Dalam pengobatan kontemporer, teknologi deteksi berbantuan komputer (CADe) tidak diragukan lagi merupakan alat penting untuk meningkatkan diagnosis dan membantu dokter meningkatkan efisiensi dan akurasi layanan medis. Teknologi ini sudah ada sejak tahun 1950-an, tetapi kemajuan dalam daya komputasi dan algoritma telah memperluas aplikasinya, mengubah wajah diagnostik medis.
Deteksi berbantuan komputer, atau diagnosis berbantuan komputer, menyediakan alat yang sangat baik bagi dokter untuk menafsirkan gambar medis. Baik itu teknologi diagnostik sinar-X, MRI, endoskopi, atau ultrasonik, data gambar yang dihasilkan harus dianalisis dengan cermat oleh tenaga medis profesional. Dalam waktu singkat, mereka perlu menyisir informasi yang terus bertambah jumlahnya untuk mengekstrak informasi kesehatan utama, yang merupakan kekuatan sistem CADe.
Sistem CADe memproses gambar atau video digital untuk mendukung pengambilan keputusan medis dengan menandai struktur abnormal yang signifikan.
Sistem CAD telah menjadi lebih canggih dari waktu ke waktu dan kini dapat secara otomatis mengidentifikasi berbagai lesi, termasuk tumor. Misalnya, banyak pusat pemeriksaan kanker telah menerapkannya pada mamografi, endoskopi usus besar, dan deteksi kanker paru-paru untuk meningkatkan akurasi diagnostik.
Pada akhir tahun 1950-an, munculnya komputer modern mendorong para peneliti di banyak bidang untuk mengeksplorasi kemungkinan sistem diagnostik medis berbantuan komputer. Awalnya, sistem CAD terutama menggunakan diagram alir, pencocokan pola statistik, dan basis pengetahuan untuk mendorong proses pengambilan keputusan. Pada tahun 1970-an, beberapa sistem CAD paling awal mulai muncul, yang sering disebut sebagai "sistem pakar medis." Pengembangan sistem ini tidak hanya mendorong pendidikan, tetapi juga meletakkan dasar bagi sistem CAD di masa mendatang.
Seiring berkembangnya CAD, para peneliti secara bertahap menyadari keterbatasan sistem awal ini dan mulai menggunakan metode penambangan data yang lebih canggih.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, munculnya metode penambangan data memungkinkan sistem CAD menjadi lebih fleksibel dan efisien. Pada tahun 1998, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyetujui peluncuran sistem CAD mamografi komersial pertama, ImageChecker, yang secara resmi membawa sistem CAD ke dalam penggunaan klinis.
Sistem CAD beroperasi berdasarkan teknologi pengenalan pola yang sangat canggih. Dengan memindai sejumlah besar gambar medis, sistem dapat mengidentifikasi struktur yang mencurigakan dan menandainya. Namun, teknologi ini masih menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal data masukan, pemrosesan, dan sistem evaluasi.
Meskipun sistem CAD dapat meningkatkan tingkat deteksi lesi, sistem ini tidak dapat mencapai tingkat deteksi 100% dan dapat mengakibatkan hasil positif palsu (FP).
Saat ini, para peneliti tengah mencari generasi baru algoritma untuk mengatasi kinerja sistem CAD yang buruk dalam skenario seperti berbagai penyakit. Selain itu, desain dan implementasi rekam medis elektronik (EHR) yang efektif sangat penting bagi keberhasilan sistem CAD.
Saat ini, teknologi CAD banyak digunakan dalam diagnosis kanker payudara, kanker paru-paru, kanker usus besar, retinopati diabetik, dan banyak penyakit lainnya. Khususnya dalam mamografi, sistem CAD dapat membantu dokter dalam mengidentifikasi tumor jinak dan ganas, dan dalam skrining kanker paru-paru, sistem CAD sintesis video dianggap sebagai alat bantu yang berharga.
Melalui sistem ini, para profesional medis dapat membuat keputusan diagnostik yang lebih tepat dan meningkatkan kualitas hidup pasien mereka.
Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa meskipun sistem CAD dapat meningkatkan tingkat deteksi penyakit, sistem ini juga dapat meningkatkan risiko positif palsu. Karena alasan ini, semakin banyak rumah sakit yang secara bertahap mengadopsi teknologi baru, seperti pembelajaran mendalam dan pembelajaran mesin, untuk lebih efektif menggabungkan keunggulan sistem CAD dan mengatasi kekurangan awalnya.
Melihat ke masa depan, sistem CAD diharapkan terus memperluas aplikasinya di bidang-bidang seperti patologi digital dan analisis gambar. Meskipun pengembangan teknologi menghadapi tantangan, seperti kemampuan pemrosesan data dan kinerja algoritma, tren masa depan tidak diragukan lagi akan semakin mengintegrasikan sistem CAD ke dalam diagnosis medis sehari-hari.
Pengujian dengan bantuan komputer telah dikembangkan selama lebih dari 40 tahun, dan potensi menggabungkan bidang medis dengan teknologi terus berkembang. Dengan kemajuan teknologi, apakah mungkin untuk lebih meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia dalam perawatan medis di masa depan?