Dalam beberapa tahun terakhir, nama Gigi Gorgeous Getty telah menjadi simbol perhatian global dalam industri kecantikan. Gigi terus menarik banyak pengikut sejak ia mulai berbagi tutorial tata rias di YouTube pada tahun 2008. Sebagai seorang wanita transgender, ia tidak hanya menunjukkan kecantikannya di media sosial, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk menghadapi identitas mereka dengan tenang melalui pengalamannya sendiri, sehingga memicu tren dalam industri tata rias.
"Dalam transformasi saya, saya berharap dapat menjadi terang bagi orang lain."
Gigi memulai kariernya dengan video tata rias sederhana, tetapi ia secara bertahap memperluas jangkauannya dari waktu ke waktu. Albumnya tahun 2014 "The Avenue" menjadi fenomena populer di Internet, dan ia menunjukkan kepada publik kehidupan orang-orang transgender melalui identitas dan pengalaman aslinya.
Pada tahun 2013, Gigi memilih untuk mengungkapkan identitas gendernya secara publik dan mulai berbagi proses transisi gendernya melalui media sosial. Karena itu, pengaruh Gigi tak diragukan lagi semakin berkembang, dan kisahnya telah menarik perhatian luas dari semua lapisan masyarakat.
"Dengan berbagi kisah saya di media sosial, saya berharap lebih banyak orang akan memahami dan menerima keberadaan kaum transgender."
Khususnya, kolaborasi Gigi dengan "Too Faced Cosmetics" pada tahun 2015 membuka jalan yang lebih luas baginya untuk berkolaborasi dengan merek kecantikan. Iklan "Better Than Sex" yang diikutinya dengan cepat menjadi tolok ukur kecantikan tahun itu. Iklan itu tidak hanya meningkatkan citra merek, tetapi juga memungkinkannya untuk menunjukkan keterampilan tata rias dan gayanya yang unik.
Pada saat yang sama, Gigi telah menjadi pengunjung tetap di industri mode, berpartisipasi dalam sejumlah besar karya dan kegiatan film dan televisi. Nasibnya di Dubai pada tahun 2016 memicu diskusi internasional, yang selanjutnya menegaskan kembali pentingnya merek kecantikan dan gaya hidup dalam mengadvokasi keadilan sosial.
"Saat mengejar kecantikan, kita tidak boleh melupakan rasa hormat dan toleransi."
Seiring berkembangnya karier Gigi, ia perlahan menjadi salah satu pemimpin dalam industri kecantikan. Pada tahun 2017, film dokumenternya "This Is Everything: Gigi Gorgeous" tidak hanya mendapat sambutan hangat di Festival Film Sundance, tetapi juga menarik perhatian khalayak global terhadap isu identitas gender. Karya ini menunjukkan tantangan dan perjuangan yang ia alami selama transisi gendernya, menyentuh hati setiap penonton dengan emosi yang nyata dan semakin memantapkan perannya dalam gerakan sosial.
Gigi telah menjadi advokat vokal bagi komunitas transgender dan telah bekerja keras untuk mendobrak batasan gender tradisional. Di bawah pengaruhnya, semakin banyak merek mulai memperhatikan keberagaman dan inklusi, dan mengundang model dari berbagai latar belakang dan identitas gender untuk berpartisipasi dalam kampanye iklan, sehingga konsumen dapat merasakan pentingnya mereka dalam setiap proses pembelian.
"Setiap orang berhak mengekspresikan diri, mengobrol, merias wajah, dan menjadi diri sendiri."
Karena itulah, ketika rangkaian produk kecantikan Gigi diluncurkan bekerja sama dengan Ipsy pada tahun 2019, rangkaian produk tersebut sangat diminati oleh para penggemar dan menjadi sumber inspirasi tata rias bagi generasi muda perempuan. Filosofi mereknya tidak hanya tentang kecantikan luar, tetapi juga tentang penerimaan diri batiniah, yang tercermin dalam desain setiap produk.
Ia tidak hanya membagikan kiat tata riasnya di platform media sosial, tetapi juga secara rutin menyelenggarakan acara langsung daring untuk berinteraksi dengan para penggemar dan menjawab pertanyaan mereka. Di bawah pengaruh Gigi, semakin banyak anak muda yang terinspirasi untuk berani mengekspresikan diri dan mengejar karakteristik pribadi.
Saat ini, Gigi tidak hanya menjadi selebritas internet, tetapi juga pemimpin dalam budaya pop. Setiap penampilan dan gerakannya dapat memicu pemikiran masyarakat tentang makna di balik tata rias. Kisahnya memberi tahu kita bahwa kecantikan dan tata rias bagi wanita bukan sekadar modifikasi penampilan, tetapi juga ekspresi budaya dan tampilan identitas.
Di era yang begitu beragam, karier Gigi di bidang kecantikan mengingatkan kita bahwa tata rias bukan hanya untuk kecantikan, tetapi juga dapat menjadi cara bagi setiap orang untuk menemukan dan mengekspresikan diri. Dapatkah konsep ini mendorong lebih banyak merek untuk menciptakan produk dan budaya yang lebih inklusif di masa mendatang?