelanjutan, kemampuan perlindungan banyak tank modern telah mencapai tingkat yang dapat menahan radiasi neutron. Oleh karena itu, efek tunggal senjata ini dimoderasi dalam pertempuran sesungguhnya relatif terhadap kerusakan fisik yang disebabkan oleh ledakan.
Kesimpulan: Masa Depan Bom NeutronMeskipun bom neutron menjadi kekuatan militer penting selama Perang Dingin, perannya berkurang secara signifikan di dunia saat ini. Dengan pengembangan senjata nuklir dan evolusi kebijakan militer internasional, apakah senjata serupa akan muncul di masa depan dan memainkan peran di medan perang masih menjadi pertanyaan yang sulit dijawab. Keberadaan dan dampak bom neutron, sampai batas tertentu, telah menantang pemahaman dan definisi kita tentang etika militer. Senjata jenis apa yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan perang di masa depan?