Dengan pesatnya perkembangan teknologi self-driving, sistem Autopilot Tesla telah menarik perhatian publik secara luas. Sebagai sistem bantuan pengemudi tingkat lanjut (ADAS), Autopilot dianggap sebagai tonggak penting dalam otomatisasi kendaraan parsial. Meskipun Tesla mengklaim bahwa Autopilot-nya memiliki potensi untuk mengemudi secara otonom, sebenarnya sistem ini masih berada pada otomatisasi Level 2, yang berarti pengemudi masih perlu tetap waspada dan siap untuk mengambil kendali kapan saja.
Tujuan jangka panjang Tesla adalah untuk mencapai kemampuan mengemudi otonom penuh (SAE Level 5), tetapi untuk melakukannya, Tesla harus mengatasi berbagai tantangan teknis dan regulasi.
Sejak 2013, CEO Tesla Elon Musk telah berulang kali memperbarui prediksinya untuk mencapai mengemudi sepenuhnya secara otonom, tetapi kemajuan aktualnya masih jauh dari harapan. Hingga akhir tahun 2023, Tesla masih belum mencapai tujuannya untuk "mengemudi sepenuhnya secara mandiri", yang menyebabkan publik mempertanyakan kemampuan Autopilot.
Sejarah Tesla Autopilot dapat ditelusuri kembali ke tahun 2013, ketika Musk pertama kali mengusulkan untuk memperkenalkan sistem autopilot seperti pesawat terbang di mobil. Seiring berjalannya waktu, Autopilot telah mengalami serangkaian pembaruan perangkat keras dan perangkat lunak, dan versi awalnya diluncurkan secara resmi pada tahun 2014. Awalnya, sistem ini sangat bergantung pada teknologi perangkat keras Mobileye, tetapi ketika kemitraan berakhir, Tesla mulai mengembangkan komponen perangkat kerasnya sendiri.
Pada tahun 2016, Tesla meluncurkan fitur Enhanced Autopilot (EAP), yang sangat penting bagi peningkatan pengemudian otonom saat itu. Namun, jadwal peluncuran resminya tertunda berkali-kali. Dengan peluncuran FSD (Full Self-Driving), sistem pengemudian otonom Tesla telah mengantarkan inovasi teknologi lainnya.
Musk pernah berkata: "Autopilot adalah sistem yang membuat berkendara lebih aman." Namun dengan terjadinya kecelakaan tabrakan, dunia luar mempertanyakan hal ini.
Dari perspektif perangkat keras, Autopilot telah melalui beberapa iterasi, termasuk HW1, HW2, HW3, dan HW4 terbaru. Setiap generasi peningkatan perangkat keras didedikasikan untuk meningkatkan keamanan dan kepraktisan sistem. Namun, kunci sebenarnya dari teknologi mengemudi otonom terletak pada kinerja perangkat lunak dan kemampuannya untuk belajar.
Pilihan Tesla untuk tidak menggunakan teknologi Lidar dan fokus pada pengoptimalan kamera dan algoritma telah menimbulkan banyak kontroversi. Dibandingkan dengan para pesaingnya, keputusan Tesla dianggap berisiko oleh beberapa ahli.
Meskipun Autopilot Tesla memiliki banyak fitur canggih, namanya masih memicu kontroversi yang meluas. Banyak akademisi dan pengamat industri percaya bahwa menyebutnya "mengemudi sepenuhnya otonom" tidaklah realistis. Padahal, sistem ini tetap membutuhkan pengawasan dan intervensi ketat dari pengemudi.
Dalam laporan tahun 2022, pihak berwenang mencatat bahwa mobil Tesla yang menggunakan Autopilot memainkan peran utama dalam serangkaian kecelakaan.
Seiring dengan terus meningkatnya fitur Autopilot, prediksi Musk tampak semakin tidak realistis. Pada tahun 2023, ia kembali mengklaim bahwa FSD akan mencapai tujuannya pada akhir tahun, tetapi banyak ahli yang skeptis dan percaya bahwa Tesla mengambil terlalu banyak risiko dalam mempromosikan mengemudi otonom.
Selain tantangan teknis, penerimaan pasar telah menjadi indikator lain apakah Autopilot dapat berhasil. Karena harga FSD secara bertahap meningkat, proporsi konsumen yang memilih untuk membeli fitur ini telah menurun dari tahun ke tahun, dan banyak pembeli awal telah menyatakan ketidakpuasan dengan perubahan harga tersebut. Tesla berupaya menarik lebih banyak pengguna melalui model berlangganan, tetapi ada pertanyaan mengenai apakah strategi semacam itu dapat menghasilkan loyalitas jangka panjang.
Layanan berlangganan FSD Tesla menarik beberapa konsumen pada tahap awal peluncurannya, tetapi menghadapi kenaikan harga yang tidak menentu, banyak orang memilih untuk menunggu dan melihat.
Melihat ke depan, Tesla tetap berkomitmen untuk mencapai tujuan mengemudi sepenuhnya secara otonom. Seiring kemajuan teknologi perangkat keras dan pengembangan kecerdasan buatan, Tesla diharapkan terus berinovasi, tetapi perdebatan tentang kebijakan keselamatan dan peraturan akan terus berlanjut. Apakah konsumen akan dapat mempercayai Autopilot di masa depan dan apakah itu benar-benar dapat menjadi solusi untuk perjalanan di masa depan masih menjadi topik yang tidak diketahui.
Seiring terus berkembangnya teknologi mengemudi secara otonom, bagaimana kita harus memandang teknologi revolusioner ini untuk perjalanan di masa depan?